Hadiri Pertemuan Jejaring Layanan TB, Sutiaji Pastikan Kesehatan Warga Terjamin

Konten Media Partner
27 Oktober 2021 16:43 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Wali Kota Malang Sutiaji saat menjadi narasumber dalam pertemuan Jejaring Layanan Tuberkulosis Kota Malang di Regents Park Hotel Malang, Rabu (27/10/2021). (Foto: Pemkot Malang)
zoom-in-whitePerbesar
Wali Kota Malang Sutiaji saat menjadi narasumber dalam pertemuan Jejaring Layanan Tuberkulosis Kota Malang di Regents Park Hotel Malang, Rabu (27/10/2021). (Foto: Pemkot Malang)
ADVERTISEMENT
Wali Kota Malang Drs H. Sutiaji menjadi narasumber dalam pertemuan Jejaring Layanan Tuberkulosis (TB) Kota Malang yang berlangsung di Regents Park Hotel Malang, Rabu (27/10/2021).
ADVERTISEMENT
Sam Sutiaji, sapaan akrab Wali Kota Malang itu dalam sambutannya berharap agar penyakit tuberkulosis dapat tertangani dengan baik.
“Menjadi tugas daerah, yaitu bagaimana kesehatan kita. Kesehatan masyarakat kita terjamin dengan baik dan terfasilitasi dengan baik. Yang kedua terkait dengan pendidikan, dan ketiga infrastruktur,” beber Sutiaji.
Tuberkulosis, lanjutnya, merupakan penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman mycobacterium tuberculosis. Di samping itu, penyakit menular ini menyebabkan kerusakan pada organ tubuh terutama pada paru-paru.
Pertemuan Jejaring Layanan Tuberkulosis Kota Malang di Regents Park Hotel Malang, Rabu (27/10/2021). (Foto: Pemkot Malang)
Gejala dan akibat kuman ini dapat menyebabkan batuk, sesak nafas bahkan dapat menyebar ke tulang, otak dan organ lainnya dan lebih fatal lagi menyebabkan kematian.
Kematian akibat tuberkulosis umumnya karena kegagalan pengobatan, hal ini dipengaruhi oleh kurangnya pengertian mengenai penyakit tuberculosis, pengobatan yang tidak teratur, adanya penyakit penyerta serta kebiasaan merokok, kurangnya gizi penderita dan faktor lingkungan.
ADVERTISEMENT
Adapun, bahayanya penyakit tuberkulosis ini membutuhkan kebersamaan dan berjejaring bersama semua fasilitas kesehatan pemerintah dan swasta yang ada di Kota Malang. Hadir dalam pertemuan ini, puskesmas se-Kota Malang, rumah sakit pemerintah dan swasta, serta klinik di Kota Malang.
Tercatat pasien aktif tuberkulosis di Kota Malang sejumlah 2.200 pasien. Pada tahun 2030 Indonesia mencanangkan Bebas Tuberkulosis.
“Kita masih belum selesai dengan COVID-19, maka tetap waspada,” pesannya di akhir pertemuan.