Konten Media Partner

Menengok Desain Mini Block Office Kota Malang yang Bergaya Kolonial

30 Desember 2020 17:39 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Wali Kota Malang, Sutiaji ketika meresmikan Mini Block Office yang bergaya kolonial. (Foto: Feni Yunsia/Tugu Malang)
zoom-in-whitePerbesar
Wali Kota Malang, Sutiaji ketika meresmikan Mini Block Office yang bergaya kolonial. (Foto: Feni Yunsia/Tugu Malang)
ADVERTISEMENT
Pemerintah Kota (Pemkot) Malang baru saja meresmikan Mini Block Office, Rabu (30/12/12). Terletak di belakang kantor Balai Kota Malang, gedung tersebut nantinya akan menjadi kantor baru bagi sejumlah Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Kota Malang.
ADVERTISEMENT
Ya, ke depan gedung tersebut bakal dipakai untuk Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kota Malang, Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Malang, Badan Keuangan dan Aset Daerah (BKAD) Kota Malang, dan Badan Kepegawaian Daerah Sumber Daya Manusia (BKPSDM).
Wali Kota Malang, Sutiaji menjelaskan, dengan adanya perpindahan kantor OPD itu nantinya akan membuat pelayanan pada masyarakat semakin tertata.
"Kalau untuk gedung (Mini Block Office), orientaisnya memperbaiki layanan masyarakat. Karena yang menggunakan ASN. Nanti kantor-kantor yang masih belum memiliki kantor layak sudah bisa pindah ke sini. Nanti lebih leluasa dan dokumen-dokumennya bisa tertata," ujarnya.
Mini Block Office Kota Malang berlantai 4 berwarna putih bergaya kolonial serupa gedung Balai Kota Malang dan gedung DPRD Kota Malang. (Foto: Feni Yusnia/Tugu Malang)
"Kalau di kantor (BKAD Kota Malang) yang dulu itu semrawut semoga di sini tidak ada yang semrawut lagi. Dan bisa ditata dokumennya. Dan warga nanti kalau menanyakan, misal aset tanah bisa lebih cepat,” lanjut Sutiaji.
ADVERTISEMENT
Di samping itu, gedung berlantai 4 dengan 2 masa bangunan ini memiliki fasilitasnya ruang rapat yang lebih banyak. Sehingga dapat mempercepat kajian-kajian OPD terkait pembangunan Kota Malang.
"Biasanya rapat atau kajian kan di hotel, nanti bisa di sini. Plotingan untuk ruangan rapat ada sekitar 6 sampai 8 ruangan. Jadi makin mempercepat proses kajian. Karena ASN kan juga banyak. Terus dalam sehari bisa 3 sampai 5 kali melakukan kajian. Jadi supaya tidak ada kelambatan lagi untuk pelayanan publik," imbuhnya.
Di samping itu, menurut Kepala DPUPR Kota Malang, Hadi Santoso, ada cerita menarik di balik pembangunan Mini Block Office tersebut. Dirancang langsung oleh DPUPR, tadinya gedung ini direncanakan terdiri dari 8 lantai.
ADVERTISEMENT
"Ini awalnya didesain 8 lantai, tetapi dari pemerhati cagar budaya waktu itu kalau 8 lantai kan melebihi tatanan gedung balai kota. Sehingga kami re-desain untuk jadi 4 lantai 2 masa bangunan. Jadi kapasitasnya tetap sama," bebernya.
Pun, desain gedung yang identik dengan warna putih ini didesain dengan gaya kolonial Belanda. Serupa dengan desain gedung Balai Kota Malang dan gedung DPRD Kota Malang.
"Ya ini kolonial desainnya, termasuk dengan model jendela. Kami sesuaikan dengan gedung depan (balai kota) dan dewan biar seraji saja. Cuma kalau pintunya engga (kolonial) karena kami harus lebih efisien dan efektif agar mudah dipergunakan masyarakat," tandasnya.