Cakra Negara, Sempat Bangkrut Kini Sukses di Kuliner dan Industri Pariwisata

Konten Media Partner
30 April 2021 0:30 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Cakra Negara dengan Taman Pinus Campervan Park di Batu. dok/pribadi
zoom-in-whitePerbesar
Cakra Negara dengan Taman Pinus Campervan Park di Batu. dok/pribadi
ADVERTISEMENT
KOTA BATU - Cakra Negara mulai menekuni bisnis di bidang kuliner dan pariwisata Taman Pinus Family Park sejak kuliah tahun 2009. Bisnis itu dia mulai setelah mengikuti seminar bisnis Cara Gila Jadi Pengusaha.
ADVERTISEMENT
Cakra sapaan akrabnya menceritakan, setelah mengikuti seminar dan kelas bisnis langsung action dengan membuka beberapa bisnis kuliner. Seperti Sate Ponorogo dan Pecel Madiun, sesuai dengan daerah asalnya. Kemudian, Cakra juga menjalankan budi daya jamur tiram. Memanfaatkan lahan di belakang rumah orang tua, sekaligus menjalankan bisnis rental mobil.
"Awalnya berjalan lancar. Namun karena masih minimnya ilmu bisnis yang dikuasai, semakin banyak masalah yang timbul. seperti harga jual jamur yang turun. Harga yang diberikan tengkulak tidak sebanding dengan biaya produksinya," ucapnya.
Tak hanya bisnis jamurnya yang mengalami permasalahan, tetapi juga bisnis rental mobil yang lebih banyak masalahnya. Seperti mobil yang digadaikan, dibawa kabur yang sewa, pembayaran sewa yang macet dan sulit ditagih.
ADVERTISEMENT
"Jadi, nggak cuman permasalahan dalam bisnis jamur tapi juga rental mobil dan yang paling parah unit mobil baru kami dirampok penyewanya. Sopir kami dikalungi clurit dan dibuang di hutan Pasuruan. Untungnya sopirnya masih selamat, tapi unit mobilnya hilang dibawa rampok. Bisnis kulinernya lama-lama juga merosot karena uangnya tersedot untuk menutup minus di bisnis yang lain," ujarnya.
Cakra Negara. dok /pribadi
Hingga akhirnya di tahun 2012 gulung tingkar. Lantaran harus menutup semua bisnis dan harus menanggung hutang sebesar Rp 1,8 Miliar. Karena semua modal bisnisnya berasal dari hutang bank dan leasing. Akhirnya Cakra menekuni bisnis di bidang kuliner dan pariwisata yang merupakan passionnya.
"Karena saya suka kulineran dan suka jalan-jalan, makanya sampai sekarang pun bisnis saya juga masih berkutat di 2 bidang tersebut. Karena menjalankan bisnis yang sesuai passion itu menyenangkan dan membuat kita nyaman," bebernya.
ADVERTISEMENT
Setelah bangkrut Cakra mencoba bangkit dengan berbisnis di bidang properti tahun 2014. Hal ini, dilakukan lantaran di Batu belum ada yang menjual tanah kavling.
"Saya mencoba berbisnis di bidang tersebut berawal dari membantu menjualkan tanah tetangga saya yang saya jadikan beberapa kavling untuk dijual. Jadi bisnis saya kavling tanpa modal. Hanya pakai tanda jadi Rp 5 juta saja. Itupun dari tanda jadi dari customer yang sudah berminat membeli kavling," ungkapnya.
Akhirnya, keberuntungan berpihak pada Cakra sebab hanya dalam waktu 3 bulan 7 kavling habis terjual. Dari hasil penjualan tersebut, Cakra memperoleh keuntungan Rp 270 juta.
"Dari sinilah saya bisa bangkit lagi dan membuat beberapa project lain salah satunya di Jalibar Batu yang kebetulan berbatasan langsung dengan hutan pinus yang dikelola Perhutani. Akhirnya di tahun 2018 saya mendapatkan kerja sama dengan Perhutani untuk mengelola hutan pinus di Jalibar seluas 1 hektar. Saya jadikan sebuah Cafe Tematik dengan nama Cafe Taman Pinus, namun saat itu baru bisa saya eksekusi seluas 1.000 meter saja," bebernya.
Cakra Negara bersama keluarga. dok/pribadi
Cakra terus memperbaharui ilmu bisnis yang didapat bahkan di tahun 2018 dja mengikuti program Meet The Investor di komunitas TDA bertemu dangan Partner Investor yang membantu mengembangkan bisnisnya di Taman Pinus sampai sekarang.
ADVERTISEMENT
"Cafe Taman Pinus kami rebranding menjadi Taman Pinus Family Park, dimana kami ingin menjadikan Taman Pinus jadi sebuah tujuan wisata keluarga di Kota Wisata Batu, yang berawal dari sebuah wisata kuliner, nanti akan dikembangkan menjadi sebuah wisata alam untuk keluarga," katanya.
Saat ini dia, sudah menguasai lahan hutan pinus seluas 3 hektar di Jalibar Kota Batu berdasarkan Perjanjian Kerjasama dengan Perhutani. Sedangkan di akhir tahun 2020 Cakra telah membuka wahana baru yaitu Campervan Park.
"Jadi, wahana baru sebuah camping ground modern dimana kita bisa camping di sebelah mobil Campervan atau mobil pribadi kita dengan fasilitas listrik, air bersih, dan toilet yang lengkap dan terintegrasi dengan Kuliner Park yang sudah ada. Customer tidak perlu khawatir pada saat camping jika tidak ingin repot tinggal pesan makanan di Kuliner Park yang ada," bebernya.
ADVERTISEMENT
Wahana yang dibuat tidak merusak hutan apalagi menebang pohon Cakra hanya memanfaatkan area di sela-sela pohon pinus yang ada.
"Jadi dalam arti lain meningkatkan value hutan dengan membuat wisata tanpa merusaknya dengan harapan bisa meningkatkan juga dampak ekonomi kerakyatan untuk masyarakat di sekitar lokasi. Konsep masterplan pengembangan wisata di Taman Pinus Campervan Park sudah ada, seperti wahana Outbound Activity, Bike Park, Tiny House, dan beberapa wahana keluarga lainnya," ujarnya.
Cakra menambahkan, bahwa saat ini, telah membuka pintu kolaborasi untuk para Investor yang ingin berkolaborasi untuk mengembangkan wisata di Taman Pinus Campervan Park ini sesuai dengan tagline TDA yaitu KolaborAksi untuk Negeri. Dia membagikan tips bisnis diantaranya action, mengikuti komunitas, turunkan ego dan idealisme.
ADVERTISEMENT
Membuat sebuah bisnis, lanjut Cakra, jangan asal berani action saja, tapi pelajari juga seluruh ilmu bisnisnya. Prinsipnya selama kita masih berbisnis, kita juga wajib untuk terus belajar. Meski sudah berpengalaman. Karena yang namanya ilmu bisnis itu terus berkembang seiring berjalannya waktu dan teknologi.
''Ikutlah dalam komunitas bisnis. Seperti saya ikut komunitas TDA (Tangan Di Atas), dari sana saya bisa belajar tentang banyak ilmu bisnis dan saya menemukan partner Investor dan partner bisnis saya juga di komunitas tersebut. Turunkan ego dan idealisme dan berbesar hatilah untuk ber-Kolaborasi dalam bisnis. Karena dengan berkolaborasi bisnis jadi lebih mudah dijalankan dan lebih cepat berkembang," ungkapnya.
Cakra menegaskan, banyak pengalaman terutama 3 poin terpenting selama bergabung dengan komunitas TDA. 3 hal tersebut dengan aktif di komunitas TDA.
ADVERTISEMENT
''Apalagi saat ini sedang ada pergantian kepengurusan di setiap TDA daerah, ikutlah jadi Pengurus. Karena saya menemukan banyak manfaat untuk bisnis saya tadi setelah saya jadi Pengurus di komunitas TDA," pungkasnya.