Kisah Nurhasim, Pemilik Hasz Tailor dan Konveksi: Sejak SMP Jadi Penjahit

Konten Media Partner
21 Mei 2021 17:42 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Nurhasim (kiri). Foto: dok
zoom-in-whitePerbesar
Nurhasim (kiri). Foto: dok
ADVERTISEMENT
MALANG - Nurhasim merupakan pengusaha yang bergelut di bidang tailor dan konveksi dengan merek Hasz Tailor dan Konveksi.
ADVERTISEMENT
Dia mulai menekuni pekerjaan menjahit ketika duduk di bangku SMP, dengan bekerja di salah satu perusahaan. "Sejak lulus SMP, saya sempat off 2 tahun tidak melanjutkan ke jenjang pendidikan lebih tinggi karena keterbatasan biaya," kenangnya.
"Setelah 2 tahun off, skill menjahit saya sudah bagus, kursus baju dan celana. Munculah dorongan dari pihak external keluarga jauh dan internal diri untuk melanjutkan pendidikan ke SLTA. Alhamdulillah Allah beri jalan," imbuhnya.
Seragam dinas produksi Hasz Tailor dan Konveksi. Foto: dok
Setelah lulus SLTA, dia belum tertarik untuk kerja di sebuah perusahaan, meski banyak kesempatan datang. Nurhasim lebih memilih untuk menekuni dan mengembangkan skill menjahit seperti jas, blazer, dan lainnya.
Dalam mengembangkan skill, dia bekerja di beberapa tailor dan konveksi kota-kota besar. Mulai dari Surabaya, Nusadua Bali, dan terakhir di Malang.
ADVERTISEMENT
"Dengan berbekal skill menjahit yang saya rasa cukup, pada tahun 2006 kami mulai memikirkan mendirikan usaha sendiri. Dan pada tahun 2008, kami benar-benar memulai usaha sendiri dari 0. Dan alhamdulillah perlahan-lahan grafik kami terus naik walaupun banyak proses yang harus dilalui," ujarnya.
Selama kurang lebih 10 tahun menekuni usaha, banyak pengalaman yang dia lalui. "Pengalaman manis pahit sudah kami lalui semua. Yang paling diingat saat awal kami memulai usaha, karena belum punya pengalaman di bidang bisnis, pernah tertipu investasi-investasi yang tidak jelas. Bahkan waktu itu kami punya dana cadangan untuk cadangan 6 bulan ke depan, juga kena tipu, masih hutang di saudara," kenangnya.
Ujian lain juga berdatangan. "Seperti anak masuk rumah sakit, waktunya bayar kontrakan, orang tua meninggal. Saat itu sempat benar-benar stress. Sampai sekitar 2 bulan malas melakukan pekerjaan," katanya.
ADVERTISEMENT
Namun di saat itulah, kata dia, Allah telah mempertemukannya dengan orang-orang baik yang banyak memberikan motivasi. Sehingga Nurhasyim menyadari bahwa segala sesuatunya datang dari Allah.
"Saat kami benar-benar pasrah, pertolongan Allah itu nyata dan ternyata itu hanya sedikit ujian kami untuk naik kelas. Alhamdulillah, setelah itu kami ada kerja sama dengan koperasi di Rindam (Resimen Induk Daerah Militer) V Brawijaya. Dari situ kami mulai dikenal sebagai tailor pembuat seragam TNI-AD. Mulailah merambah ke perbankan, seperti BRI, Bank Jatim, BNI, dan koperasi," bebernya.
Setelah bekerja sama dengan beberapa instansi, dia juga menerima pembuatan seragam beberapa universitas di Malang, BUMN, Puskesmas, dan pemerintahan.
Untuk mengenalkan produknya, Nurhasim menggunakan sosial media seperti Instagram @hasz.id dan Website pituabadi.com.
ADVERTISEMENT
Kini, konveksi miliknya telah berkembang dan menerima pesanan kaos, topi, dan lainnya.
"Dengan banyaknya pesanan, ternyata kami harus melalui tahapan proses berikutnya. Proses membangun bisnis yang baik dan pada tahun 2018, bertemulah saya dengan komunitas-komunitas bisnis di Malang, salah satunya TDA," katanya.
Bergabung dengan komunitas TDA Malang sejak tahun 2018, banyak manfaat yang dia peroleh. Mulai jaringan bisnis, mendapatkan mentor bisnis, ilmu pengembangan bisnis, dan lainnya.
Untuk pengembangan bisnisnya, Nurhasim ingin membangun bisnis secara korporasi. "Saat ini kami lagi memulai proses membangun manufakturnya untuk kapasitas yang lebih besar dengan standart produk yang bagus dan marketing digital untuk pengembangan pasar yang lebih luas," inginnya.
Tips bisnisnya adalah berpikir positif. Sebab, tidak ada istilah gagal dalam bisnis, yang ada hanyalah sebuah proses. "Jika terjadi masalah dalam bisnis, jadikan tantangan yang harus selesaikan, hingga kita lulus dan naik kelas," pesannya.
ADVERTISEMENT