news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Kisah Pemilik Lemooin, Usaha Pengolahan dan Penggemukan Sapi di Surabaya

Konten Media Partner
21 Mei 2021 18:01 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Heri Purnomo. Foto: dok
zoom-in-whitePerbesar
Heri Purnomo. Foto: dok
ADVERTISEMENT
SURABAYA - Sejak tahun 2015, Heri Purnomo merupakan pemilik Lemooin, usaha pemotongan sapi, pengolahan sapi, hingga penggemukan sapi.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, dia lebih dulu berkarir di bidang produksi minyak atau Artificial Lift Petroleum Expert.
Namun di tahun 2015, bersamaan dengan harga minyak dunia yang sedang drop dan bisnis minyak sedang tidak bagus, akhirnya dia mencoba untuk belajar berbisnis. "Awalnya buat back up saja. Awalnya biar ada safety net ketika bisnis minyak sedang tidak bagus," jelasnya.
Salah satu produk Lemooin. Foto: dok
"Pada awalnya saya mencoba bisnis FnB yaitu dengan membuka restoran sederhana di Surabaya untuk produk makanan Jepang," imbuhnya.
Omset yang dia peroleh cukup menjanjikan. Namun, karena manajemen yang kurang baik, akhirnya dia mengalami kerugian dan terpaksa tutup satu tahun kemudian. "Saya putuskan tutup," jelasnya.
Tidak berhenti di situ, dia kembali membuat bisnis baru. "Akhirnya saya coba lagi bisnis di bidang lain yaitu furniture. Namun karena keterbatasan akses dan market, akhirnya bisnis furniture saya hentikan," paparnya.
ADVERTISEMENT
Dia sempat ingin berhenti untuk mendalami bisnis, lantaran telah banyak menghabiskan modal. Tetapi, keinginan tersebut diurungkan lantaran masih memiliki motivasi bisnis yang menggebu.
"Sempat vakum 1 tahun, dan tahun 2017 memutuskan membuat bisnis penggemukan sapi," kenangnya.
"Namun seperti bisnis sebelumnya, tentunya banyak trial and error sehingga kerugianpun tidak terhindarkan," imbuhnya.
Pada tahun 2018, dia mulai 100 persen mendalami bisnis di bidang peternakan. "Ibarat kata nanggung, sudah keluar modal banyak, tinggal belajar menata manajemen dan akuisisi market. Pada tahun 2019 saya resmi mendirikan CV," ungkapnya.
Dengan didirikannya CV, menjadi langkah awal legalitas dari usaha yang membantunya untuk menjaring network dan market yang lebih luas.
"Di tahun yang sama, saya membangun sebuah rumah potong hewan bersertifikat halal dan higienis. Hal ini tentu meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap produk dan brand saya," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Seiring dengan berjalannya waktu, dia mulai diversifikasi produk ke produk daging olahan yang bisa mencakup lebih banyak konsumen.
Tips bisnisnya adalah mulailah bisnis dengan segera, jangan takut mengambil resiko dan peluang, dan tidak harus dimulai langsung besar.
"Mulai bisnis segera mungkin ketika ada kemauan, kita selalu bisa start small, bahkan dari garasi rumah yang perlu dikonsep adalah roadmap bisnis mau dibawa kemana visi misinya, lalu kita tinggal ikutin roadmap yang kita buat," pesannya.
"Kalau gagal ya kita koreksi. Semakin kita bisa start early semakin baik. Saat ini kalau gak punya modal bisa kolaborasi sama yang punya modal. Banyak peluang di era saat ini kalau ada kemauan," imbuhnya.
Heri merupakan member komunitas Tangan Di Atas (TDA) sejak tahun 2020. Di TDA, dia mengaku mendapat banyak manfaat. "Menambah network, mendapatkan banyak insight dari teman-teman di TDA, mentor yang rapi dan terjadwal bagus sekali," pungkasnya.
ADVERTISEMENT