Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.99.1
5 Ramadhan 1446 HRabu, 05 Maret 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Konten Media Partner
Presiden TDA 7.0: Komunitas Tangan Di Atas adalah Rumah Pengusaha
26 Juni 2021 17:09 WIB
ยท
waktu baca 3 menitDiperbarui 13 Agustus 2021 14:11 WIB

ADVERTISEMENT
BANDUNG - Meski telah menjadi komunitas bisnis terbesar di Indonesia, dengan jumlah member puluhan ribu orang di seluruh penjuru Indonesia bahkan hingga luar negeri, namun masih ada masyarakat yang belum familiar dengan komunitas Tangan Di Atas (TDA).
ADVERTISEMENT
Oleh sebab itu, Presiden TDA 7.0, Ibrahim Mochamad Bafagih, menjelaskan bahwa komunitas TDA diibaratkan sebagai rumah yang saling mendukung antara pengusaha untuk terus berkembang.
"Banyak yang bertanya ke saya apa itu TDA, bahkan tidak sedikit yang beranggapan TDA itu organisasi murni sosial. Iyaa anggapan itu mungkin benar namun kurang lengkap karena TDA tidak hanya bergerak di bidang sosial dan bisnis saja tetapi banyak bidang," jelasnya.
Saat ini, lanjut dia, TDA telah menyebar di 100 kota di Indonesia dan 6 wilayah di luar negeri dengan beragam orang dan kearifan lokal yang berbeda-beda.
"Keberagaman di TDA itu salah satunya terlihat dari skala bisnisnya. Ada yang masih kategori mikro dengan pendapatan di bawah Rp 300 juta per tahun. Sebaliknya, bahkan ada yang pendapatannya sudah level ratusan miliar per tahun dan mungkin ada juga yang sudah mencapai triliun, untuk yang ini kami menyebutnya Para Gajah di TDA dan mereka ini malu untuk tampil," ucapnya.
ADVERTISEMENT
Meskipun telah memperoleh omset dengan jumlah yang banyak, semua campur menjadi satu di Rumah TDA tanpa ada sekat-sekat. Dalam TDA, kata dia, keberagaman bukan berarti memilah dan memilih siapa teman, namun semakin memperkaya hubungan di Rumah TDA.
"Ada yang unik di TDA, orang yang disegani dan diapresiasi bukan orang yang level bisnisnya besar, namun orang memberikan banyak kontribusi positif di dalam dan di luar Rumah TDA," bebernya.
Baim, sapaan akrabnya, ingin mengenalkan dua figur tersebut. Pertama, Om Rom Doni, saat ini menjabat sebagai Ketua TDA Jakarta Selatan.
"Siapa sih yang tidak kenal brand lokal BIRDIE. Brand ini adalah salah satu besutan dari perusahaan milik Om Doni. Produk-produknya baju dan perlengkapan golf yang sudah banyak tersedia di toko-toko merchandise di lapangan golf di banyak kota di Indonesia," sebutnya.
ADVERTISEMENT
"Dan Birdie ini sudah beberapa kali mengadakan turnamen golf skala nasional," sebutnya.
Kedua, ada Desi Wahyuni, yang saat ini menjabat Direktorat Kerjasama Eksternal TDA Nasional. Wanita ini memiliki apotek lebih dari 10 cabang yang tersebar di kota-kota Sumatera dan Jawa Barat. "Cita-cita beliau ingin memiliki 300 cabang apotek di Indonesia," bebernya.
"Jadi TDA itu, bahasa sederhananya rumahnya entrepreneur yang beragam orangnya, beragam daerahnya, beragam budayanya. Semua mempunyai nilai yang sama yaitu keinginan tumbuh dan berbagi baik berupa materi, ilmu, serta tenaga," pungkasnya.