Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Eksotisme Dunia Bawah Tanah di Moskow
16 Oktober 2018 6:47 WIB
Diperbarui 6 Agustus 2020 13:18 WIB
Tulisan dari A. Gunawan Wicaksono tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Stasiun Metro Mayakovskaya (doc. pribadi/istimewa)
ADVERTISEMENT
“Uvazhaeymye passazhiry, sledyushchaya stantsiya, Novokuznetskaya! (Distinguished passengers, the next station is Novokuznetskaya)!,” suara pria melalui speaker menggema di langit-langit gerbong kereta bawah tanah kota Moskow.
Kereta bawah tanah yang dikenal dengan sebutan Metro pun berhenti. Pintu terbuka. Para penumpang berduyun-duyun keluar, berpencar menuju arah keluar ataupun menyusuri lorong untuk berganti jalur Metro.
Penulis bersama dengan penumpang lainnya yang searah, menaiki eskalator dengan sudut kemiringan sekitar 30 derajat dan kedalaman lebih dari 50 meter, bermunculan ke permukaan, keluar dari stasiun Novokuznetskaya. Pohon-pohon berdaun emas di pinggir pedestrian sepanjang jalan Novokuznetskaya menyapu pandangan.
Rontokan dedaunnya seolah emas yang bertebaran. “Golden autumn (musim gugur emas)” yang indah bagai lukisan di pertengahan Oktober ini menjadikan suhu udara 15 derajat Celcius terasa segar dan hangat.
ADVERTISEMENT
Bayangan mengenai stasiun kereta bawah tanah Metro di kota Moskow yang dikenal se-antero Rusia dengan symbol M, buyar tatkala pengeras suara di kereta commuter line yang penulis tumpangi bergaung, “Stasiun Sudirman!”. Penulis pun berdesak-desakan turun dan mencari moda transportasi lain untuk melanjutkan perjalanan menuju daerah Senayan.
Tanpa bermaksud membandingkan kondisi stasiun di ibukota negeri sendiri yang kini semakin membaik, penulis ingin berbagi cerita mengenai stasiun bawah tanah (Metro) di kota Moskow yang eksotis.
Moscow Metro - ujung tombak transportasi publik di Moskow
Moskow Metro dibangun guna memenuhi kebutuhan transportasi warga Moskow yang tidak mampu lagi terakomodir oleh sistem transportasi darat di permukaan. Pada 6 Januari 1931, Moskow mengalami kemacetan luar biasa dimana pergerakan seluruh kendaraan terhenti. Insiden itu menjadi titik tolak pembangunan jaringan kereta bawah tanah oleh Moscow Metro (BUMN milik Pemerintah).
ADVERTISEMENT
Menurut survey yang dilakukan oleh Pemda Moskow tahun 2016 sekitar 9 juta orang menjadi pengguna Moskow Metro; 7,5 juta orang pengguna sistem transportasi publik darat di permukaan (tram, bus, trolley bus); serta 600.000 orang pengguna taxi. Sebagai ujung tombak transportasi publik di Moskow, sulit membayangkan jika Moskow yang berpenduduk sekitar 12,2 juta orang tidak memiliki layanan Metro.
Dimulai dengan 13 stasiun yang dibuka tahun 1935, warga Moskow kini dilayani oleh 14 jalur yang memiliki simbol warna berbeda dan berkekuatan lebih dari 220 unit stasiun kereta bawah tanah Metro termasuk MCC (Moscow Central Circle - jaringan jalur kereta di permukaan yang terhubung dengan Moscow Metro yang diluncurkan tahun 2016).
ADVERTISEMENT
Benteng Perlindungan saat Perang
Pada periode Perang Dunia II yang di Rusia dikenal dengan the Great Patriotic War, stasiun Metro yang terletak jauh di bawah tanah, berfungsi sebagai tempat perlindungan warga Moskow dari serangan udara Nazi Jerman. Stasiun Park Pobedy yang terletak di kedalaman 84 meter di bawah permukaan tanah merupakan stasiun terdalam di Moskow dan ketiga terdalam di dunia.
Pada periode Perang Dunia II itu kehidupan bawah tanah mulai tumbuh, dimana toko-toko, perpusatakaan, sampai salon pangkas rambut dibuka di stasiun.
Tercatat 217 jabang bayi lahir di stasiun Metro pada masa itu. Tujuh stasiun Metro yang dibangun pada masa PD II yaitu Avtozavodskaya, Paveletskaya, Novokuznetskaya, Semyonovskaya, Partizanskaya, Baumanskaya dan Elektrozavodskaya, seluruhnya dihiasi dengan plakat, "Dibangun pada masa the Great Patriotic War". Stasiun Metro juga menjadi shelter antisipasi serangan bom nuklir pada periode Perang Dingin.
ADVERTISEMENT
Cultural Heritage
Tidak hanya berperan penting dalam melayani transportasi publik dan shelter pada masa perang bagi para Muscovites (warga Moskow), stasiun Metro seolah memiliki dunia dan sistemnya sendiri yang menghubungkan titik-titik konektivitas di kota Moskow dalam pola radial, layaknya jejaring laba-laba yang kompleks.
Keindahannya seolah bersaing dengan dunia di permukaan yang di atasnya terbentang lanskap kota yang dihiasi bangunan berarsitektur tinggi dengan landmark Katedral St Basil dan Kremlin di lapangan merah yang terkenal.
Stasiun Metro Aviamotornaya (doc.pribadi/istimewa)
ADVERTISEMENT
"Bagiku setiap stasiun Metro seperti museum, dengan dekorasi yang unik dan tematik," demikian kesan Julie Ryzhaya, warga Moskow sahabat penulis yang bekerja di sektor migas. Ada stasiun Metro bertemakan Yuri Gagarin di (stasiun Polezhayevskaya), penulis Rusia (stasiun Pushkinskaya dan Dostoevskaya), kutub utara, revolusi, seni kontemporer, dan lain sebagainya.
Bagi Julie, tiga stasiun Metro yaitu Kievskaya, Taganskaya dan Ploschad Revolusi merupakan yang paling menarik karena terkait dengan sejarah dan semangat patriotisme.
Anna Dyurina, sahabat penulis warga St Petersburg yang kini tinggal di Moskow, memilih Novoslovodskaya dengan dekorasi lukisan kaca berwarna-warni sebagai stasiun paling indah di Moskow. Lebih dari itu, stasiun Metro mengingatkan Anna tentang film Moscow Does Not Believe in Tears (1979).
ADVERTISEMENT
Film terkenal yang bercerita mengenai tiga orang wanita muda yang datang dari desa dan mengadu nasib di Moskow, menampilkan stasiun Metro sebagai setting pertemuan karakter utamanya. Film ini memenangkan Oscar untuk Film Berbahasa Asing Terbaik tahun 1981.
Berbeda dengan kedua gadis Rusia di atas, Katya Makanina lebih memandang Stasiun Metro dari fungsinya yaitu sebagai sarana Transportasi. "Dua jam per hari, "ujarnya. Itulah waktu yang sahabat penulis ini habiskan setiap harinya untuk beraktivitas dari rumah ke kantor pp.
Menurut Katya, lagu lawas tahun 1996 dari grup Bravo dengan vokalis Valerie Syutkin yang berjudul "42 minuti" menggambarkan dengan lugas rutinitas warga Moskow yang menghabiskan waktu 42 menit di Metro.
ADVERTISEMENT
Betapa hidup kita berlalu, lewat begitu saja tanpa kita sadari, karena dimakan rutinitas, demikian kira-kira makna lagu itu.
Stasiun Metro Trovarevo (doc. pribadi/istimewa)
Bagi penulis pribadi, stasiun Metro menampilkan sisi lain Moskow bak dunia bawah tanah yang hidup. Di luar hilir mudik para commuters dan fungsi Metro sebagai sarana transportasi dan shelter saat darurat, pilar-pilar kokoh dengan dekorasi seni bercita rasa tinggi yang ditampilkan oleh Stasiun Metro Moskow, seolah membawa kita memasuki dimensi lain yang eksotis dan kaya akan cerita.
ADVERTISEMENT
Dari kisah sejarah revolusi yang terabadikan dalam dekorasi, kehidupan penyair dan pujangga tersohor, istana dengan chandeliers yang menggantung di langit-langit dan pilar penuh ukiran, tampilan seni arsitektur klasik dan kontemporer, sampai ke dunia modern luar angkasa, stasiun Metro kota Moskow menunggu para pengunjungnya berhenti sejenak untuk mengapresiasi dan menikmati keindahannya.