Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Mahalnya Senyum Orang Rusia
3 November 2018 21:04 WIB
Diperbarui 6 Agustus 2020 13:18 WIB
Tulisan dari A. Gunawan Wicaksono tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Katedral St Basil di Lapangan Merah, Moskow (dok. Pixabay)
“Tulislah tentang stereotyping yang tidak benar tentang orang Rusia!" demikian pesan sahabat saya, Natalie Grunina, warga Rusia pengajar bahasa Indonesia, ahli bahasa Jerman dan sedang mengambil Doktoral tentang kesusasteraan. “Ah, ini menarik!” pikir saya.
ADVERTISEMENT
Dobro Pozhalovat (Selamat Datang)
Bagi anda yang pernah berkunjung ke Rusia pasti pernah merasakan kesan bahwa orang Rusia sangar dan angkuh. Tiada senyum terpancar dari wajah petugas imigrasi Rusia tatkala anda tiba di Bandara Domodedovo, Sheremetyevo, maupun Vnukovo di Moskow.
Bandara Domodedovo, Moskow (dok.Pixabay)
”Passport!” Anda pun segera mengeluarkan paspor dan menyerahkannya kepada petugas.
Wajah mereka sangat serius, memeriksa secara teliti paspor dan visa anda. Paspor dan visa anda dibolak-balik, bahkan diperiksa di bawah kaca pembesar jika dianggap perlu. Pemeriksaan yang sedikit lebih lama dari negara-negara lain memang agak membuat stres, panas dingin, dan mungkin sedikit sakit perut bagi yang belum berpengalaman.
Kemudian setelah beberapa saat, petugas membubuhkan stempel, dan anda resmi masuk ke Federasi Rusia dan siap traveling, belajar, ataupun bekerja – sesuai jenis visa anda.
ADVERTISEMENT
Orang Rusia Susah Tersenyum.
Apakah stereotyping ini benar adanya?
Sahabat saya, Katya Makanina --sang penari ulung, saat ditanya apa yang menyebabkan orang Rusia terkesan sulit tersenyum, menunjukkan tautan suatu artikel menarik yang ditulis oleh Joseph Stirpin mengenai 'Senyum dalam Komunikasi Rusia' (https://ruskerealie.zcu.cz/1-6-texty-ulybka).
“Saya sepakat dengan sebagian besar isi artikel ini,” ujar Katya.
Tidak Tersenyum saat Menjalankan Tugas
Menurut Stirpin, tidak biasa bagi orang Rusia untuk tersenyum saat bertugas, atau ketika melakukan urusan yang terkait tanggung jawab. Petugas imigrasi, bea cukai, penjual, pelayan, umumnya tidak tersenyum. Tidak biasa pula bagi para siswa untuk tersenyum di kelas.
Orang Rusia sangat menjaga wibawa seragam yang mereka kenakan. Dan ini diterjemahkan dengan sikap serius. Sangat serius bahkan. Straight face.
Jajaran Pasukan Kehormatan Rusia (dok. pixabay)
ADVERTISEMENT
Dalam perkara di loket imigrasi di atas, tentunya penumpang tidak mungkin mengharapkan disambut dengan senyuman oleh petugas imigrasi di Rusia, dan mungkin di sejumlah negara lainnya di dunia. Just keep calm. Semoga semua lancar dan baik-baik saja.
Apakah Saya Mengenal Anda, atau Anda Sedang Mengolok-olok Saya?
Bagi orang Rusia, tersenyum harus memiliki alasan yang baik yang diketahui orang-orang di sekitarnya. Ada pepatah unik dalam bahasa Rusia yang tidak ada dalam bahasa lain, “Smyekh bez prichiny - priznak durachiny” (Senyum dan tawa tanpa alasan adalah tanda orang bodoh).
Seorang dosen di Rusia pernah menulis keluhan tentang seorang rektor: "Dia mengolok-olok saya. Dia selalu tersenyum ketika saya bertemu dengannya."
Orang Rusia juga tidak biasa tersenyum kepada orang asing atau tidak dikenal, demikian kata Stirpin. Oleh karena itu, menurut Stirpin, umumnya pelayan ataupun saleswoman tidak tersenyum pada pelanggan karena ia tidak mengenal mereka. Tidak biasa bagi orang Rusia untuk secara otomatis menanggapi senyum dari orang yang tidak dikenal.
ADVERTISEMENT
Menurut Natalie, seseorang yang tiba-tiba tersenyum sendiri di atas angkutan umum akan dianggap gila atau kurang waras. Ketika anda beradu pandang dengan orang Rusia yang tidak anda kenal di kereta bawah tanah Metro, Tram, Bus, ataupun Trolley Bus, lalu anda tersenyum atau nyengir, orang Rusia akan menganggap hal itu sebagai ejekan.
Dia juga akan berpikir, “Apakah saya mengenal anda?” Jika ini adalah lawan jenis maka anda bisa dinilai sedang menggoda.
Gadis Rusia dengan stick hockey (dok.pixabay)
Sekitar tahun 2014 saat saya berkunjung ke salah satu toko sepatu di Mal Atrium di Moskow, si mbak pelayan toko melayani dengan ketus dan sama sekali tidak tersenyum. Padahal saya membeli dua pasang sepatu! Apakah karena saya orang asing dan berbahasa Rusia sangat buruk? Wallahu a’lam!
ADVERTISEMENT
Saya berprasangka baik kiranya si mbak pada hari itu sedang mengalami hari yang berat.
Hal ini tentunya berbeda jauh dengan SPG di mal-mal di Indonesia yang sangat ramah dan murah senyum, apalagi misalnya di ITC dengan semboyan “boleya” yang termasyhur. “Boleya kaka! Boleya kaka!” Anda tidak akan menjumpai itu di Moskow.
Namun tidak semua toko di Moskow bersikap ketus seperti demikian. Saya pernah dilayani di toko parfum oleh pelayan yang ramah sekali dan pandai berbahasa Inggris. Walaupun dia tidak pernah tahu apa itu “boleyakaka”.
Orang Rusia hanya mengenal "balalaika" --alat musik sejenis gitar ala Rusia dengan badan gitar berbentuk segitiga.
Kehidupan Keras Masa Lalu
“Sekarang anak-anak muda di Rusia lebih sopan dan lebih banyak tersenyum,” terang Natalie. Penyebabnya adalah karena situasi dalam negeri yang lebih kondusif, menyenangkan, dan lebih banyak kesempatan bagi orang-orang untuk halan-halan, traveling melihat dunia luar.
ADVERTISEMENT
Dahulu pada zaman Uni Soviet (abad ke-20), masyarakat bersikap serius karena kehidupan cukup keras dan ekonomi sulit. Pada zaman itu hanya ada sedikit restoran bahkan ada restoran yang hanya dikhususkan untuk pegawai pemerintah.
Dulu tidak ada kompetisi karena semuanya dikontrol oleh pemerintah. Sekarang para pebisnis berusaha mendapatkan lebih banyak pelanggan. Tidak ada bisnis swasta pada era Uni Soviet.
“Sekarang di Moskow telah muncul banyak kafe dan restoran sehingga kompetisi cukup tinggi. Oleh karena itu, kalau service-nya kurang baik pasti merugi," tegas Natalie.
Kini sudah ada tendensi positif di mana pelayan toko atau restoran perlahan-lahan mulai lebih ramah kepada pelanggan. Tidak ada pilihan bagi toko ataupun restoran untuk tidak memperbaiki layanan. Berbeda pada era Soviet, karena baik atau buruk semua orang pergi ke satu tempat saja karena tidak ada pilihan lain.
ADVERTISEMENT
Musim Dingin yang Panjang
Musim dingin di Rusia biasanya dimulai bulan November dan berlangsung sampai dengan bulan Maret. Tidak kurang dari lima bulan di bawah musim dingin disebut-sebut menjadi salah satu faktor sulitnya orang Rusia untuk tersenyum. Pendapat ini lumayan masyhur.
Berdasarkan pengalaman pribadi, hal ini ada benarnya. Jika suhu sangat dingin, wajah yang tidak terlindung dari udara luar terasa menempel di dalam freezer lemari pendingin. Ujung hidung bisa memerah kedinginan dan otot wajah menjadi kaku.
Dengan demikian, cukup valid jika dinginnya suhu ini menjadi alasan. Suhu terendah di Moskow saat ini biasanya terjadi bulan Januari sekitar -8 derajat Celcius, jauh lebih hangat dari Moskow tahun 1940 yang dapat mencapai -40 derajat Celcius menurut bridgetomoscow. (https://bridgetomoscow.com/curious-fact-moscow-winters)
Suasana musim dingin di lapangan merah, Moskow (doc.pixabay)
ADVERTISEMENT
Kehidupan keras sejak sekian generasi terpapar cukup lama di udara dingin, tidak mudah akrab dengan orang tak dikenal dan budaya serius merupakan beberapa faktor yang dapat menjadi pemakluman sulitnya orang Rusia tersenyum.
Namun bukan berarti orang Rusia sama sekali tidak dapat tersenyum dan tertawa. Tidak hanya dalam rangka memenuhi tuntutan persaingan ekonomi modern, dalam pertemuan resmi pemerintah maupun pertemuan bisnis, di mana rasa saling percaya telah terbangun, senyum, kelakar, dan tertawa bersama bisa dengan mudah tercipta.
Sebagaimana ditunjukkan pada Piala Dunia 2018 di Rusia yang sukses, Rusia berhasil menunjukkan wajah yang ramah dan lebih terbuka terhadap pergaulan antar bangsa. Sahabat saya, Lyuba, menyatakan “semua stereotyping tidak benar, orang Rusia ramah-ramah.” Dan saya setuju dengan dia.
ADVERTISEMENT
Jika anda telah mengenal dan dikenal oleh mereka, maka anda dapat tersenyum dan tertawa bersama.