Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Penjelajah Angkasa dari Baikonur
22 Oktober 2018 1:11 WIB
Diperbarui 6 Agustus 2020 13:18 WIB
Tulisan dari A. Gunawan Wicaksono tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Cosmodrome Baikonur (doc. Flickr – NASA Johnson (public domain))
Misi Vostok 1 Yuri Gagarin
ADVERTISEMENT
“Zazhiganiye (Ignition)!” Para ilmuwan roket dan teknisi yang berada di ruang kontrol bergegas menekan tombol-tombol rumit demi mendengar perintah sang chief designer konstruksi, Sergei Korolev. Mesin roket Vostok-K 8K72K yang membawa wahana antariksa Vostok 3KA-3 (Vostok1) menyala. Semburat api kuning kemerahan berpijar dari bawah roket.
“Pusk (Lift off)!,” Korolev kembali keluarkan perintah.
Di menara luncur pad 1, keempat booster di sisi roket meraung, melepaskan seluruh tenaganya. Api menyembur dari bawah roket. Asap tebal bergulung-gulung putih bercampur cokelat kelam, memenuhi menara dan launching pad 1 di Cosmodrome Baikonur dekat Laut Aral--yang saat itu masih dikenal dengan nama Tyuratam missile range.
“We wish you a good flight. Everything is all right,” ujar Korolev dalam bahasa Rusia. Matanya tajam menatap layar monitor yang menampilkan wajah seorang kosmonot dengan helm bertuliskan CCCP (Soyuz Sovyetskih Sotsialisticeskih Respublik/ USSR).
ADVERTISEMENT
“Poyekhali (Here we go)!,” sahut Mayor Yuri Alexeyevich Gagarin dari dalam wahana antariksa Vostok 1. Diiringi suara menggelegar, roket Vostok-K 8K72K dengan daya dorong 3,894.25 kilo Newton (kN) melesat mengangkasa membawa wahana Vostok 1 di kepalanya, meninggalkan cosmodrome dengan kecepatan 17,500 mph. Waktu peluncuran menunjukkan pukul 06:07 GMT tanggal 12 April 1961. (http://www.astronautix.com/d/details68.html )
Perjalanan Mengorbit Bumi
Kosmonot Gagarin meninggalkan atmosfer bumi, melintasi negerinya ke arah timur laut. Secara bertahap 4 buah booster habis bahan bakar dan terlepas, disusul oleh roket utama yang juga terlepas saat bahan bakar habis. Terhitung 10 menit setelah penerbangan, seluruh roket peluncur Vostok-K 8K72K purna tugas dan terlepas, mengantarkan Vostok 1 ke ruang angkasa.
ADVERTISEMENT
Jalur Perjalanan Vostok 1 (doc. Cornell University Library https://olinuris.library.cornell.edu/olinat50/1961/explore-stars)
Walaupun komunikasi intens terus dilakukan, ground control baru mengetahui bahwa Gagarin sudah mencapai orbit yang stabil pada menit ke-25 setelah peluncuran, tatkala Gagarin melaporkan bahwa ia berada di sisi malam Bumi. Penduduk bumi yang sedang terlelap, tidak mengetahui bahwa Vostok 1 lewat di atas mereka melintasi Samudera Pasifik. Bahkan Amerika Serikat terkesan tidak menyadari adanya wahana antariksa milik Uni Soviet yang tengah mengorbit relatif di atas langit mereka.
Vostok 1 terus melaju menyongsong fajar ke selatan Argentina dan melewati Selat Magellan di Chile, Amerika Selatan, menyambut siraman cahaya matahari pagi di sepanjang Samudera Atlantik bagian selatan. Kemudian, sistem otomatis Vostok 1 menyejajarkan diri dan menyalakan roket retro tatkala sang kosmonot baru saja mengangkasa melewati pantai barat Angola di Benua Afrika. Vostok 1 turun mengurangi ketinggian; menembus masuk kembali ke atmosfer bumi. (sumber: http://www.firstorbit.org/yuri-and-vostok-1 )
ADVERTISEMENT
Menjadi Legenda Hidup atau Pulang Nama
Perjalanan turun Gagarin hampir berakhir fatal karena proses pemisahan modul perlengkapan dari kapsul pendaratan tidak berjalan dengan mulus. Kabel yang menghubungkan keduanya tidak terpisah sesuai rencana. Akibatnya, kedua bagian wahana antariksa Vostok 1 itu mengalami gerakan berputar yang sangat hebat sekitar sepuluh menit saat tengah berada di atas Mesir.
Sejurus kemudian, kabel pengait modul terbakar karena gesekan dengan atmosfer, sehingga wahana kapsul Vostok 1 dapat terpisah. “Semuanya baik-baik saja,”seru Gagarin kepada menara kontrol, walaupun kapsul pendaratan Vostok 1 yang berbentuk bulat tetap berputar hebat dan meluncur turun dengan kecepatan tinggi.
Selama sekitar 10 menit, Gagarin harus menahan gaya gravitasi sebesar 8 G pada proses re-entry ke bumi ini namun ia tetap dalam keadaan sadar. Pengalaman sebagai pilot AU Uni Soviet dan gemblengan pada pelatihan kosmonot di mesin sentrifugal fasilitas militer di Star City membantu mempersiapkan fisik Gagarin mengatasi tekanan gaya gravitasi di ambang batas seperti saat ini.
ADVERTISEMENT
Laksana bola api meteor, modul pendaratan Yuri Gagarin berkobar meninggalkan asap hitam di belakangnya. Berjarak 7 kilometer dari bumi, Yuri Gagarin mengaktifkan kursi pelontar, keluar dari kapsul. Parasutnya mengembang. Sementara pada ketinggian 2.5 kilometer, parasut kapsul Vostok mengembang pula. Gagarin dan kapsulnya mendarat dengan selamat di kota Engels Smelovka di Saratov, Siberia – sebelah barat daya Rusia. (sumber: http://www.firstorbit.org/yuri-and-vostok-1 )
Kapsul Modul Pendaratan Gagarin tersimpan di RKK Energiya Museum, kota Korolev (doc: flickr – Martin Trolle Mikkelsen)
Yuri Alexeyevich Gagarin mengorbit Bumi sebanyak satu kali putaran lebih sedikit, dengan total waktu 108 menit sejak peluncuran sampai mendarat. Ia menjadi manusia pertama yang pergi ke luar angkasa, mengorbit bumi dan pulang dengan selamat. (https://www.bbc.com/news/science-environment-12808771 )
ADVERTISEMENT
Terdapat cerita menarik di mana Pemerintah Uni Soviet telah menyiapkan tiga press release. Dua press release jika misi gagal, dan 1 press release jika misi berhasil. Dengan demikian, Gagarin menyadari sepenuhnya bahwa misi ke luar angkasa itu dapat berakhir dengan kegagalan seperti misi-misi sebelumnya. Atas keberhasilannya itu, Gagarin dianugerahi gelar kehormatan “Pahlawan Uni Soviet” oleh Nikita Kruschev, pemimpin Uni Soviet.
Anna Dyurina, sahabat penulis, memberikan informasi yang menarik bahwa tidak hanya semua orang Rusia tahu siapa Gagarin, melainkan juga "di tiap kota di Rusia ada jalan Gagarin, seperti halnya jalan Lenin."
Monumen Yuri Gagarin setinggi 42.5 meter dibangun dalam rangka Olimpiade Moscow tahun 1980. Monumen berbahan titanium dan berat 12 ton ini terletak di Gagarin Square di jalan Leninsky Prospekt, Moskow (doc.flickr - slavophile)
ADVERTISEMENT
Kawah Candradimuka Kosmonot Rusia
Penggalan film tentang kosmonot Yuri Gagarin itu membekas dalam benak siswa/i Sekolah Indonesia Moskow (SIM) saat keluar dari sinema yang terletak di dalam kompleks Gagarin Cosmonaut Training Center (GCTC) yang berlokasi di Star City, Moscow Oblast, sekitar 44 kilometer dari pusat kota Moskow. Para siswa dan siswi yang selama ini hanya mengenal Yuri Gagarin dari buku pelajaran di sekolah ataupun dari kaos-kaos suvenir yang banyak dijual di Arbat di tengah kota Moskow, kini lebih memahami mengapa Gagarin demikian populer di Rusia.
Kunjungan SIM untuk menjalin persahabatan dan pertukaran budaya dengan ke Sekolah Rusia di Star City menjadi semakin berarti dengan kunjungan ke Pusat Pelatihan Kosmonot Gagarin. Para siswa dan siswi berkesempatan melihat sejumlah prototipe wahana antariksa seperti roket peluncur, stasiun ruang angkasa, simulator, bahkan berjumpa dengan para kosmonot Rusia.
Siswa/i Sekolah Indonesia Moskow (SIM) didampingi Kepala Sekolah dan para guru SIM mendengarkan dengan seksama penjelasan dari tour guide di GCTC yang diterjemahkan oleh Ms Natalie Grunina, guru Bahasa Rusia di SIM. (doc.pribadi/SIM)
ADVERTISEMENT
“Area Militer 26266” yang dibangun pada tahun 1960 merupakan tempat Yuri Gagarin melakukan latihan sebagai kosmonot. Pada tanggal 30 April 1968, instalasi di Star City itu diubah namanya menjadi Gagarin Cosmonaut Training Center (GCTC). Perubahan nama ini dilakukan sebagai penghargaan tertinggi guna mengabadikan jasa Kosmonot Nomor 1 bangsa Rusia itu.
Yuri Gagarin wafat pada tanggal 27 Maret 1968 saat sedang menjalani latihan terbang bersama instruktur Vladimir Seryogin menggunakan pesawat MiG-15 UTI dari Chkalovsky Air Base ke dekat kota Kirzhach. Jasad keduanya dikremasi dan abunya dimakamkan di dinding Kremlin, Lapangan Merah-Moskow.
Prototype MIR (stasiun ruang angkasa Rusia) di Gagarin Cosmonaut Training Center (doc.flickr - John Morissette)
Di fasilitas GCTC ini, mirip dengan proses yang dijalani Gagarin dahulu, para calon kosmonot dipilih dan dilatih untuk melakukan penerbangan dengan wahana antariksa dari berbagai jenis dan menjalankan serangkaian penelitian di ruang angkasa. Latihan antara lain mencakup daya tahan terhadap gaya gravitasi tinggi di mesin sentrifugal, serta kondisi tanpa gravitasi saat berada di ruang hampa udara. GCTC di Star City telah melahirkan sejumlah kosmonot ternama, termasuk kosmonot wanita pertama, Valentina Tereshkova.
ADVERTISEMENT
GCTC juga dikenal tidak hanya di Rusia melainkan di seluruh dunia. Secara rutin, GCTC berkolaborasi dengan badan-badan antariksa AS, Perancis, Jerman, Kanada, Jepang, Uni Eropa dan perusahaan-perusahaan asing produsen perlengkapan teknik ruang angkasa. GCTC dikelola bersama oleh Roscosmos State Corporation dan Russian Aerospace Forces (sumber: http://www.gctc.su/ )
Budaya Teknologi Ruang Angkasa
Lebih dari 55 tahun berselang sejak keberhasilan Yuri Gagarin sebagai manusia pertama ke ruang angkasa. Rusia terus mengembangkan teknologi ruang angkasa dan mempersiapkan para kosmonot untuk bekerja dan melakukan penelitian dari wahana antariksa milik negara maupun di Stasiun Ruang Angkasa Internasional (ISS). Pada wahana antariksa Rusia yang menjadi bagian dari ISS, hampir dapat dipastikan terpajang foto Yuri Gagarin.
Postcard Yuri Gagarin (doc.flickr - straubted)
ADVERTISEMENT
Tatkala ditanya tentang kesan mengenai Kosmonot Rusia, para sahabat penulis menyiratkan rasa bangga yang mendalam. Menurut Lyuba Ponomarenko, "Semua orang Rusia senang pada Yuri Gagarin." Irina Khatuntseva menyatakan, "Kami bangga bahwa kami adalah yang pertama ke luar angkasa!" Irina menambahkan bahwa terdapat banyak museum terkait kosmonot dan aeronautica di beberapa kota di Rusia.
Lebih dari 15 museum mengenai Kosmonot dan Ruang Angkasa tersebar di sejumlah kota di Rusia. Di wilayah Moscow Oblast, tidak hanya berdiri GCTC di Star City, namun juga terdapat Tsiolkovsky State Museum of the History of Cosmonautics di Kaluga. Di kota Moscow sendiri terdapat Monument to the Conquerors of Space di taman VDNkH yang berbentuk roket yang melesat meninggalkan jejak asap. Monumen tersebut memiliki tinggi 110 meter. Tidak jauh dari monumen tersebut terdapat museum yang menampilkan replika roket dan baju kosmonot.
Monument to the Conquerors of Space di taman VDNkH (doc.pribadi/istimewa)
Replika roket dan pesawat antariksa di VDNkH (doc.pribadi)
ADVERTISEMENT
Selain wilayah Moskow Oblast, kota Korolev yang berjarak kurang lebih 1200 km di tenggara Moskow juga memiliki RKK Energiya Museum. Di tempat ini tersimpan kapsul asli dari Vostok 1 yang ditumpangi Yuri Gagarin, kapsul Vostok 6 yang ditumpangi Valentina Tereshkova - wanita pertama yang pergi ke ruang angkasa, kapsul Voskhod 2 di mana spacewalk pertama kali dilakukan oleh Aleksei Leonov, dan kapsul Soyuz 19 yang digunakan pada Proyek Percobaan Apollo-Soyuz.
Adapun Samara, sebuah kota yang berjarak 1050 kilometer (1,5 jam penerbangan dari Moskow ke arah Timur), juga memiliki Samara Space Museum. Pusat teknik roket Progress, produsen roket booster bagi Rusia, berlokasi di Samara. Roket yang diletakkan pada wahana antariksa Vostok yang digunakan Gagarin untuk menembus angkasa dan mengorbit bumi, juga dibuat di Samara. Sah-sah saja ketika Samara menisbatkan diri sebagai Ibu Kota Ruang Angkasa.
ADVERTISEMENT
Peluncuran bersejarah penjelajah angkasa Yuri Alekseyevich Gagarin dari Cosmodrome Baikonur telah meninggalkan legacy besar. Tidak hanya tanggal 12 April diperingati di Rusia dan sejumlah negara bekas Soviet sebagai Hari Kosmonotika, lebih dari itu launching pad 1 di Cosmodrome yang digunakan Gagarin masih tetap berfungsi dan kerap digunakan sebagai peluncur roket-roket misi luar angkasa Rusia. "Kosmonot merupakan salah satu profesi yang sangat dihormati," menurut sahabat penulis, Natalie Grunina.
108 menit yang berharga dari hidup Gagarin telah diterjemahkan menjadi Pusat Pelatihan Kosmonot Gagarin, pabrik roket, pengembangan teknologi ruang angkasa, museum-museum yang tersebar di seantero Rusia, dan lain sebagainya. Gagarin tak pernah mengira bahwa perjalanannya mengorbit bumi telah mentransformasi teknologi ruang angkasa menjadi budaya yang tak terpisahkan dari kehidupan bangsanya.
ADVERTISEMENT