'Winter is Coming' ala Rusia

A. Gunawan Wicaksono
Pernah bertugas di Moskow, Federasi Rusia dan saat ini mengabdi di Kemlu.
Konten dari Pengguna
18 November 2018 9:50 WIB
comment
14
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari A. Gunawan Wicaksono tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
'Winter is Coming' ala Rusia
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
ADVERTISEMENT
Mas bro, di Rusia sekarang sudah musim dingin ya?" tanya salah seorang teman karibku.
“Seharusnya sih iya!” sahut saya, yang langsung teringat status Facebook beberapa sahabat yang tinggal di Rusia, di antaranya FB Kang Panca Syurkani “Oncenk”.
Suhu sudah mencapai -3 derajat Celsius di Moskow. Sudah masuk musim dingin, tapi tetap ada matahari,” demikian info Kang Oncenk.
Dia mengenakan kostum musim dingin lengkap dengan parka (jaket) berwarna merah plus kupluk dan syal. Video clip yang diunggah di FB tanggal 13 November 2018 itu ditutup dengan shoot gambar stalaktit es runcing yang terbentuk dari kucuran air yang membeku saat keluar dari pipa.
Brrr! Dingin.
Namun, bagi sahabat saya warga Moskow, Irina Khatuntseva, saat ini (17 November) belum masuk musim dingin. “Ini masih musim gugur,” ujarnya. “Salju belum turun.”
ADVERTISEMENT
Nah loh.
Sebenarnya, ada tidak sih tanggal resmi periode musim dingin?
“Ada!” menurut Katya Makanina. Zima atau Musim dingin dalam bahasa Rusia, resminya berlangsung dari tanggal 1 Desember sampai dengan 31 Mei.
Well…
Dengan demikian, apakah Kang Oncenk keliru? Tidak juga. Kang Oncenk adalah orang Indonesia seperti saya. Suhu minus 3 di bawah 0 derajat Celcius itu, untuk kita ya dingin, Bos. Asli. Jika tidak berpakaian dengan proper, sesuai dengan cuacanya ya.. wassalam.
Jika saat ini belum benar-benar masuk musim dingin menurut standar Rusia, bagi orang Indonesia yang tinggal di sana, musim dingin telah tiba. Jadi untuk mendamaikan hal ini, setidaknya, winter is coming.
Saya jadi teringat kembali saat kami tinggal di Moskow. Pada kisaran tahun 2015 di bulan ini juga, sudah beberapa hari udara terasa dingin. Jendela-jendela besar dengan pelapis insulator di apartemen lantai 5 di Jalan Kaluzhskaya Ploschad yang kami tempati, ternyata mampu ditembus oleh hawa dingin yang menyelinap masuk diam-diam di malam hari.
ADVERTISEMENT
Suhu sudah turun, tapi heater sentral di apartemen tidak kunjung dinyalakan. Konon pengelola apartemen memiliki protap untuk menunggu suhu di luar turun ke titik tertentu, baru heater sentral dinyalakan. Alhasil, kami hanya mengandalkan heater portable untuk menghangatkan kamar.
'Winter is Coming' ala Rusia (1)
zoom-in-whitePerbesar
Heater portable ini dapat ditemukan dalam berbagai jenis dan ukuran. Ada yang berupa rangka baja dengan lempengan-lempengan serupa sirip ataupun pipa bergelung. Terdapat pula heater yang berbentuk seperti accordion, kumparan panas, kipas angin, dan lain-lain. Heater berbentuk kipas angin biasanya mengeluarkan bau gosong. Ini kemungkinan karena hawa panas yang menyembur memanaskan kisi-kisi komposit karbon di sisi belakang kipas.
Hampir sepekan berselang, rasa dingin mulai tak tertahankan.
ADVERTISEMENT
Musim Dingin Rusia dan Hancurnya Bala Tentara Napoleon Bonaparte
Sekilas berkelebatan bayangan modar-nya ratusan ribu pasukan Grande Armee Napoleon Bonaparte saat berusaha menginvasi Rusia tahun 1812. Perlengkapan musim dingin yang kurang memadai, terputusnya rantai pasokan logistik, serta perlawanan patriotik dari pihak Rusia menyebabkan Napoleon menghentikan invasinya dan menarik diri dari Rusia.
'Winter is Coming' ala Rusia (2)
zoom-in-whitePerbesar
Konon, dari 680.000 orang pasukan Grande Armee, hanya tersisa kurang dari 27.000 prajurit. Sebanyak 380.000 orang prajurit Napoleon tewas, dan 100.000 orang tertangkap. (Sumber: wikipedia mengutip dari The Wordsworth Pocket Encyclopedia, page 17, Hertfordshire 1993)
Karena tidak tahan dingin dan tidak ingin bernasib sama seperti pasukan Napoleon… (lebay banget), kami pun menghubungi jujurni (petugas administratif penjaga apartemen] yang ternyata juga menghadapi keluhan yang sama dari para penghuni yang bukan berasal dari benua Eropa.
ADVERTISEMENT
Tak lama berselang, heater sentral pun dinyalakan oleh pengelola apartemen dan kami dapat menikmati malam-malam musim dingin dengan nyaman dan beradab.
Musim dingin Rusia tidak hanya mampu mengubur upaya invasi Napoleon maupun Nazi Jerman. Cuaca ini juga memiliki sisi yang fun dan menyenangkan. Apa saja aktivitas yang bisa dilakukan pada musim dingin di negerinya Masha and the Bear ini? Mari kita tengok beberapa di antaranya yang bisa dilakukan di Moskow.
GUM-Yarmarka
GUM, department store besar di depan Lapangan Merah Moskow saat musim dingin biasanya menyelenggarakan GUM-Yarmarka (GUM-Fair). Selayaknya bazaar perayaan Natal, selain panggung hiburan yang menampilkan musik tradisional, carrousel (komidi putar), terdapat pula beragam stand.
Stand-stand ini menjual suvenir ala Rusia dan pernak-pernik Natal, serta beraneka makanan seperti gingerbread, fretzel ponciki (donat), dan makanan khas Rusia seperti bliny dan pilmeniy. Bliny merupakan pancake yang biasanya dapat diisi tvarog (semacam keju), bisa ditaburi madu, berbagai jenis selai, bahkan bisa juga diisi dengan daging.
ADVERTISEMENT
Sementara pilmeniy serupa dumpling/pangsit rebus ukuran besar yang biasanya berisi daging cincang sapi, kambing, babi ataupun ikan.
'Winter is Coming' ala Rusia (3)
zoom-in-whitePerbesar
Sejumlah stand menjual minuman panas khas musim dingin, Sbiten. Minuman asli Rusia ini berbahan dasar madu yang dicampur dengan rempah-rempah, air, dan selai. Umumnya Sbiten non-alkohol.
'Winter is Coming' ala Rusia (4)
zoom-in-whitePerbesar
Ada pula Glintwein, minuman alkohol berbasis wine yang diberi potongan orange. Minuman ini cukup populer dengan nama berbeda di Inggris (mulled wine), Jerman (gluhwein), dan Swedia (glogg), serta negara-negara Nordik lainnya.
'Winter is Coming' ala Rusia (5)
zoom-in-whitePerbesar
Ice-Skating
Pengunjung Lapangan Merah bisa menikmati bermain ice-skating di GUM-Katok (ice rink) saat musim dingin.
'Winter is Coming' ala Rusia (6)
zoom-in-whitePerbesar
Foto: Pengunjung bermain ice-skating di GUM-Katok, Lapangan Merah. Tampak sebelah kanan GUM department store, sementara bangunan merah di hadapan adalah Museum Sejarah Negara (Dok. Pribadi/Istimewa)
ADVERTISEMENT
Lapangan merah Kremlin disulap menjadi arena ice-skating yang dapat menampung 450 orang sekali jalan. Untuk tahun ini, GUM-Katok buka pada tanggal 30 November – 28 Februari 2018 dari pukul 10:00 sampai dengan pukul 20:00, dengan lama permainan 1 jam, dan di sela 30 menit untuk pembersihan lapangan.
Bermain ice-skating sembari melihat indahnya Lapangan Merah yang dikelilingi Istana Kremlin, St Basil Cathedral, Museum Sejarah Negara, dan supermarket GUM yang megah sangat menyenangkan.
Terkadang arena es ini dibuka lebih awal sebelum jam buka resmi, guna memberi kesempatan bermain gratis bagi anak-anak.
Di tempat ini pengunjung dari beragam usia, dari balita sampai manula, bermain ice-skating dengan riang. Dengan tiket masuk untuk anak-anak RUB 250 dan dewasa RUB 350, sepertinya cukup terjangkau karena tempat ini selalu padat pengunjung. Pengunjung umumnya memilih untuk menyewa sepatu ice-skating di tempat.
ADVERTISEMENT
Wahana ice-skating menjamur di seluruh penjuru kota tatkala musim dingin tiba. Hampir semua mall besar di Moskow menyediakan indoor-ice skating.
Namun, tampaknya sebagian besar warga Moskow lebih memilih ice-skating di udara terbuka. Tidak hanya di Lapangan Merah, Gorky Park, taman yang terkenal di Moskow juga menyulap area pejalan kaki di taman menjadi arena es yang luas.
'Winter is Coming' ala Rusia (7)
zoom-in-whitePerbesar
Ber-ice-skating-ria di Gorky Park sambil mendengarkan lagu Wind of Change dari grup band lawas Scorpions, dengan earphone bluetooth yang terhubung ke hape sudah pasti asyik tiada duanya.
“I follow the Moskva, Down to Gorky Park, Listening to the wind of change…”
Mantap jiwa!
ADVERTISEMENT
Kataniye se Gorki (Meluncur dari Bukit/Bermain Perosotan)
Ini hiburan yang sederhana dan banyak tempat gratis. Biasanya orang mencari taman dengan kontur bukit atau daratan yang lebih tinggi yang pasti tertutup salju saat musim dingin. Permainan ini bisa dilakukan menggunakan peralatan sederhana seperti ban karet, papan plastik cekung, ataupun menggunakan kereta luncur salju berbahan kayu dengan kaki depan melengkung ke atas, yang di Rusia dikenal dengan sebutan sanki.
'Winter is Coming' ala Rusia (8)
zoom-in-whitePerbesar
Balita biasanya ditarik oleh orang tuanya meluncur di atas sanki.
'Winter is Coming' ala Rusia (9)
zoom-in-whitePerbesar
By the way, tidak ada keharusan untuk memakai alat bantu itu semua. Anda juga dapat meluncur dengan bermodalkan bokong saja. Beberapa tempat yang berbayar menyajikan perosotan es buatan dengan ketinggian yang asyik untuk meluncur.
'Winter is Coming' ala Rusia (10)
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Do you want to build a snowman?
Memiliki negara dengan salju yang melimpah saat musim dingin, tidak lengkap rasanya tanpa membuat boneka salju. Taman-taman yang banyak tersebar di tengah kota ataupun pinggiran kota, bahkan halaman apartemen yang tertutup salju, menjadi ajang bagi orang-orang, baik dewasa ataupun anak-anak, untuk berkreasi membuat boneka salju dalam berbagai bentuk dan ukuran.
'Winter is Coming' ala Rusia (11)
zoom-in-whitePerbesar
Dimulai dari bagian dasar, bongkahan demi bongkahan dibentuk menjadi boneka salju. Biasanya bagian kepala akan dihiasi dengan wortel sebagai hidung, sementara tangan dibentuk dari ranting-ranting pohon. Aktivitas yang kreatif, seru, sekaligus menghangatkan hati.
'Winter is Coming' ala Rusia (12)
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
“Asik banget Bro, mantap! Oiya, gimana dengan aktivitas skiing, mancing di frozen lake dan Banya (sauna) ala Rusia, which is, ciri khas di sana saat winter? Ada juga kan?” tanya teman saya yang lain dengan gaya anak Jaksel.
“Siap! Aktivitas itu lebih seru dilakukan di luar kota. Jika ada sumur di ladang, Insya Allah kita ulas pada tulisan berikutnya.”
-- bersambung--