Konten dari Pengguna

‘Winter is Coming’ ala Rusia (Bagian 2): Chukotka

A. Gunawan Wicaksono
Pernah bertugas di Moskow, Federasi Rusia dan saat ini mengabdi di Kemlu.
21 November 2018 0:35 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:05 WIB
comment
7
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari A. Gunawan Wicaksono tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
‘Winter is Coming’ ala Rusia (Bagian 2): Chukotka
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
“Musim dingin di Rusia itu dimulai tanggal 1 Desember dan berakhir 28 Februari, bukan 31 Mei!,” demikian whatsapp Katya Makanina setelah membaca tulisan saya di kumparan yang berjudul ‘Winter is Coming’ ala Rusia. “Itu musim dingin yang panjang sekali!,” lanjut sahabat saya. Wakk!
Tak lama berselang, Anna Dyurina juga menyampaikan pesan yang sama. Sambil berkelakar, dia menambahkan bahwa di Saint Petersburg, kota kelahirannya, bulan Mei bisa saja masih terasa dingin, walaupun secara resmi Musim dingin sudah usai.
Astaghfirullah! Modiar! Saya salah kutip data. “Izvinitye (mohon maaf)!”
Demi menghindari dikejar-kejar oleh beruangnya Marsha, pada kesempatan ini saya cantumkan koreksi dari Katya tentang periode resmi Musim dingin dan tiga Musim lainnya di Rusia, sebagai berikut:
ADVERTISEMENT
Summer : 1 Juni – 31 Agustus
Autumn : 1 September – 30 November
Winter : 1 Desember – 28 Februari
Spring : 1 Maret – 31 Mei
Setelah sebelumnya kita membahas kegiatan Musim dingin warga Rusia di Moskow, pada kesempatan kali ini kita akan ulas hal yang unik yang orang lakukan pada Musim dingin di luar kota Moskow, tepatnya di ujung paling timur Rusia.
Berpetualang ke Chukotka
‘Winter is Coming’ ala Rusia (Bagian 2): Chukotka (1)
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Bicara tentang Musim dingin, saya jadi teringat dengan Natalia Slugina, sahabat saya warga Rusia yang bekerja di Pemda Chukotka. Natalia sangat ramah dan merupakan pejabat Chukotka yang sangat membantu dalam urusan terkait penanganan musibah kapal tenggelam di Selat Bering pada akhir tahun 2014.
Sebagai catatan, Chukotka terletak di bagian paling ujung ke arah Timur Laut dari wilayah Timur Jauh Rusia yang berhadapan dengan Alaska, Amerika Serikat.
Chukotka merupakan salah satu tempat yang paling terisolasi di muka bumi ini dan memiliki wilayah tundra yang sangat luas. Chukotka berbatasan dengan tiga wilayah Rusia lainnya yaitu Sakha (Yakutia) di sebelah Barat, serta Magadan Oblast di sebelah Barat Daya dan Kamchatka di sebelah Selatan.
ADVERTISEMENT
Ketika pekan lalu saya tanyakan tentang suhu udara di Chukotka, Natalia menjawab dengan mengirimkan tautan sebuah artikel per 17 November yaitu: https://prochukotku.ru/20181117/7447.html dengan headline berjudul “Ramalan Cuaca di Chukotka untuk tanggal 18 November.”
Artikel menyebutkan bahwa suhu udara pada 18 November 2018 mencapai 40 degrees frost (minus 40 derajat Celcius) di bagian kontinental Chukotka.
Suhu ini bervariasi di berbagai tempat di wilayah Chukotka dengan rentang antara minus 20 sampai dengan minus 25, minus 30 sampai dengan minus 35, ataupun minus 10 sampai dengan minus 15. Suhu di pantai sebelah Timur “tidak begitu dingin”, hanya berkisar dari minus 0 sampai minus 5 derajat Celcius.
‘Winter is Coming’ ala Rusia (Bagian 2): Chukotka (2)
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Adapun di Anadyr, ibukota Daerah Otonom Chukotka, suhu pada siang hari mencapai 0 sampai dengan minus 2 derajat Celcius dan di malam hari berkisar minus 4 sampai dengan minus 6 derajat Celcius.
Dengan kecepatan angin utara sekitar 3-8 meter/detik dan hujan salju ringan berkekuatan 9-14 meter/detik, tentu menambah suhu udara terasa semakin semriwing dan menggigit.
Tidak heran logo Daerah Otonom Chukotka adalah beruang kutub, yang memang hidup di sana dan mampu bertahan hidup di cuaca dingin yang ekstrem.
‘Winter is Coming’ ala Rusia (Bagian 2): Chukotka (3)
zoom-in-whitePerbesar
Chukotka dan Alaska
Anda ingat Sarah Palin, mantan Gubernur Alaska yang pernah mendampingi bakal calon Presiden AS alm. John McCain dari Partai Republik pada Pemilu Presiden AS melawan Barack Obama? Sarah Palin pernah menyatakan bahwa Rusia demikian dekat dari Amerika Serikat sampai-sampai dirinya dapat melihat Rusia dari halaman belakang rumahnya di Alaska.
ADVERTISEMENT
Walaupun pernyataan itu menimbulkan perdebatan dan kontroversi, tapi secara geografis bagian Rusia yang dimaksud itu kemungkinan adalah Chukotka.
Kedua wilayah ini, Chukotka dan Alaska dihubungkan oleh Selat Bering. Menurut Natalia, penduduk asli Chukotka dan Alaska di kawasan Selat Bering bisa saling berkunjung tanpa visa (free visa).
Di wilayah Chukotka, Rusia, tinggal suku Chukchi (salah satu suku Arctic). Adapun di Alaska tinggal penduduk asli yang terbagi dalam lima kelompok besar, yaitu Aleut, Eskimo Utara (Inupiat), Eskimo Selatan (Yuit), Indian Dalam (Athabascan) dan Indian Pantai Tenggara (Tlingit dan Haida. (sumber: Harriman Expedition Retraced, mengutip dari The Native People of Alaska by Steve J. Langdon, published by Greatland Graphics, Anchorage, 1978).
ADVERTISEMENT
Penerbangan Melompati Waktu
Bagi warga Rusia yang tinggal di Chukotka ataupun warga AS yang tinggal di Alaska yang ingin saling berkunjung biasanya menggunakan penerbangan charter, mengingat belum adanya penerbangan reguler. ”Penerbangan charter Chukotka – Alaska hanya butuh 1 jam saja,”terang Natalia.
Bagi penumpang pesawat terbang dari Alaska ke Chukotka, maka dia harus memajukan jamnya sebanyak 20 jam. Sementara untuk sebaliknya, penumpang harus memundurkan jamnya 20 jam lebih lambat. Sebagai contoh, tanggal 1 Mei pukul 10 pagi di Nome, Alaska adalah tanggal 2 Mei pukul 6 pagi di Provideniya, Chukotka. (sumber: http://www.beringair.com/russian-travel/)
‘Winter is Coming’ ala Rusia (Bagian 2): Chukotka (4)
zoom-in-whitePerbesar
Hanya 1 jam waktu penerbangan Chukotka-Alaska, namun saat tiba di tujuan, penumpang sudah berada 20 jam di depan atau 20 jam di belakang. Ini adalah time travel yang sesungguhnya.
ADVERTISEMENT
Lokasi Terbitnya Matahari
‘Winter is Coming’ ala Rusia (Bagian 2): Chukotka (5)
zoom-in-whitePerbesar
Ketika bertualang ke Chukotka, anda bisa mengunjungi monumen Meridian ke-180 yang dikenal pula dengan sebutan Polar Meridian, yang menandai awal dan akhir dari Lingkaran Kutub (180 derajat). Menurut perjanjian internasional, hari baru dimulai disini. (sumber:http://fareaststreet.ru/en/regions/chukotskiy/)
Monumen ini merupakan perbatasan International Date Line (Garis Penanggalan Internasional), di mana hari baru dimulai dan hari kemarin berakhir. Jika anda melangkah dari monumen Polar Meridian ke arah Timur, maka anda kembali ke hari kemarin. Menarik ya.
Meridian ke-180 ini jika ditarik terus ke arah Selatan maka akan melewati wilayah Rusia, AS, Kiribati, Fiji, dan Selandia Baru secara zigzag. Dengan demikian, setidaknya bagi orang Rusia, Chukotka adalah lokasi terbitnya matahari dan dimulainya hari baru.
ADVERTISEMENT
Suku Chukchi dan Aktivitas Khas Penduduk Chukotka
“Selain ke Polar Meridian, apa lagi yang biasa orang lakukan di Chukotka saat musim dingin?,” tanyaku.
“Mereka bisa melihat beruang kutub, rusa kutub, naik kereta husky, memancing, berburu, serta ke festival tradisi penduduk asli (suku Chukchi). Cruise dengan perahu di laut juga bisa dilakukan,”jawab Natalia.
"Kruto! (kereeeen)," sahutku.
‘Winter is Coming’ ala Rusia (Bagian 2): Chukotka (6)
zoom-in-whitePerbesar
Merupakan hal yang wajar bagi masyarakat Chukchi untuk menggembala ataupun beternak rusa kutub. Mereka dapat bertahan hidup di tempat bersuhu ekstrem ini antara lain karena mereka memakai pakaian dan tebal dari bulu binatang khas kutub. Selain itu, mereka pun menyesuaikan makanan dengan keadaan alam dimana mereka tinggal.
ADVERTISEMENT
Makanan utama bagi orang Chukchi daratan adalah masakan yang terbuat dari daging, otak, sumsum, usus bahkan darah rusa kutub. Adapun bagi suku Chukchi pesisir, makanan utamanya berasal dari walrus, singa laut, ikan paus dan rumput laut. Kedua suku ini memiliki persamaan dalam hal makanan. Baik suku Chukchi daratan atupun pesisir sama-sama menyantap ikan beku dan daun-daunan serta umbi-umbian.
‘Winter is Coming’ ala Rusia (Bagian 2): Chukotka (7)
zoom-in-whitePerbesar
Biasanya para grup pelancong akan berupaya menemukan kemah tinggal para penggembala rusa kutub di tundra, ketimbang melihat rusa kutub di peternakan. Mungkin karena lebih natural. Konon para penggembala ini bergerak nomaden mengikuti kemana arah rusa kutubnya berpindah untuk mencari makanan di bawah timbunan salju.
ADVERTISEMENT
Selain itu, pemandangan mengendarai kereta yang ditarik oleh anjing husky umum ditemui di daerah tempat tinggal masyarakat Chukchi. Mereka tinggal di dalam tenda yang disebut dengan “Yaranga."
‘Winter is Coming’ ala Rusia (Bagian 2): Chukotka (8)
zoom-in-whitePerbesar
Sahabat saya, Natalia Slugina, sepertinya sangat menikmati kegiatan podlodnaya ribalka (ice fishing). Menyetir sendiri snow mobile, Natalia memancing di danau yang membeku. Ia membawa peralatan komplit, yaitu bor untuk melubangi salju, alat pancing, dan umpan. Setelah melubangi danau dan memancing dengan umpan, ikan pun didapat. Boleh juga!
‘Winter is Coming’ ala Rusia (Bagian 2): Chukotka (9)
zoom-in-whitePerbesar
Kiranya hewan darat sudah habis dilihat, maka si paus beluga telah menunggu untuk bercengkerama dengan pengunjung. Ia tidak berada di habitat buatan, melainkan di habitat aslinya.
‘Winter is Coming’ ala Rusia (Bagian 2): Chukotka (10)
zoom-in-whitePerbesar
Kiranya ada sahabat yang berkesempatan ke sana, mohon sampaikan salam saya kepadanya. Salam.
ADVERTISEMENT