Sejarah Peradaban Kedokteran Islam

A setyawan
Dosen STIKes Surya Global Yogyakarta, Mahasiswa Doktoral Farmasi UAD, Penulis, Peneliti Thibbun Nabawi, Sekertaris Umum International Islamic Medicine Forum, Direktur RSH In Care.
Konten dari Pengguna
14 Mei 2024 13:32 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari A setyawan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi dokter. Foto: PopTika/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi dokter. Foto: PopTika/Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Allah ﷻ menciptakan manusia dengan sebaik baiknya bentuk, penuh kesempurnaan dan keseimbangan. Inilah fitrah yang sudah seyogyanya wajib dijaga oleh manusia. Kesempurnaan dan keseimbangan yang bersinergi akan membentuk sebuah kondisi sehat.
ADVERTISEMENT
Manusia dibekali Allah ﷻ dengan akal yang menjadikan manusia akan terus berpikir dan bertanya tentang ilmu ilmu yang telah Allah ﷻ hamparkan di dunia ini, sehingga manusia akan menjadi hamba yang Ulil Albab. Dalam upaya menjaga fitrah manusia (sempurna dan seimbang) Allah ﷻ turunkan sebuah ilmu yaitu ilmu pengobatan. Ilmu pengobatan merupakan sebuah ilmu yang utama setelah ilmu islam. Bahkan imam syafii pernah berkata “Saya tidak mengetahui sebuah ilmu setelah ilmu halal dan haram yang lebih berharga yaitu ilmu pengobatan” .
Ilmu pengobatan menurut Khoththobi ada dua, ia berkata “ Pengobatan ada dua jenis. Pertama, pengobatan Yunani yang berdasarkan analogi, dan yang kedua, pengobatan arab dan india yang berdasarkan eksperimen.”
ADVERTISEMENT
Saat ini banyak jenis pengobatan yang berkembang, namun pengobatan yang paling benar adalah pengobatan yang didasarkan dari wahyu yang diturunkan langsung oleh “Sang Tabib” Allah ﷻ kepada Uswah Hasanah Nabiullah Muhammad ﷺ. Maka dari beliau kita belajar bahwa tiada kesembuhan selain kesembuhan-Nya, “Sang Tabib” Allah ﷻ. Nabi ﷺ pernah bersabda tentang orang yang berkata, “Aku seorang Tabib.” Kemudian beliau bersabda, “Allah lah Tabib, tetapi engkau adalah seorang rofiq (kawan), Tabibnya adalah yang menciptakannya.”
Ilmu pengobatan merupakan sebuah sebab kesembuhan, dan kita sebagai manusia di perintahkan untuk mengupayakan sebab sebab tersebut, namun perlu diyakini bahwa sebab terbaik bagi kesembuhan adalah yang berdasarkan wahyu dari langit, inilah yang dikenal dengan pengobatan nabi (At Thibb Nabawi atau Prophetic Medicine). Thibbun Nabawi sebenarnya merupakan perpaduan berbagai disiplin ilmu kedokteran yang dikembangkan umat islam ke seluruh dunia, dari Arab dan menembus belahan eropa yang saat itu masih gelap gulita jauh dari cahaya ilmu pengetahuan.
ADVERTISEMENT
Ilmu kedokteran tentunya sudah ada sejak ribuan tahun yang lalu, bahkan sebelum islam dan diutusnya Nabi Muhammad ﷺ sebagai Rasul di bumi. Namun perkembangan ilmu kedokteran hingga saat ini tidak terlepas dari kontribusi dokter dan para ilmuwan muslim. Dokter dan ilmuwan muslim terdahulu meletakkan ilmu kedokteran dengan nilai nilai ilahiyah dalam bingkai Al Quran dan Al Hadits.
Di antara dokter dan ilmuwan muslim yang turut berkontribusi yaitu Sahl bin Robban Ath-Thobari (785-861 M). Ia berkontribusi dalam mengintegrasikan ilmu kedokteran Yunani, Mesir, India dan Persia. Salah satu muridnya yang juga banyak berkontribusi Ialah Abu Bakar Ar Rozi (854-932 M).
Ia banyak menulis buku kedokteran yang dijadikan rujukan para dokter di seluruh eropa pada saat itu. Berikutnya adalah Ibnu Sina (980-1037 M) yang kecerdasannya dianggap sejajar dengan aristoteles dan Namanya masih terkenal hingga saat ini. Karya terbaiknya adalah Al Qonun fi th-Thib (Canon Medicine), yang dianggap sejajar dengan injil di eropa.
ADVERTISEMENT
Sedangkan Az Zahrowi (936-1013 M) dianggap sebagai bapak kedokteran bedah, karena karya karyanya dalam kedokteran bedah yang dijadikan rujukan selama lima abad. Kemudian kedokteran jiwa dikembangkan oleh Ibnu Maimun (1134-1204 M), kedokteran herbal oleh Ibnu Al Bithar (1197-1240 M), dan Ibnu Qoyyim Al Jauziyyah (1292-1350 M) yang karyanya masih dikenal hingga saat ini dan menjadi rujukan Thibbun Nabawi.
Kedokteran islam saat itu mampu menguasai dunia, hal ini tidak terlepas dari kegigihan pada dokter muslim terdahulu. Namun seiring kekalahan islam, musuh musuh islam mulai memisahkan kedokteran yang berlandaskan nilai ilahi dan menggantinya dengan kurikulum kedokteran mereka.
Mereka juga banyak menghapus nama nama dokter muslim dari literatur, sehingga umat islam saat ini tidak banyak mengenal sejarah tentang kedokteran islam. Kurikulum Pendidikan kedokteran inilah yang digunakan hingga saat ini.
ADVERTISEMENT
Memang inilah tujuan mereka untuk menjauhkan kaum muslimin dari penguasaan teknologi kedokteran . Maka sebagai seorang muslim, sudah seyogyanya kita untuk mencari kebenaran sejarah dengan mempelajari kitab kitab pengobatan yang telah ditulis oleh dokter dan ilmuwan muslim terdahulu.