Konten dari Pengguna

Yogyakarta dalam Satu Hari: Cerita Perjalanan yang Penuh Kejutan

Nafila Widianingrum
Mahasiswa S1 Ilmu Komunikasi Universitas Sebelas Maret Surakarta
2 Januari 2025 12:35 WIB
·
waktu baca 8 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Nafila Widianingrum tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Tempo Gelato Kaliurang menjadi salah satu destinasi trip seru bersama-teman-teman. Gelato segar dengan suasana cozy membuat tempat ini wajib dikunjungi. Sumber: Foto Pribadi
zoom-in-whitePerbesar
Tempo Gelato Kaliurang menjadi salah satu destinasi trip seru bersama-teman-teman. Gelato segar dengan suasana cozy membuat tempat ini wajib dikunjungi. Sumber: Foto Pribadi
ADVERTISEMENT
“Ayo cepetan, KRL nya bentar lagi datang,” seru salah satu temanku, membuat kami sedikit tergesa-gesa dan berlari kecil menuju peron di stasiun Solo Jebres pagi itu. Sekitar pukul 07.00 WIB suasana stasiun sudah mulai ramai dengan calon penumpang yang bersiap menaiki KRL yang dijadwalkan berangkat pukul 07.21 WIB. Para penumpang KRL pagi itu sibuk dengan aktivitas, sementara kami sibuk menunggu satu teman yang hampir terlambat.
ADVERTISEMENT
Sungguh awal perjalanan yang seru dan sedikit menegangkan, karena ada yang datang mepet, ada yang sudah duluan ke Jogja. Tepat saat kereta tiba, untungnya teman yang kita tunggu pun juga tiba. Langkah kami terburu-buru, tapi semangat untuk memulai perjalanan ke Jogja begitu terasa. Kami memilih naik KRl karena lebih praktis dan hemat waktu. Ini bukan sekedar liburan biasa, melainkan momen kebersamaan sebelum semuanya berpisah menuju kesibukan masing-masing.
Seluruh penumpang dengan tujuan akhir Stasiun Tugu Yogyakarta telah berada di dalam gerbong, dan KRL pun siap melaju menuju Jogja. Meski Stasuin Tugu adalah tujuan utama bagi sebagian besar penumpang, kami berlima memutuskan untuk turun lebih awal di Stasiun Lempuyangan untuk menjemput seorang teman yang sudah tiba lebih dulu di Jogja. Suasana gerbong yang masih lenggang membuat perjalanan terasa nyaman, memberikan kami ruang untuk bersantai dan menikmati pemandangan sepanjang perjalanan.
ADVERTISEMENT
Setelah menempuh perjalanan kurang lebih 1 jam 15 menit, tepatnya pukul 08.35 WIB kami sampai di Stasiun Lempuyangan. Kami segera turun, dan bertemu dengan teman kami. Selain menjemput teman, kami juga sembari menunggu mobil rental yang sudah dipesan dan akan menemani petualangan menjelajahi Jogja di hari itu.
Namun, rencana kami tidak berjalan mulus. Mobil rental yang seharusnya tiba pukul 08.30 WIB belum juga terlihat di sekitar Stasiun Lempuyangan. Awalnya, kami berpikir bahwa keterlambatan ini hanya karena jalanan macet. Namun, setelah 20 menit menunggu, pemilik mobil menghubungi kami dengan kabar yang kurang menyenangkan. Ia mengatakan bahwa ban mobilnya ternyata bocor dan harus ganti ban terlebih dahulu. Sontak kami kaget, “Hah, bocor? Kok bisa sih, kalau gini pasti kita nunggu lebih lama lagi,” keluh seorang teman sambil duduk di trotoar.
ADVERTISEMENT
Sambil menunggu mobil datang, kami memutuskan untuk menyinggahi salah satu warung yang ada tak jauh dari pintu keluar Stasiun Lempuyangan untuk membeli cemilan dan minuman. “Kita ke warung itu dulu yuk, beli minum atau jajan gitu. Itung-itung buat ganjel perut,” usulku, dan segera disetujui oleh teman-teman lain. Sebenarnya, kami belum sempat sarapan karena berencana setelah tiba di Jogja langsung ke Kopi Klotok untuk sarapan. Namun, karena terdapat insiden tidak terduga tersebut terjadi, membuat kami harus menunda sarapan.
Situasi tersebut jelas sempat membuat kami sedikit kesal, tetapi kami melakukan obrolan ringan dengan bercanda di warung tersebut dan berhasil mencairkan suasana. Bahkan tiba-tiba sempat turun hujan juga, untungnya tidak deras dan segera reda. Hampir 1 setengah jam lebih menunggu, akhirnya mobil pun tiba. Pemilik mobil menjelaskan kembali apa yang terjadi kepada kami “Maaf ya mbak, mas. Tadi harus ganti ban dulu, jadi agak menunggu lama,” jelasnya sambil tersenyum canggung. Meski sedikit kecewa, tapi kami lega akhirnya perjalanan bisa dilanjutkan.
ADVERTISEMENT
Waktu yang sudah terbuang tadi tidak menjadikan kami berhenti bersemangat untuk mendatangi beberapa tujuan yang sudah kami rencanakan selama di kota Jogja yang hanya singkat ini. Kami pun segera melanjutkan perjalanan, destinasi pertama adalah Kopi Klotok. Meskipun perjalanan dari Stasiun Lempuyangan kesana cukup jauh, suasana khas kota Jogja dan obrolan bersama teman-teman membuat perjalanan terasa menyenangkan dan tidak membosankan.
Begitu sampai di Kopi Klotok, kami langsung membagi tugas, ada yang bertugas mencari tempat duduk dan ada yang memesan makanan. Menu yang ditawarkan memang cukup sederhana, namun kopi hangatnya menjadi andalan yang dicari banyak orang. Saat semua sudah mendapatkan makananya, kami pun menikmati sarapan sambil bercakap-cakap ringan, dan menikmati atmosfer yang sangat asri dan santai. Suasana yang jauh dari hiruk pikuk kota membuat setiap yang datang kesini merasa nyaman dan betah.
ADVERTISEMENT
Setelah puas menikmati sarapan yang sebenarnya kesiangan tadi, jam menunjukkan waktu sholat dhuhur dan kami pun sholat terlebih dahulu di mushola yang ada di kawasan Kopi Klotok. Setelah selesai, kami melanjutkan perjalanan lagi. “Siang-siang gini enak ga sih kalau kita makan es krim? Tempo Gelato yuk? Nanti baru deh lanjut ke pantai,” usul salah satu temanku. Tanpa ragu, kami pun melanjutakn perjalanan dan menuju ke Tempo Gelato Kaliurang.
Sesampainya disana, kami pun mengantri dan memilih berbagai varian yang disuguhkan yang semuanya sangat menggugah selera. Masing-masing memilih rasa favoritnya, dan aku menjatuhkan pilihanku pada varian banana dan snickres. Kami menikmati es krim sambil duduk di lantai atas, sembari membahas destinasi selanjutnya yaitu pantai. Kami membayangkan akan seseru apa nanti.
ADVERTISEMENT
Setelah puas menikmati es krim, perjalanan dilanjut menuju pantai Parangtritis. Perjalanannya cukup jauh, namun untungnya berjalan lancar. Di tenagh perjalanan menuju pantai ini beberapa temanku mulai tertidur, aku yang duduk di shit tengah tidak bisa tidur karena terlalu excited melihat suasana jalanan Jogja. Bersama dengan teman sampingku yang juga tidak tidur, kami ngobrol hal random sembari makan cemilan yang dibawa dari rumah masing-masing. Sementara temanku yang duduk di depan fokus menyetir dan mendengarkan musik.
Semakin jauh perjalanan menuju pantai, beberapa teman-temanku mulai tertidur pulas karena perjalanan yang cukup panjang dan perut dalam keadaan sudah kenyang. Ada yang tidur di shit depan walaupun terkadang juga bangun karena harus menenami temanku yang menyetir agar tidak melek sendirian. Kondisi shit belakang sudah tidur dengan melipat tangan kedepan dan menyenderkan kepalanya ke kaca mobil, terlihat sangat kelelahan sepertinya. Suasana yang awalnya dilengkapi dengan tawa mulai berkurang seiring bertambahnya personil yang tidur, hahaha.
ADVERTISEMENT
Namun, menjelang sampai di Pantai Parangtritis, sebagian temanku mulai terbangun satu per satu dengan sendirinya. Beberapa masih menguap, sedangkan yang lain sudah ada yang terlihat segar dan siap untuk menikmati vitamin sea. Begitu mobil sampai kawasan Pantai Parangtritis, terdapat tukang parkir yang dengan sigap mengarahkan mobil kami untuk parkir. Saat mobil sudah berhenti, kami pun bergegas turun dan berlari dengan girang menuju bibir pantai dan merasakan pasir pantai yang hangat dengan kaki yang sudah tidak mengenakan alas ini.
Karena sudah cukup sore dan mendung, matahari yang semula terlihat mulai meredup dan tertutup awan. Sunset pun sepertinya tidak bisa dinikmati ya kali ini. “yaudah deh, ngak papa nggak ada sunset, yang penting kita tetap have fun kan,” ujar temanku sambil ketawa. Benar juga apa yang dia ucapkan, tidak mendapatkan sunset, tapi mendapatkan momen berharga bisa tertawa lepas bersama mereka semua sudah cukup bagiku.
ADVERTISEMENT
Di pantai ini, kami tak hanya bermain air, tapi juga sempat mengabadikan momen dengan foto-foto dan merekam beberapa video. Ada yang berpose di tepi pantai, membuat video ala-ala aesthetic, dan tak sedikit terekam kamera sedang saling tertawa lepas. Semua momen tersebut sama indahnya bahkan lebih indah dari memandang sunset, rasanya trip kali ini penuh sekali cerita dan momen yang tak ternilai.
Waktu menunjukkan sudah cukup sore dan mendung, kami juga harus memperhitungkan jadwal KRL yang akan membawa kami pulang ke Solo juga dengan mobil rental yang harus dikembalikan. Akhirnya kami segera ganti baju yang tadi basah karena bermain-main di pantai dan sekalian melaksanakan sholat magrib. Setelah itu, perjalanan dilanjutkan menuju Stasiun Tugu.
ADVERTISEMENT
Namun, ternyata perjalanan menuju Stasiun Tugu terpantau padat dan sempat macet, ditambah lagi kami harus mengembalikan mobil kepada pemiliknya. Akibatnya 2 teman kami pulang lebih dulu dengan KRL pukul 20.15 WIB dikarenakan besok mereka ada kuliah pagi. Sementara, kami berlima tetap tinggal untuk menunggu mengembalikan mobil rentalan ini pada pemiliknya dan akan naik KRL terakhir yaitu pukul 22.35 WIB.
Setelah pemilik mobil sampai dan mobil sudah dikembalikan, kami pun berjalan-jalan di sekitar kawasan Stasuin Tugu hingga ke Tugu Jogja dengan menikmati suasana malam kota Jogja yang syahdu. Tak lupa juga, kami mampir di salah satu angkringan untuk makan malam sederhana dengan vibes yang tidak biasa.
Makanan yang kami santap pun telah habis dan karena sudah jalan-jalan cukup jauh dan makan malam juga, tanpa disadari jam sudah menunjukkan hampir pukul 22.00 WIB. Kami pun segera kembali ke stasiun agar tidak ketinggalan KRL. Sesampainya di Stasiun Tugu, situasinya sudah sangat padat dan ramai, bahkan sampai berdesak-desakan. Sungguh situasi yang biasanya hanya terlihat di FYP TikTok tapi kali ini ternyata aku merasakannya lansgung bersama dengan teman-temanku.
ADVERTISEMENT
Tepat pukul 22.35 WIB, KRL tujuan akhir stasiun Palur pun tiba, dan saat itulah situasi chaos terjadi. Semua orang berlarian agar bisa mendapatkan tempat duduk, namun sayangnya aku dan temanku tidak mendapatkan tempat duduk dan harus berdiri hingga Stasiun Purwosari, dimana akhrirnya kami mendapatkan tempat duduk. Setelah beberapa saat, akhirnya kami tiba kembali di Stasiun Solo Jebres.
Perjalanan yang penuh warna ini akhirnya mencapai titk akhir di Stasiun Solo Jebres. Meskipun perjalanan ini terdengar sangat melelahkan, tapi sangat menyimpan kenangan yang selalu tersimpan di hati. Dari setiap canda tawa yang mengiringi sepanjang jalan hingga momen-momen kebersamaan yang membuat semuanya terasa spesial, mengisyaratkan trip ini lebih dari sekedar hiburan. Walaupun pulang dalam keadaan tubuh yang lelah, namun hati terasa penuh kebahagiaan.
ADVERTISEMENT
Di akhir perjalanan ini, kami membawa pulang kenangan yang tak akan pernah terlupakan. Namun, perjalanan ini bukanlah yang terakhir. Kapan-kapan mari luangkan waktu lagi, mari kembali bersama, menjelajahi kota lain dan menciptakan kenangan yang tidak kalah indah.