Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.1
Konten dari Pengguna
Arti Sebuah Nama
16 Juli 2021 14:15 WIB
Tulisan dari Sri Wahyuni S tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Nama merupakan hadiah pertama yang diberikan orang tua saat anak dilahirkan. Setiap orang tua sudah pasti memberikan nama yang terbaik untuk si buah hati. Nama juga di artikan sebagai doa.
ADVERTISEMENT
Ini tentang arti sebuah nama. Nama ku Sri Wahyuni Sitorus, kalian bisa memanggil ku, Aafiyah. Iya, Aafiyah. Sebuah nama panggilan yang diberikan orang tua ku saat aku lulus SMA, bukan saat dilahirkan.
Tak jarang orang baru seperti kebingungan setelah mendengar hal tersebut. Bagaimana bisa nama panggilan dan nama asli ku jauh berbeda? Ini ceritanya.
Aku anak pertama dari lima bersaudara. Aku lahir dari pasangan muda yang hidup sederhana. Mereka, orang tua ku baru pertama kali memiliki seorang anak dan tak terpikirkan sama sekali untuk menyiapkan sebuah nama untuk si buah hati.
Lahirlah aku. Semenjak dilahirkan, kata yang terucap dari orang tua ku hanya 'adek'. Bagi ku itu hadiah dari mereka, meski tidak memiliki arti di dalamnya. Berjalan umurku seminggu, seorang wanita muda asal Jawa mengangkat ku sebagai anaknya. Ia juga yang memberikan ku nama 'Sri Wahyuni' dan ditambahkan marga dari ayah ku 'Sitorus'.
ADVERTISEMENT
Sejujurnya aku tidak begitu mengenal wanita asal Jawa tersebut, hanya ibu yang bercerita. Tak apa, setidaknya aku ingin berterima kasih karena sudah memberikan ku nama yang baik. Nama itu juga mendarah daging dan tercatat di semua data identitas ku.
Pertengahan tahun 2019, saat aku kelas 3 SMA, aku jatuh sakit. Aku mengidap penyakit limfadenitis tuberculosis yang disebabkan oleh bakteri mycobacterium tuberculosis (MTB). Akibat penyakit tersebut aku harus menjalani operasi dikarenakan benjolan di ketiak kiri dan menjalani rawat jalan selama berbulan-bulan.
Aku sembuh. Sebagai wujud rasa syukur orang tuaku, mereka mengadakan sebuah acara adat Melayu kecil-kecilan lengkap dengan nasi kuning dan hidangan lainnya. Tanpa sepengetahuan ku, tujuan lain dari acara ini ialah mengganti sekaligus menghadiahkan sebuah nama baru untukku.
ADVERTISEMENT
Sebuah nama yang sudah disiapkan oleh orang tua ku dari jauh-jauh hari setelah aku sembuh. Sebuah nama yang di dalamnya diselipkan doa dan harapan yang baik untuk kehidupan ku. Nama itu, 'Aafiyah'. Nama yang memiliki arti dalam Al-Qur'an 'sehat dan keselamatan'.
Dengan bangga dan senang hati aku mendapatkan nama yang sah dari orang tua ku. Meski nama yang diberikan belum bisa berganti di data identitas ku, dikarenakan ada proses persidangan dan butuh biaya yang tidak sedikit.
Untuk ayah dan ibu, terima kasih atas nama yang baik yang di dalamnya terselip doa untukku. Dan terima kasih untuk siapa pun yang sudah mau memanggil ku dengan nama tersebut.
(Sri Wahyuni Sitorus/Politeknik Negeri Jakarta
ADVERTISEMENT