Konten dari Pengguna

Tantangan Pelatih Peganti Shin Tae-yong, Adapatasi dan Warganet Indonesia

A'an Ardianto
Bekerja di NGO Nasional bertempat di Jogja. Alumni Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga.
9 Januari 2025 13:21 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari A'an Ardianto tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
sumber foto: kumparan.com
zoom-in-whitePerbesar
sumber foto: kumparan.com
ADVERTISEMENT
Di jagat maya maupun berita di dunia konvensional sejak kemarin, dan mungkin selama seminggu ke depan akan terus diramaikan tentang kabar pemberhentian – kalau tidak pemecatan – yang dilakukan oleh PSSI kepada Pelatih Timnas Garuda, Shin Tae-yong. Berita itu disampaikan oleh Ketum PSSI Erick Thohir pada Senin (6/1/2025).
ADVERTISEMENT
Melalui siaran pers, Erick Thohir tidak menjelaskan secara gamblang alasan pemberhentian Shin Tae Yong dari kursi kepelatihan Timnas Garuda. Pemberhentian ini mendapat respon beragam dari warganet, tak hanya dari Indonesia bahkan juga sampai dunia. Ada yang nyinyir, bersepakat, berspekulasi dengan tesis ‘mafia bola’, dan juga ada yang menerka pengganti Coach Shin.
Salah satu akun kredibel yang kerap memberikan ‘bocor alus’ tentang dunia sepak bola, Fabrizio Romano selang beberapa saat setelah konferensi pers pemberhentian Shin Tae Yong mencuit, yang kurang lebih memberikan bocoran sosok pengganti Shin adalah Patrick Kluivert mantan caretaker Timnas Curacao.
Banyak pihak yang menyesalkan pencopotan terhadap Shin. Mereka beralasan Coach Shin adalah sosok kunci kecemerlangan Timnas Garuda 3 tahun terakhir di kelompok umur maupun Timnas Senior. Coach Shin dianggap sosok yang tepat menangani Timnas Garuda. Di bawah tangannya peringkat Timnas Garuda perlahan beranjak naik dari 170 ke 130 an Ranking FIFA.
ADVERTISEMENT
Selain itu, saat ini Timnas Garuda sedang melakoni sisa pertandingan Putaran Ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026. Menyisakan pertandingan melawan Australia, Bahrain, Cina, dan yang terakhir melawat ke Jepang. Di situasi optimis untuk menjaga kans lolos ke Piala Dunia 2026, pencopotan Coach Shin tentu jadi kabar tak sedap bagi pecinta Timnas Garuda.
Pertandingan terdekat Timnas Garuda akan bertandang ke Negeri Kanguru pada 20 Maret 2025. Jika pengumuman caretaker baru akan dilakukan pada 12 Januari mendatang, maka akan tersisa waktu kurang lebih dua bulan untuk membangun kedekatan antara pemain dengan pelatih baru.
Tentang membangun kedekatan dan adaptasi dalam suatu iklim sepakbola tidak mudah, tapi juga tidak sulit. Misalnya saja John Herdman pelatih yang menukangi Timnas Kanada pada Piala Dunia 2022. Dia dipercaya menjadi pelatih kepala untuk timnas senior sejak 2018, yang kemudian membawa Kanada melenggang ke putaran final Piala Dunia.
ADVERTISEMENT
Kanada pada gelaran empat tahunan itu tidak hanya penggenap turnamen, tapi mereka tampil membanggakan setelah penantian 36 tahun. Sebelum menjadi pelatih kepala timnas senior, Herdman juga sempat menukangi Timnas Kanada untuk kelompok perempuan mulai 2011 sampai 2018 – perjalanan yang panjang dan menantang bagi seorang pelatih.
Tapi juga ada kisah berbeda seperti yang dialami oleh Arne Slot. Ketika ditunjuk untuk menukangi Liverpool pada Mei 2024, Slot tidak membutuhkan waktu lama untuk membawa Liverpool memuncaki klasmen Primer League – kans Liverpool menjuarai Premier League 2024-2025 terbuka lebar ditunjang performa stabil sejak awal musim.
Ya, sepakbola adalah permainan yang mudah, tapi untuk mengelolanya tidak. Jika nanti beneran Patrick Kluivert atau sosok siapapun itu untuk mengganti Shin Tae Yong sebagai pelatih Timnas Garuda, yang perlu diwaspadai tak hanya singkatnya waktu untuk beradaptasi, melainkan tantangan terbesar adalah dengungan warganetnya.
ADVERTISEMENT
Sebagai negara dengan penduduk melimpah, Indonesia memiliki jumlah warganet yang tak sedikit. Jumlah mereka melebihi jumlah penduduk riil bangsa Indonesia. Hal itu bisa menjadi potensi untuk menyemarakkan, menabuh drum maupun meniup terompet untuk mendukung Timnas Garuda di setiap turnamen yang diikuti. Tapi di sisi lain dapat menjadi bumerang untuk timnas.
Strategi Pengelolaan Dukungan di Dunia Maya
Warganet Indonesia dikenal spartan dalam memberikan dukungan. Baik berbentuk intimidasi kepada lawan atau seruan menambah semangat bagi tim dukungan. Coba hitung sudah berapa banyak akun media sosial wasit yang gulung tikar atau tiarap karena ‘teror’ yang mereka berikan. Dan sudah berapa pemain lawan lutut dan jarinya gemetar dibuatnya.
Aku ingin mengulangi kalimat ini, yang entah aku dapat dari mana. “Sepakbola adalah permainan yang mudah, tapi mengelolanya tidak”. Kalimat ini seakan jadi ‘pepacuh’ bagi setiap insan pengelola sepakbola. Kalo bagi suporter kurang relevan – kalau menang terus didukung menjadi si Paling Garis Depan. Kalau kalah yah! mencemooh, meneror pakai akun anonim, hujat sana sini, tuduh sana sini, mencuatkan tesis mafia, dan seterusnya.
ADVERTISEMENT
Indonesia, sebagai salah satu negara dengan jumlah pengguna internet terbesar di dunia, memiliki potensi luar biasa dalam ranah digital. Kekuatan kolektif ini dapat menjadi motor penggerak dalam berbagai sektor, termasuk mendukung perkembangan di bidang olahraga sepakbola. Namun, pengelolaan yang strategis diperlukan agar potensi besar ini dapat dimanfaatkan secara optimal untuk kemajuan bangsa.
Salah satu cara pengelolaan potensi warganet adalah melalui literasi digital. Edukasi mengenai penggunaan internet yang bijak, aman, dan produktif sangat penting untuk membentuk masyarakat yang sadar akan etika dan dampak aktivitas online mereka. Dengan pemahaman yang baik tentang literasi digital, warganet tidak hanya menjadi konsumen informasi tetapi juga produsen konten yang berkualitas.
Selain itu, warganet Indonesia memiliki potensi besar dalam mendukung ekonomi digital. Sumbu-sumbu pendanaan klub sepakbola sangat mungkin digerakkan berbasis digital, warganet dapat partisipasi aktif melalui di dunia maya yang kini sudah menjadi fakta objektif. Pemerintah dan sektor swasta perlu berkolaborasi untuk memberikan akses pelatihan dan fasilitas yang mendukung kreativitas serta inovasi warganet, sehingga mereka dapat berkontribusi lebih besar pada perekonomian.
ADVERTISEMENT
Pemanfaatan potensi warganet juga penting dalam menyelesaikan masalah sosial. Media sosial dan platform digital dapat menjadi alat untuk menyebarkan informasi, meningkatkan kesadaran, serta menggalang aksi kolektif dalam berbagai isu, seperti kesehatan, pendidikan, dan lingkungan.
Terakhir, pengelolaan potensi warganet harus diimbangi dengan penguatan regulasi dan pengawasan. Hal ini diperlukan untuk mencegah penyebaran hoaks, ujaran kebencian, dan tindakan negatif lainnya di dunia maya. Dengan sinergi antara literasi digital, dukungan infrastruktur, serta regulasi yang jelas, Indonesia dapat mengarahkan kekuatan warganetnya untuk membangun masa depan digital yang lebih cerah.