Konser Ambyar Tatu Amargo Kapusan Janji: Mengenang 1 Tahun Maestro Didi Kempot

Aang Afandi
Belajar tentang Pariwisata, Ekonomi Kreatif dan Kebijakan Publik
Konten dari Pengguna
6 Mei 2021 14:27 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Aang Afandi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Warga melintas di depan mural bergambar penyanyi campursari almarhum Didi Kempot di jalan Arifin, Kampung Baru, Solo, Jawa Tengah, Selasa (19/5). Foto: ANTARA FOTO/Mohammad Ayudha
zoom-in-whitePerbesar
Warga melintas di depan mural bergambar penyanyi campursari almarhum Didi Kempot di jalan Arifin, Kampung Baru, Solo, Jawa Tengah, Selasa (19/5). Foto: ANTARA FOTO/Mohammad Ayudha
ADVERTISEMENT
Ambil saja figur Deny Caknan feat Happy Asmara, Dory Harsa feat Nella Kharisma, dan satu lagi Sandy Ria Ervina. Musisi muda, kekinian, menyanyi dibalut dengan gaya baru, dan akhirnya juga dengan format baru. Channel YouTube sebagai pilihannya. Ditambah lagi situasi setahun terakhir (karena pandemi) yang memaksa tak bisa tampil secara off air. Akhirnya konser virtual menjadi alternatif pilihan, yang akhirnya dapat terekam di channel YouTube, dan tinggal dinikmati setiap saat oleh penggemarnya.
ADVERTISEMENT
Sandy Ria Ervina, musisi belia dari Jawa Tengah, perform pada setiap konser Didi Kempot The Godfather of Broken Heart. Berdiri di samping sang maestro, memegang biola dengan uniform khas dikenakan. Karena perempuan sendiri (dan belia) menjadikan point of view konsernya sang maestro, dia seorang pengiring, memegang alat musik yang unik (biola) menjadikan semakin banyak yang mengenal dirinya. Sandi Ria memulai kolaborasi dengan Didi Kempot sejak Juli 2019 pada salah satu acara di Pati Jawa Tengah. Dia mengenal dunia musik dari kampus, saat kuliah di Fakultas Seni Pertunjukan Universitas Satya Wacana Salatiga, semenjak 2011, itulah kali pertama Sandy belajar Biola. Profesi awalnya adalah guru musik di salah satu sekolah di Ungaran.
ADVERTISEMENT
Kolabortasi Sandy – Didi, taklah terlalu Panjang, Didi pergi 5 Mei 2020. Tak lebih dari setahun menemani Didi Kempot dalam setiap event panggungnya. Namun Sandy telah memberi warna tersendiri, lebih mem-branding musik genre Jawa lebih “naik klas” dengan kehadiran biola. Walaupun kostum panggungnya terkadang agak “norak” khas pertunjukan konser lagu Campursari, tapi itulah uniknya musik pop genre Jawa.
Ketika sang Maestro itu pergi, ternyata karya–karyanya tetap abadi. Kapusan Janji, yang awalnya sebagai titik awal kolaborasi dengan Yuni Shara, baru terlesaikan rekaman masternya, walupun akhirnya bisa rilis di YouTube. Dan ternyata Sandy Ria, mencoba meneruskan nguri–nguri karya sang Maestro.
Pada bulan November terlibat dalam “Konser Kerinduan” mengenang almarhun Didi Kempot Bersama Lare Jawi dan mini orchestra ExtraMiles di SCC (Semarang Cultural Center), sebuah format baru konser. Konser virtual di hall representative yang ditayangkan secara LIVE melalui media YouTube. Dilanjut pada konser kedua, 5 Mei 2021 untuk mengenang 1 tahun kepergian sang maestro dengan tajuk Konser Ambyar Tatu amargo Kapusan Janji. Tetap Bersama Lare Jawi featuring ExtraMile. Disajikan dengan apik, syahdu dan mengena di hati. Banyu Langit yang menyayat kalbu, ambyar yang jadi salah satu ikon, Tatu yang tetap dengan ritme pelan tetap menjaga kesyahduan dan Kapusan Janji, tembang yang sangat mengenai di akhir hayat sang maestro.
ADVERTISEMENT
“…. Lungamu gawe gelo. Nyikso atiku loro. Aku wong isih urip. Mbok anggep wes tanpo nyowo.” Sang maestro itu telah pergi, namun genre pop Jawa sebagai salah satu khazanah musik Indonesia akan tetap terus berkembang. Kan lahir Sandy Ria dan generasi penerus lainnya. Jayalah musik Indonesia.
Penulis: Aang Afandi, pemerhati Ekonomi Kreatif, yang salah satunya adalah sub sektor seni musik.
Menikmati Konser Setahun Didi Kempot melalui Channel Youtube