Pariwisata Ciayumajakuning: Sentra Pariwisata Baru Jawa Barat

Aang Afandi
Belajar tentang Pariwisata, Ekonomi Kreatif dan Kebijakan Publik
Konten dari Pengguna
16 Juli 2021 10:43 WIB
·
waktu baca 1 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Aang Afandi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Salah satu bangunan di Kraton Kasepuhan Cirebon, tempat mengembangkan nilai - nilai budaya (Foto Aang Afandi)
zoom-in-whitePerbesar
Salah satu bangunan di Kraton Kasepuhan Cirebon, tempat mengembangkan nilai - nilai budaya (Foto Aang Afandi)
ADVERTISEMENT
Di luar Bandung Raya, Jawa Barat memiliki Kota Cirebon, Kabupaten Cirebon, Kabupaten Indramayu, Kabupaten Majalengka dan Kabupaten Kuningan yang dikenal dengan Ciayumajakuning bisa menjadi kekuatan baru pariwisata Jawa Barat dengan segala potensi dan PR yang mesti diselesaikan untuk meraih kesempatan ini.
ADVERTISEMENT
Letak strategis di timur laut Jawa Barat. Sekitar 200 km dari Jakarta, perjalanan sekitar 3 jam dengan Kereta Api atau perjalanan darat via Tol. Perlu 5 jam dari Jogjakarta menggunakan kereta dan perlu 3 Jam dari Semarang. Kota Cirebon sebagai Hub dari Aglomerasi wisata Ciayumajakuning. Perjalanan ini dimulai dari Kota Cirebon.
Apa yang dimiliki. Keraton Kasepuhan, Kanoman dan Kacirebonan merupakan akulturasi budaya local dan Hindu-Budha, termasuk Islam. Masjid Sang Cipta Rasa yang unik dan melegenda, makam Sunan Gunung Jati di Kabupaten Cirebon menjadi magnet para pelancong mengunjungi tempat ini. Kawasan Batik Trusmi, Pelabuhan Cirebon yang menyimpan sejarah bertemunya para pedagang China, India, Turki, Persia dan Timur Tengah. Kuningan menyimpan sejarah Linggarjati, di mana Museum tersebut sampai saat ini masih berdiri sebagai saksi sejarah tak terlupakan dan kemolekan alam kuningan penuh pesona. Indramayu punya magnet tersendiri karena menjadi salah satu pusat industri dan pertambangan, orang banyak menuju Indramayu, dan mereka membutuhkan sarana relaksasi salah satunya adalah liburan. Begitu pula dengan Majalengka dengan pesona alamnya.
ADVERTISEMENT
Kuliner. Begitu beragam kuliner yang dimiliki Cirebon, Nasi Jamblang dengan daun Jati yang melegenda, Empal Gentong yang menghangatkan, Tahu Gejrot yang sangat mudah ditemukan disudut – sudut kota, serta nasi Lengko nan bersahaja. Namun sangat familier dilidah.
Oleh Oleh dan Souvenir. Ciayumajakuning memiliki Krupuk Udang dan Terasi Cirebon, Peyeum Daun Jambu Kuningan, dan Sirop Mangga Gedong Gincu. Satu lagi, Ketan Bubuk dengan aroma seafood yang gurih dan menarik. Kita selayaknya tidak berpuas diri dengan oleh – oleh yang dipunya. Cukup banyak wisatawan yang datang ke toko oleh – oleh namun diantara wisatawan ini belum menemukan oleh – oleh sesuai ekspektasi mereka. Wisatawan menginginkan oleh – oleh makanan yang awet, siap saji (tanpa perlu masak), dan simple. Bila boleh mencari contoh dari tempat lain, maka sejenis Bakphia Pathok, Brem, Mochi dan Wingko Babad Semarang. Oleh – oleh yang punya durasi waktu lebih lama (awet), karena akan dibawa oleh wisatawan dan memerlukan waktu yang memadai, berikutnya mudah di bawa atau mudah dikemas. Sementara untuk souvenir, banyak ragam yang dimiliki Cirebon, salah satunya Batik. Batik Megamendung menjadi batik yang ikonik, wisatawan bisa mendapatkannya dalam versi cap ataupun tulis, ataupun printing yang harganya lebih terjangkau. Inovasi batik ini menjadi selendang mini, bandana ataupun potongan batik dalam frame bisa menjadi souvenir yang menarik. Keberadaan pusat batik di Trusmi menjadi ikonik bagi Cirebon.
ADVERTISEMENT
Apa yang mesti disiapkan? Penawaran paket – paket wisata di Ciayumajakuning, menjadi hal yang menarik. Wisatawan tak hanya berkunjung ke Cirebon saja, namun bergeser ke Indramayu, Majalengka dan Kuningan. Eksplorasi lebih mendalam tentang Indramayu mesti dicari, potensi apa yang bisa ditawarkan. Sejarah Museum Linggarjati, selayaknya untuk diangkat Kembali. Mengenang dan menemukan Kembali nilai – nilai sejarah tentang tempat ini menjadi asset wisata sejarah kuningan dan Dikombinasi cantiknya alam Kuningan. Perkebunan Teh Cipasung, Telaga Herang, Taman Nasional Sadarehe dan lainnya. Bagaimana batas kabupaten/kota di Ciayumajakuning tak menjadi batas lagi, namun terangkai, terkoneksi dengan keberadaan paket dan sarana transportasi tersedia. Bagaimana di Stasiun Cirebon dan Cirebon Prujakan tersedia Bus Damri (atau sejenisnya) yang secara reguler mengantarkan ke destinasi – destinasi Ciayumajakuning.
Pelaku seni tatkala bersiap untuk tampil pada event budaya tertentu (Foto: Aang Afandi)
Atraksi. Seni Cirebon sangat menarik dan layak di eksplor, seni tari yang sering perform di Keraton Kasepuhan bisa menjadi perform lebih luas lagi bagi para wisatawan. Seni – seni Ciayumajakuning mesti diberi tempat untuk tampil dan terus berkreasi. Seni musisi jalanan layak difasilitasi. Kota Tua Cirebon bisa jadi space panggung budaya bagi seni jalanan ini.
ADVERTISEMENT
Destinasi yang dikembangkan. Sejarah Pelabuhan Cirebon menarik untuk dieksplorasi, pedagang China, India, Turki, Persia dan Timur Tengah menyatu di Pelabuhan ini. Sejarah ini bisa diangkat menjadi sebuah destinasi, museum atau sejenisnya. Termasuk Cagar Budaya Kota Cirebon yang layak dieksplorasi lebih dalam. Sinergi Budaya ini bisa dikaitkan dengan pariwisata religi Ciayumajakuning, yang kaya dengan sejarah Walisongo, Masjid – Masjid Tua dan Syiar Agama Islam.
Bersiap untuk menyajikan Tari Topeng Cirebon (Foto: Aang Afandi)
Create Halal Tourism, sebuah alternatif. Mencipta Ciayumajakuning, sebagai destinasi Pariwisata Halal. Yang memastikan tempat – tempat tertentu, sertifikasi halal, produk dengan label halal dan layanan halal. Menjadi pekerjaan rumah yang secara Bersama sama bisa diwujudkan.
Jika bisa disimpulkan kecantikan Ciayumajakuning adalah destinasi pariwisata budaya, heritage dan alam. Di dalamnya termasuk wisata religi, dalam balutan Halal Tourism. Untuk mewujudkan kekuatan baru Pariwisata Jawa Barat.
ADVERTISEMENT