Konten dari Pengguna

Potensi Aksesibilitas & Pendapatan Batam dari Sektor Pariwisata

Aang Afandi
Belajar tentang Pariwisata, Ekonomi Kreatif dan Kebijakan Publik
1 November 2025 20:33 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-circle
more-vertical
Kiriman Pengguna
Potensi Aksesibilitas & Pendapatan Batam dari Sektor Pariwisata
Bandara Hang Nadim dengan status internasional, setiap harinya melayani kedatangan dan berangkat sebanyak 74 penerbangan. Terdiri dari 4 pesawat ATR dan 70 pesawat (pulang pergi) widebody A 320
Aang Afandi
Tulisan dari Aang Afandi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ferry menuju ke Singapura di salah satu Pelabuhan Internasional di Batam Center, dilihat dari lantai 5 sebuah gedung. (Foto by A. Afandi)
zoom-in-whitePerbesar
Ferry menuju ke Singapura di salah satu Pelabuhan Internasional di Batam Center, dilihat dari lantai 5 sebuah gedung. (Foto by A. Afandi)
ADVERTISEMENT
Bandara Hang Nadim dengan status internasional, setiap harinya melayani kedatangan dan berangkat sebanyak 74 penerbangan. Terdiri dari 4 pesawat ATR dan 70 pesawat (pulang pergi) widebody A 320 dan Boeing 737-800 atau seri 900. Sehingga perkiraan seat tersedia setiap harinya sekitar 13.200 seat tersedia pulang pergi, atau sekitar 6.600 kedatangan. Terdiri dari separuh datang dan separuh berangkat. Frekuensi penerbangan tertinggi adalah rute Batam – Jakarta, artinya interaksi Jakarta Batam mendominasi pergerakan dua kota ini, termasuk Jakarta sebagai salah satu hub utama maka wisatawan asing bisa melalui hub Jakarta lantas menuju ke Batam, tentunya wisnus dari berbagai kota lainnya. Berikutnya adalah kota – kota di Sumatera, uatamanya adalah Pekanbaru, diikuti Medan, Palembang, Bengkulu, Ranai, Padang, Bandar Lampung dan Jambi. Sementara itu 3 kota di Jawa selain Jakarta yakni Surabaya, Semarang dan Yogyakarta. Lantas terdapat satu kota di Kalimantan yakni Pontianak.
ADVERTISEMENT
Sementara itu kapasitas harian ferri Batam – Singapura berdasar dari data BP Batam menunjukkan angka sebesar 9.000 – 14.000, ini diluar hari – hari libur yang masih memungkinkan menambah jumlah traffic pada rute ini. Sedangkan untuk rute Batam – Johor, diperkirakan sekitar 1.050 sd 4.400 perharinya. Satu lagi adalah pergerakan kapal tujuan Dumai, dan beberapa rute lokal, diperkirakan terdapat 500 sd 700-an penumpang per harinya.
Dari data diatas, jika disimpulkan maka setiap harinya terdapat kedatangan sekitar 7.000-an penumpang dari Bandara dan Pelabuhan Sekupang, serta 10.000-an dari Singapura dan Malaysia, ditambah satu penerbangan dari Kuala Lumpur dengan kapasitas 180 penumpang. Sehingga pada hari – hari biasa berpeluang wisatawan masuk sekitar 17-an ribu, tentunya ini akan bergeser mampu mencapai 22 ribu – 25 ribu per-hari weekend yang masuk ke Batam. Bukan angka yang kecil tentunya. Jika kita asusmsikan sehari belanja dan makan di Batam sekitar 250 ribu maka terdapat perputaran uang Rp 4,25 M/hari saat weekday, sampai Rp 5,875 M/hari saat weekend. Jika biaya menginap mereka pada angka yang sama, maka perputaran uang di industry hotel juga pada angka tersebut. Angka ini akan bergeser lebih tinggi lagi jika dikaitkan dengan keberadaan hotel bintang 4, bintang 5 dan resort – resort mewah yang ada di Batam.
ADVERTISEMENT
Lantas angkutan darat apa saja yang tersedia? Terdapat Bus Trans Batam, adopsi seperti Trans Jakarta. Dari Bandara Hang Nadim sampai dengan Tanjung Uncang. Dengan ongkos 4.000 sampai 5.000 rupiah. Terdapat pulang angkot di kota dengan tarif 5000 sd 10.000, namun saat ini jumlahnya semakin berkurang. Dan keberadaan taksi konvensional maupun online menjadi pilihan menarik untuk mobilitas selama di Batam.
Untuk angkutan laut, terdapat feri internasional dengan Pelabuhan utama terdiri dari Batam Center Ferry Terminal, Harbour Bay Ferry Terminal dan Sekupang Ferry Terminal. Berikutnya Feri domestic dengan Pelabuhan utama di Sekupang, Telaga Punggur dan Waterfront City. Selain itu terdapat pula Pompong atau speedboad lokal yang digunakan masyarakat menuju pulau – pulau kecil dari Batam.
ADVERTISEMENT
Kembali pada perhitungan nilai rupiah yang dibahas pada bagian sebelumnya, bila di bagi dalam tiga kelompok. Satu, belanja dan makan, dua menginap dan ketiga kebutuhan oleh – oleh maka nilainya, 4,25 M, 4,25 M dan 3,525 maka berpeluang menghasilkan Rp 331,5 M/bulannya atau dalam setahun Rp 3,9 Triliun. Sebuah angka yang menarik untuk direalisasikan. Batam memang menjanjikan, salah satunya dari sektor pariwisata ini. Dan ini masih belum pada titik puncak. Jalan masih Panjang. Potensi itupun juga demikian.