Ragam Spot dan Gaya Berfoto di Kebun Teh: Wow Keren

Aang Afandi
Belajar tentang Pariwisata, Ekonomi Kreatif dan Kebijakan Publik
Konten dari Pengguna
10 Juli 2021 8:08 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Aang Afandi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Berfoto seakan-akan menjadi pekerja kebun teh. Ikut merasakan sisi menariknya pekerja di Kebun Teh, merasakan perjuangan mereka menjadi bagian penghasil teh terbaik Indonesia. Tentunya perlu minta izin pada mereka dan tidak merepotkan mereka pula. (foto Aang Afandi)
zoom-in-whitePerbesar
Berfoto seakan-akan menjadi pekerja kebun teh. Ikut merasakan sisi menariknya pekerja di Kebun Teh, merasakan perjuangan mereka menjadi bagian penghasil teh terbaik Indonesia. Tentunya perlu minta izin pada mereka dan tidak merepotkan mereka pula. (foto Aang Afandi)
ADVERTISEMENT
Kebun teh, cukup banyak kebun teh di Indonesia, utamanya di Jawa dan Sumatera. Menarik dikunjungi karena letaknya yang di dataran tinggi, memiliki hawa sejuk (bahkan dingin) dan lanskap gunung perbukitan yang memanjakan mata untuk melihatnya. Salah satu aktivitas yang tak terlupa adalah berfoto ataupun swafoto. Nah, foto di mana saja sebenarnya kita ketika berada di kawasan kebun teh ini.
ADVERTISEMENT
Berada di atas Jembatan. Jembatan ini umumnya terbuat dari kayu, atau sebagian menggunakan bahan bambu. Berada di atas tanaman teh, sehingga tidak merusak tanaman teh tersebut. Kayu dan bambunya dibiarkan alami tanpa ada proses pengecatan, kesan yang dibangun adalah natural. Dibangun pada area perbukitan dengan kemiringan tertentu, dengan ukuran yang panjang dan di ujungnya biasanya sampai pada ujung ketinggian dan terdapat lanskap tanah yang curam.
Pengunjung berfoto dengan latar jembatan, tanaman teh, gunung/lembah dan langit. Ada beberapa destinasi yang menambahinya dengan saung atau gazebo pada titik tertentu digunakan untuk rehat sejenak. Saung ini tetap berbasis kayu juga. Penggunaan pagar jembatan dari kayu yang di cat, barangkali akan mengurangi kesan alami yang diciptakan.
ADVERTISEMENT
Momentum waktu barangkali jadi sesuatu yang mahal, semisal jembatan ini mengarah ke barat dan memperoleh momen senja, tentunya akan menghasilkan foto yang seksi banget. Jembatan ini ada yang dibuat tinggi, sehingga tidak mematikan tanaman teh di bawahnya, namun ada beberapa yang dibuat sedikit tinggi di atas tanaman teh, sehingga mematikan tanaman teh di bawahnya. Ada yang menggunakan pagar ada pula tanpa pagar.
Berada di antara tanaman teh. Berada riil di antara tanaman teh, sehingga kita Nampak setengah badan di rerimbunan hijaunya teh, sendiri, berdua ataupun Bersama. Lanskap kebun jadi istimewa Ketika menemukan background gunung ataupun lembah. Langit, pohon-pohon besar yang unik jadi pelengkap unsur dari objek foto. Terkadang kita bisa meminjam sesaat topi ataupun perlengkapan panen dari para pekerja kebun dan berfoto bersamanya.
ADVERTISEMENT
Ketika foto-foto ini diarahkan zoom in (memperbesar) pada wajah maka kesan bokeh kebun teh akan semakin mempercantik hasil foto yang tercipta. Kesan ceria, manja, sok cool, centil, pasangan yang romantis, serius, dan ragamnya diciptakan dari foto yang dicipta. Memandang jauh, pakai kacamata hitam, menggerakkan tangan ataupun memasukkan tangan di saku. Berdua saling bercengkrama, saling senyum, saling membelakangi, atau seakan tengah berbahagia, “ups…” si gadis tersenyum sambal menutupi mulut, sementara cowoknya tersenyum.
Ilustrasi kebun teh Foto: Raisan Al Farisi/Antara
Sebuah momen yang apik. Bahkan ada pula gadis yang membelakangi kamera, dan menunjukkan rambutnya tergerai dengan cat rambut coklat, cantik. Walaupun kesan yang dibangun bukan pada pamer, tapi ekspresi kesendirian dan kesunyian. Walaupun foto norak-pun bisa pula, foto pakai helm, bermasker dengan kaca hitam helm yang tertutup, “moto siapa dan moto apa?”. Ya, suka-sukalah kita tentunya. Bahkan foto akrobatik, melompat tinggi, coba dicipta oleh para pengunjung.
ADVERTISEMENT
Di jalanan setapak. Bisa di jalanan setapak, dengan lanskap memanjang ataupun berbelok. Ada pula yang memanfaatkan jalan aspal. Barangkali ini dimanfaatkan oleh pengunjung yang malas masuk ke kebun, toh memperoleh background tanaman teh juga. Tetap juga tercipta asyik.
Di antara pohon besar. Di antara tanaman teh, biasanya terdapat pohon-pohon keras, sehingga foto berdekatan dengan tanaman besar ini jadi unik. Di samping, di dekat atau bersembunyi dan menunjukkan wajah jadi salah satu pilihan. Menghasilkan foto dengan detail pohon juga jadi daya Tarik tersendiri.
Memanfaatkan tulisan nama dari kebun. Papan nama kebun, yang saat ini dibuat besar dan menarik, jadi spot foto yang menarik juga. Walaupun terkadang penempatan tulisan ini bisa menimbulkan kesan yang tidak alami karena kurang idealnya tata letak pemasangan papan nama ini. Tulisan yang simpel dan beradaptasi ke arah alami barangkali bisa jadi konsep pegangan. Barangkali kita bisa mengadaptasi tulisan di Puncak gunung yang hanya standar bertuliskan nama dan ketinggian.
Ber-foto di depan Papan nama kebun jadi spot yang menarik. Penempatan di dekat pabrik juga menarik. Walaupun barangkali pilihan warna tulisan hijau barangkali bukan pilihan terbaik (foto Aang Afandi)
Sarana prasarana pelengkap destinasi kebun teh. Berfoto di restonya, bangku -bangku kayu di taman, tempat perapian, tepian kolam renang, bisa jadi objek foto kita. Foto bareng saat nge-teh atau makan Bersama, atau foto dilema, kita swafoto sendirian sementara backgroundnya lagi ada yang asyik berduaan. Terkadang berdekatan dengan kebun ini juga terdapat pabriknya, bila diizinkan foto di dekat area ini juga menarik semisal berdekatan dengan pengantar hasil teh ke pabrik.
ADVERTISEMENT
Do & don’t? Cobalah untuk tidak merusak tanaman teh. Karena ada saja yang sengaja foto iseng tidur di atasnya tanaman teh. Satu merusak, dua membahayakan juga bagi pengunjung. Melakukan hal lain, sangat banyak pilihannya.
Inspirasi. Barangkali foto, saat menikmati teh, memegang gelas atau cangkir dengan teh panas/hangat tak banyak jadi pilihan style berfoto, padahal ini unik. Barangkali kita jarang yang membawa tumbler isi teh panas dan dua cangkir cantik, padahal bisa jadi ini unik. Termasuk foto pesta kebun. Kalau yang ini membutuhkan properti yang lebih banyak lagi.
Foto -foto detail, makro juga menarik menjadi kesibukan saat berwisata di kebun teh. Memfoto dedaunan teh, tangan -tangan pekerja yang lincah, keranjang teh yang dipanggul, jadi objek foto yang menarik. Bahkan Ketika di kebun ada barang-barang lama, seperti ublik/lentera kecil. Lampu petromaks, kursi meja di resto dengan teko teh, seakan jadi saksi sejarah bahwa kita pernah berkunjung ke bun teh. Duduk dengan membaca atau menulis, juga bisa jadi pilihan kita bergaya saat foto.
ADVERTISEMENT
Mungkin, bergaya membaca dan menulis, ini masih belum jadi pilihan kita. Karena memang kita tak banyak melakukannya, masak rekreasi hanya sekadar digunakan untuk membaca. Memperhatikan aktivitas para pembuat teh di resto kebun teh juga asyik dinikmati, diabadikan dalam sebuah foto, detail ketika Tea Sommelier (baristanya teh) menuangkan teh ke dalam cangkir-cangkir cantik.
Dan saat ini, coba kita buka kenangan dalam Instagram kita, atau album foto kita. Berakhir pekan di rumah saja. Bagaimana kita mengekspresikan dan gaya mendokumentasikan perjalanan kita. Bolehlah di akhir pekan ini sedikit bernostalgia, dengan foto lama kita. Kawan lama, atau mantan kita.
Jika boleh mengutip kata-kata Fiersa Besari dalam Garis Waktu, “tangannya menjadi pengganti tanganku untuk menuntunmu. Pundaknya menjadi pengganti pundakku untukmu bersandar. Biarlah gemercik gerimis, carik senja, secangkir teh, dan bait lagu menjadi penggantimu.”
ADVERTISEMENT