Konten dari Pengguna

Memanfaatkan Limbah Ampas Kopi Menjadi Produk Kreatif di Desa Sirnajaya

Abang Edwin SA (Bangwin)
Creative Consultant in every medium, Lecturer at Product Design Department, Podomoro University
27 Desember 2024 15:29 WIB
·
waktu baca 8 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Abang Edwin SA (Bangwin) tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Produk kreatif dari limbah ampas kopi (Sumber: Dokumentasi Pribadi)
zoom-in-whitePerbesar
Produk kreatif dari limbah ampas kopi (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Potensi Desa Sirnajaya dan Tantangannya

ADVERTISEMENT
Desa Sirnajaya merupakan sebuah desa di kecamatan Sukamakmur kabupaten Bogor yang memiliki potensi wisata alam yaitu setu Rawagede dan perkebunan kopi. Potensi wisata ini dikelola oleh Badan Usaha Milik Desa atau BumDes Sinarmakmur. Kopi Rawa Gede di mana lokasi tersebut para wisatawan dapat melakukan berbagai aktivitas seperti glamping, trekking atau hanya sekedar menikmati kopi dan kuliner di area agrowisata. Di desa wisata ini di mana terdapat sebuah setu atau danau kecil alami yang dinamai Setu Rawagede. Setu Rawagede ini menjadi sebuah daya tarik sendiri bagi wisatawan lokal karena keindahannya. Di sekitar danau tersebut, terbentang perkebunan kop dan agrowisatai seluas 9 Ha yang dikelola oleh BUMDes Sinar Makmur yang diketuai oleh Bapak Agus Salim sejak tahun 2018. Perkebunan kopi ini banyak memasok greenbean ke industri kopi di Indonesia sebagai pemasukan utamanya. Namun demikian, BumDes selain melakukan budidaya dan penjualan kopi baik greenbean maupun roasting, juga mengelola Agrowisata dimana produk utama yang ditawarkan adalah camping ground atau sering disebut glamping. Selain itu, obyek wisata ini juga menawarkan keindahan alami situ Rawagede, layanan penginapan berupa pondok camping dan atraksi lainnya.
Peta Kawasan Desa Wisata Agrowisata Kopi Rawagede, Desa Sirnajaya (Sumber: Dokumentasi Pribadi)
Suasana Desa Wisata Agrowisata Kopi Rawagede, Desa Sirnajaya (Sumber: Dokumentasi Pribadi)
Dengan meningkatnya jumlah limbah hasil olahan kopi seperti kopi bubuk sekitar 1 kg per minggu, akan membawa dampak buruk bagi kelestarian lingkungan di sekitar Situ Rawa Gede. Ketidaktahuan masyarakat bahwa limbah ampas kopi bisa dimanfaatkan kembali, karena selama ini hanya dibuang sehingga dapat mencemari lingkungan. Sebagian besar masyarakat masih terpusat pada produk pertanian khususnya kopi. Untuk itu perlu kiranya digali potensi kreatif dari masyarakat setempat yang bekerjasama dengan Mitra BUMDes dalam peningkatan ketrampilan dan kreativitas masyarakat lokal dalam menghasilkan daya kreasi yang dapat menciptakan produk kreatif dari limbah ampas kopi yang dapat dijadikan potensi ekonomi masyarakat.
ADVERTISEMENT

Mengapa Produk Kreatif Itu Penting?

Produk kreatif tidak hanya menambah daya tarik wisata, tetapi juga membuka peluang ekonomi baru bagi masyarakat. Pemanfaatan ampas kopi untuk produk seperti lilin aroma terapi, resin, dan souvenir lainnya mampu menciptakan sumber penghasilan alternatif. Dengan pelatihan dan bimbingan yang tepat, masyarakat bisa meningkatkan keterampilan dan memperkuat branding kawasan wisata. Selain itu, produk kreatif berbasis limbah kopi memiliki potensi untuk dipasarkan lebih luas melalui platform digital. Misalnya, gantungan kunci dari resin dengan desain unik atau lilin aroma kopi yang memiliki daya tarik tersendiri bagi wisatawan. Inisiatif ini juga membantu meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya mendaur ulang limbah untuk keberlanjutan lingkungan.
Mengapa produk kreatif menjadi penting untuk meningkatkan potensi pariwisata di Situ Rawa Gede? Industri yang berasal dari pemanfaatan kreativitas, ketrampilan serta bakat individu untuk menciptakan kesejahteraan serta lapangan pekerjaan dengan menghasilkan dan mengeskploitasi daya kreasi dan daya cipta individu tersebut. Produk limbah kopi dapat dimanfaatkan untuk menjadi berbagai jenis produk olahan. Dari hasil diskusi dengan mitra, didapatkan pemahaman bahwa sebagian besar masyarakat di Desa Sirna Jaya masih belum memiliki ketrampilan yang terkait pengembangan produk kreatif. Sasaran masyarakat yang akan mendapatkan pembinaan dalam kegiatan pelatihan pengembangan produk kreatif berbasis material ampas kopi ini adalah kelompok masyarakat yang terlibat sebagai pelaku usaha kopi, para pengelola obyek wisata Situ Rawa Gede dan masyarakat lain dalam pembinaan BumDes Sirna Makmur.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan analisis permasalahan yang dihadapi masyarakat tersebut, maka diusulkan proposal kegiatan melalui SKEMA Pemberdayaan Berbasis Masyarakat RUANG LINGKUP PEMBERDAYAAN KEMITRAAN MASYARAKAT dari Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan yang bertajuk Pelatihan Pengembangan Produk Kreatif Berbasis Limbah Ampas Kopi di Desa Sirnajaya, Kabupaten Bogor. Kegiatan ini akan menjadi alternatif solusi guna memberikan peningkatan kapasitas masyarakat serta peningkatan ekonomi masyarakat. Selain itu, kegiatan ini pun akan memberikan kesempatan kepada mahasiswa mngeimplemtasikan kelimuannya di masyarakat dan mendukun program MBKM pada dua mata kuliah yaitu; Workshop Pemodelan serta mata kuliah Kreativitas Seni dan Desain sejumlah 6 sks yaitu dengan menerapkan permasalahan di lapangan sebagai materi tugas dan dengan IKU 2 Mahasiswa mendapatkan pengalaman belajar di luar kampus. Di sisi lain, kegiatan ini merupakan kontribusi Universitas Agung Podomoro, dalam rangka Universitas Membangun Desa dan memenuhi IKU 5 Hasil Kerja Dosen Digunakan Oleh Masyarakat, hasil luaran dosen sebelumnya digunakan oleh masyarakat melalui materi pembelajaran pada mata kuliah berupa proses pengolahan limbah menjadi produk yang terdapat pada proses pembelajaran diterapkan kepada masyarakat. Pengabdian kepada masyarakat dalam peningkatan ekonomi masyarakat dengan luaran artikel pada jurnal nasional, poster hasil kegiatan dan video hasil kegiatan. Tujuan SDG; Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab melaui dengan mengolah limbah hasil produksi kopi, menjadi produk kreatif maka akan memberikan nilai tambah sosial dan ekonomi kepada kelompok sasaran. Serta SDG: Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi melalui pengayaan pengetahuan pemasaran digital.
ADVERTISEMENT
Tujuan dari kegiatan inisiasi ini untuk lebih dapat memahami permasalahan dan keinginan masyarakat yang dapat memaksimalkan manfaat pariwisata bagi masyarakat, Desa Sirna Jaya. Salah satu langkahnya adalah dengan mengembangkan pariwisata berbasis pertanian atau agrotourism, dengan memanfaatkan kearifan lokal dan komoditas lokal, seperti kopi yang menjadi unggulan di desa tersebut. Kopi di obyek Wisata Rawa Gede sudah menjadi ciri khas dan telah menjadi produk unggulan. Namun seiring dengan peningkatan jumlah konsumsi kopi, maka limbah hasil olahan kopi seperti bubuk kopi juga turut meningkat.

Tahapan Kegiatan Pelatihan

Pada tanggal 19 Juli 2024 telah dilaksanakan kegiatan sosialisasi proogram pelatihan. Ada dua hal yang diagendakan pada kegiatan sosialisasi ini adalah sebagai berikut:
ADVERTISEMENT
Sebelum melakukan kegiatan kunjungan ke desa Sirnajaya, telah dilakukan beberapa percobaan terkait pengolahan dan pemanfaatan limbah ampas kopi untuk menjadi dua varian produk; 1. Produk lilin hias dan 2. Produk resin sebagai berikut:
Produk lilin dari limbah ampas kopi (Sumber: Dokumentasi Pribadi)
Pengolahan dan hasil produk resin dari limbah ampas kopi di Laboratorium Desain Produk Universitas Agung Podomoro (Sumber: Dokumentasi Pribadi)
Dari dua jenis (dari tiga yang diusulkan) varian produk tersebut akan diminta tanggapan dari pihak masyarakat tentang pengembangan produk melalui diskusi.Dari hasil diskusi dengan masyarkat akan dibuat rencana tindak lanjut yang akan dituangkan dalam bentuk kegiatan pelatihan. Pada tabel berikut adalah hasil dari diskusi yang dilaksanakan saat sosialisasi kepada masyarakat. Dari hasil sosialisasi kepada masyarakat desa Sirnajaya diperoleh tanggapan bahwasannya, saat ini mitra belum memiliki produk souvenir khas yang dapat dijual atau dipadukan dengan paket wisata, sehingga mitra sangat membutuhkan produk-produk tersebut. Kesadaran wisatawan terhadap kebersihan area Agrowisata Rawa Gede, di mana sampah dari pengunjung masih banyak berserakan, sehingga ke depannya juga dapat dilakukan kegiatan untuk peningkatan kesadaran kebersihan lingkungan, Cangkir dan gelas suka dibawa pulang oleh pengunjung atau wisatawan, dapat disimpulkan bahwa wisatawan membutuhkan kenang-kenangan, Branding produk Agrowisata Rawa Gede yang belum terlalu muncul, sehingga dapat dilakukan kegiatan yang dapat meningkatkan branding produk lainnya seperti perancangan desain kemasan dll.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan hasil diskusi tersebut, pada tanggal 17 September 2024 dilaksanakan sebuah kegiatan pelatihan tentang pengolahan limbah ampas kopi menjadi beberpa produk seperti lilin aroma terapi, gantungan kunci, tatakan cangkir, hiasan dinding dll. Pelatihan tersebut dilaksanakan oleh tim dosen dari program studi desain produk Universitas Agung Podonoro, dosen Bisnis Perhotelan dan dibantu oleh mahasiswa dari program studi desain produk. Adapun kegiatan pelatihan tersebut diikuti oleh beberapa anggota masyarakat desa Sirnajaya yang juga mengelola tempat wisata Situ Rawagede.
Suasana kegiatan pelatihan (Sumber: Dokumentasi Pribadi)
Hasil pelatihan dan uji coba (Sumber: Dokumentasi Pribadi)
Pada tanggal 1-2 Oktober 2024, bersama dengan mahasiswa program studi desain produk Universitas Agung Podomoro dilaksanakan kembali kegiatan lanjutan. Ada dua jenis kegiatan pada kesempatan kali ini yaitu yang pertama; kegiatan uji coba produksi dan pembuatan produk oleh masyarakat yang didampingi oleh mahasiswa dan kegiatan pelatihan strategi pengembangan pemasaran digital oleh dosen program studi desain produk Universitas Agung Podomoro. Masyarakat desa terlihat sangat antusias dengan kegiatan yang diadakan oleh tim dan dibantu oleh mahasiswa.
Suasana kegiatan uji coba oleh masyarakat yang didampingi oleh mahasiswa (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Dampak dan Keberlanjutan

Dengan pelatihan ini, masyarakat Desa Sirnajaya tidak hanya belajar keterampilan baru tetapi juga memulai langkah kecil menuju keberlanjutan ekonomi dan lingkungan. Program ini juga memberikan inspirasi kepada desa-desa lain untuk memanfaatkan limbah lokal mereka sebagai sumber daya potensial. Ke depannya, diharapkan BUMDes terus mendukung inovasi berkelanjutan dalam pengolahan limbah. Langkah berikutnya mencakup diversifikasi produk kreatif, penguatan pemasaran digital, serta kolaborasi dengan pihak lain seperti pemerintah daerah dan sektor swasta. Program seperti ini menjadi contoh nyata bagaimana kolaborasi antara perguruan tinggi dan masyarakat dapat menciptakan dampak positif yang berkelanjutan. Dengan semangat yang sama, Desa Sirnajaya dapat terus berkembang menjadi model desa wisata berbasis keberlanjutan.
Flyer paket wisata yang dibuat oleh warga (Sumber: Dokumentasi pengelola Desa Wisata Agrowisata Rawa Gede, Desa Sirnajaya)
Program ini berhasil membangun kesadaran masyarakat tentang pentingnya pengolahan limbah dan membuka peluang ekonomi baru. Produk-produk yang dihasilkan mulai dipasarkan sebagai bagian dari paket wisata Situ Rawagede. Selain itu, pelatihan digital marketing membantu masyarakat mempromosikan produk mereka secara daring. Sebagai contoh, warga desa telah mulai menggunakan media sosial untuk memasarkan lilin aroma kopi dan gantungan kunci resin kepada wisatawan lokal dan luar daerah. Inovasi ini juga memberikan nilai tambah pada pengalaman wisata di Desa Sirnajaya. Wisatawan kini dapat membeli souvenir unik yang tidak hanya cantik tetapi juga memiliki cerita tentang keberlanjutan.
Foto bersama (Sumber: Dokumentasi Pribadi)
Kegiatan ini didanai melalui SKEMA Pemberdayaan Berbasis Masyarakat
ADVERTISEMENT
RUANG LINGKUP PEMBERDAYAAN KEMITRAAN MASYARAKAT, DIREKTORAT RISET, TEKNOLOGI, DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI, RISET, DAN TEKNOLOGI KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI, tahun 2024
Artikel ini disusun dan diterbitkan oleh:
ADVERTISEMENT

Universitas Agung Podomoro