Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Hikmah Ramadan Dalam Melatih Diri untuk Peningkatan Kualitas dan Produktivitas
3 Mei 2022 8:24 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Abdul Bari tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Ramadan sudah beranjak pergi, tiba lah hari kemenangan yang dinanti-nanti. Walau pun hati bergembira, namun kepergian bulan Ramadan menyisakan banyak rindu di relung hati. Sebagai bulan yang istimewa bagi seluruh umat Muslim, bulan Ramadhan selalu menjadi momen yang dirindukan. Meskipun harus menahan lapar, haus dan juga menjaga emosi, Ramadhan memiliki sejuta kenangan dan makna yang tidak tergantikan, di mana kita bersama-sama berlomba-lomba dalam kebaikan dan merekatkan silaturahmi untuk menjaga keislaman.
ADVERTISEMENT
Rindu rasanya membayangkan makan sahur bersama keluarga. Rindu rasanya berbuka puasa dengan sahabat dan kerabat. Rindu rasanya melakukan tarawih bersama-sama dengan penuh kekhusyukan, rindu rasanya bercengkrama dan berkumpul dalam kebaikan.
Idul FItri tahun ini terasa sangat berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Jika sebelumnya Idul Fitri hanya dilakukan secara virtual, tahun ini alhamdulillah kita dapat bersilaturahmi secara tatap muka seiring dengan membaiknya perkembangan covid-19.
Kampung-kampung di seluruh pelosok negeri kini telah kembali ramai dengan aktivitas ritual mudik. Tawa hangat dan keceriaannya menyebar seantero negeri menyambut datangnya hari kemenangan.
Tidak ada yang lebih indah melihat senyum para keluarga dan para sahabat yang kini dapat kembali berkumpul di tengah hari raya spesial. Pemandangan Solat Idul Fitri yang ramai dan penuh dengan suasana keakraban menjadi spirit dan semangat solidaritas dan kolaborasi untuk sesama.
ADVERTISEMENT
Kemenangan hari ini yang kita rasakan, sebenarnya adalah jerih payah usaha kita selama dua tahun untuk senantiasa menjaga protokol kesehatan. Kini di tengah pelonggaran aktivitas berkumpul, semoga kita tetap dapat ikhtiar menegakkan protokol kesehatan, sehingga kondisi seperti ini dapat dipertahankan untuk masa akan datang.
Bagi saya pribadi, di tengah riuh ramai, kemenangan Idul Fitri, bulan Ramadan meninggalkan banyak hikmah yang membekas. Sebagai sebuah bulan mulia, kita dilatih untuk senantiasa melakukan sebuah peningkatan kualitas dalam berbagai aspek kehidupan, mulai dari peningkatan kualitas ketakwaan, kualitas iman dan peningkatan kualitas aspek sosial yaitu meliputi bagaimana kita berbagi dengan sesama.
Di bulan ramadan hal yang paling terlihat ialah bagaimana kita berlomba-lomba meningkatkan kadar kualitas keiman dan ketaqwaan kita untuk mengharap keridhaan ilahi. Dari sisi produktivitas pun bulan Ramadan adalah bulan baik untuk melakukan peningkatan produktivitas, tidak hanya dalam hal ibadah saja, namun juga dalam pekerjaan sehari-hari yang kita lakukan.
ADVERTISEMENT
Terbukti, walaupun dalam suasana Ramadan, kita tetap dapat mengelola dengan baik aktivitas-aktivitas kerja dengan baik, bahkan mungkin jauh lebih produktif dengan semangat kolaboratif.
Kondisi new normal, membuat kita lebih gesit dan lincah dalam bekerja, dimana pertemuan-pertemuan, selain dapat dilakukan secara offline, namun dapat juga dilakukan secara online bahkan hybrid.
Rapat-rapat yang dapat dilakukan secara online, dan sistem kerja work from home, memungkinkan kita semakin produktif dalam bekerja dan memiliki lebih banyak waktu untuk beribadah, sehingga keseimbangan hidup lebih terjaga.
Dukungan teknologi dalam hal ini telah menciptakan budaya kerja yang kolaboratif dan dan penurunan silo yang pada akhirnya meningkatkan efektivitas kerja.
Hikmah Ramadan ini mengingatkan saya kepada hadist yang berbunyi “Barang siapa hari ini lebih baik dari hari kemarin, dialah tergolong orang yang beruntung, Barang siapa yang hari ini sama dengan hari kemarin dialah tergolong orang yang merugi dan barang siapa yang hari ini lebih buruk dari hari kemarin dialah tergolong orang yang celaka (HR. Al Hakim).”
ADVERTISEMENT
Meskipun Ramadan telah berakhir, spirit dan hikmah Ramadan dalam peningkatan kualitas dan produktivitas seharusnya tidak boleh sirna. Hal-hal baik dan produktif yang kita telah lakukan selama bulan suci Ramadan, harus terus secara kontinu dilakukan di hari-hari kedepannya.
Dalam Islam sendiri bekerja merupakan kegiatan yang mulia. Kemuliaan bekerja disebutkan dalam dalam sebuah hadis HR Bukhari yang berbunyi "Hendaklah seseorang diantara kalian berangkat pagi-pagi sekali mencari kayu bakar, lalu bersedekahlah dengannya dan menjaga diri ( tidak meminta-minta ) dari manusia, yang itu lebih baik daripada meminta kepada seseorang, baik diberi maupun tidak. Tangan diatas lebih baik daripada tangan yang dibawah. Mulailah (memberi ) kepada orang yang menjadi tanggung jawabmu "
Al-quran sendiri dalam salah satu ayatnya telah menegaskan agar manusia senantiasa selalu bekerja untuk mencari rizki dan karunia allah “Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung” (QS al-Jumu’ah:10).
ADVERTISEMENT
Maka itu penting untuk meniatkan segala sesuatu yang kita kerjakan dan lakukan untuk mengharapkan ridha dan karunia illahi. Kebiasaan-kebiasaan baik yang telah kita lakukan selama bulan suci ramadan harus senantiasa kita lakukan sebagai spirit peningkatan diri.
Semoga Ramadan ini telah membawa kita semua ke level peningkatan diri yang lebih tinggi baik dari aspek kualitas maupun produktivitas. Perjuangan kita selama sebulan ini, tidak boleh terhenti karena bulan suci Ramadan telah berakhir. Semoga kita semua diberikan Kesehatan dan kesempatan untuk kembali menjumpai bulan suci Ramadan di tahun mendatang. Selamat hari Raya Idul Fitri, Selamat berkumpul dengan keluarga tercinta. Jangan lupa senantiasa mematuhi protokol kesehatan dan mengikuti anjuran pemerintah.