Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Sejarah Perfilman Pahlawan Super
3 Juni 2022 10:10 WIB
Tulisan dari Abdiel Girasto Denyadi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Film pada saat ini menjadi media yang banyak digemari kalangan masyarakat. Mario Klerer dalam bukunya berjudul An Introduction to Literary Studies yang terbit di London (2004) mengungkapkan bahwa, suatu film merupakan bentuk karya seni yang menggunakan aktor sebagai instrumen utama dalam menyampaikan ekspresi .Karya literatur seperti novel dan komik dapat diadaptasi menjadi suatu film, bahkan film dapat dikatakan menjadi bentuk baru dari suatu literatur karena terdapat penulisan di setiap pembuatan film.
ADVERTISEMENT
Namun film juga dapat dibuat berdasarkan kisah nyata atau adanya suatu fenomena sosial, fenomena sosial dapat disinggung dengan kemasan cerita fiksi. Salah satunya adalah film dengan tema pahlawan super, dalam publikasi National Periodical Publications v. Empire Comics yang terbit di New York (1954) menjelaskan bahwa pahlawan super merupakan karakter fiksi yang memiliki kekuatan diluar kemampuan manusia normal untuk menegakkan keadilan atau sebagai role model kebenaran. Jerry Siegel yang juga berperan dalam penciptaan karakter Superman beranggapan bahwa inovasi serta referensi pembentukan pahlawan super modern ini terinspirasi dari adanya epik, mitologi, serta cerita pahlawan masa lalu.
Masa Keemasan (Golden Age)
Awal popularitas pahlawan super di Amerika adalah pada masa perang dunia kedua tahun 1930 atau dalam industri komik dikenal dengan “Golden Age” yang diketahui masa dimana komik Superman pertama diciptakan dan meraih kesuksesan yang besar . Namun untuk sejarah perfilman pahlawan super pertama adalah serial dari Prancis yang berjudul Judex pada tahun 1916.
ADVERTISEMENT
Lalu untuk film pahlawan super pertama di Amerika adalah serial berjudul Mandrake The Magician pada tahun 1939, namun untuk film pahlawan super yang lebih familiar konsepnya dengan masa sekarang ini adalah Adventures Of Captain Marvel, Captain Marvel ini bercerita tentang seorang bocah yang mendapatkan kekuatan super misterius yang dapat mengubah dirinya menjadi sosok superhero dewasa pada umumnya dan memiliki kekuatan fisik yang besar seperti Superman.
Captain Marvel yang asli sekarang berubah namanya menjadi Shazam yang telah diakuisisi oleh DC Comics dan nama Captain Marvel telah diakuisisi oleh Marvel Comics.
Masa Retro
Setelah itu era kebangkitan film pahlawan super mulai meredup kembali, hingga pada tahun 1978 film legendaris Superman The Movie rilis. Diproduksi dengan biaya yang sangat besar sebesar 55 juta dollar Amerika, film yang disutradarai Richard Donner ini sangat epik dalam segala hal.
ADVERTISEMENT
Terdapat aktor yang belum dikenal dan menjadi aktor utama dalam film tersebut yaitu Christopher Reeve, yang berperan sebagai Clark Kent dan Superman, dan hebatnya beliau memerankan peran itu dengan sangat baik dan Reeve menjadi potret acuan bagaimana rupa Superman di dunia nyata. Konsep film pada masa masa tersebut cenderung lebih minimalis, dimana peran pahlawan super melawan penjahat untuk membela keadilan masih sangat kental.
Tidak ada unsur kritis dalam plot cerita, inti dari cerita hanyalah baik melawan jahat. Menurut Becker dalam bukunya yang berjudul The Birth And Death Meaning terbit di New York (1962) beranggapan bahwa adanya konsep kekuatan super pada pahlawan super ini adalah untuk memberikan gambaran manusia yang tidak bisa dilukai dengan cara apapun, dan untuk menghilangkan rasa cemas terus menerus dalam kehidupan manusia karena manusia adalah makhluk yang lemah.
ADVERTISEMENT
Dalam kurun waktu yang tidak lama, pada tahun 1989 muncul film yang menghapus konsep pemikiran tersebut dalam stereotip film pahlawan super. Film yang dimaksud yaitu Batman, yang dibintangi oleh Michael Keaton sebagai Bruce Wayne (Batman) dan Jack Nicholson sebagai Joker.
Batman memiliki nuansa film yang lebih gelap dan memainkan plot psikologis didalamnya. Dalam film ini aspek psikologis yang diangkat yaitu bagaimana mental seseorang dapat berubah menjadi manusia yang “bersikap” baru . Berfokus pada inti cerita dimana Joker menciptakan Batman, dan begitu pula Batman menciptakan The Joker.
Trauma yang hebat dapat mengubah manusia seutuhnya hanya dalam hitungan detik, seperti yang dikatakan Joker dalam film ini “Lemahnya manusia, cukup menghabiskan satu hari buruk untuk merubahnya”. Film Batman seolah sangat berbanding terbalik dengan konsep yang diangkat dalam film Superman The Movie.
ADVERTISEMENT
Masa Milenial
Pada era 2000an muncul film legendaris lain yaitu Spiderman, yang diperankan oleh Tobey Maguire dan rilis pada tahun 2002. Spiderman menjadi film legendaris karena pada saat memasuki awal abad baru dapat langsung meraih keuntungan sebesar 407 juta dollar hanya di wilayah Amerika Serikat belum terhitung untuk keuntungan Internasional nya.
Itulah mengapa Spiderman masuk dalam “The Big Three” bersanding dengan Superman dan Batman, karena ketiga film ini menjadi pionir utama dalam perfilman pahlawan super dan mendapatkan tanggapan positif serta menjadi dikenal diseluruh dunia hingga sepanjang masa, bahkan siapa yang tidak mengenal ketiga pahlawan super itu.
Spiderman mengangkat konsep yang penulis anggap lebih seimbang, tidak terlalu cerah seperti Superman dan tidak terlalu gelap seperti Batman. Karena film Spiderman mengangkat aksi heroik Spiderman yang menolong orang dan juga menceritakan sisi kehidupan sehari hari Peter Parker sebagai warga biasa.
ADVERTISEMENT
Kedua kutub tersebut sama sama sangat menarik menurut penulis, karena kita dapat mengetahui sisi lain dari pahlawan super yang serba sempurna ternyata masih memiliki sisi manusiawi juga yang terlihat lemah jika tanpa topeng.
Masa Kini
Industri film pahlawan super saat ini sangatlah menguntungkan bagi para rumah produksi, hal ini diawali dengan kesuksesan Marvel Studios menciptakan “Semesta” nya sendiri yang disebut Marvel Cinematic Universe.
Kesuksesan ini diawali pada film Iron Man (2008) yang mendapatkan banyak tanggapan positif dan keuntungan yang melimpah. Hingga sang produser Marvel yaitu Kevin Feige memutuskan untuk membuat semesta sinema Marvel, dimana seluruh film pahlawan super yang dirilis oleh Marvel Studios setelah Iron Man akan berkaitan satu sama lain.
ADVERTISEMENT
Adanya gagasan tersebut menciptakan terbentuknya film terlaris sepanjang sejarah yaitu seri Avengers pertama hingga Avengers Endgame, dimana semua pahlawan super Marvel seperti Ironman, Captain America, Thor, Hulk, dan Black Widow bekerja sama untuk membasmi kejahatan di seluruh dunia hingga ke galaksi.
Kondisi Perfilman Superhero Saat Ini
Pada masa sekarang hingga hari ini, film pahlawan super telah memenuhi industri film di dunia. Karena film seperti ini yang memang memiliki keuntungan yang besar disamping bagus atau jelek cerita tersebut.
Masyarakat ingin melihat aksi, visual effect, komedi, hingga terpaksa mengikuti seluruh film pahlawan super karena saling berkesinambungan dan penasaran apa yang akan terjadi dalam film selanjutnya.
Penonton dari segala umur ingin melihat bagaimana jadinya jika komik dapat diangkat di layar lebar dalam bentuk yang nyata. Serta hiburan yang dibentuk oleh film pahlawan super lebih menarik. Walaupun sekedar fiksi, namun seringkali cerita menyinggung dan menggambarkan kondisi nyata di dunia non fiksi.
ADVERTISEMENT
Film pahlawan super akan terus ada hingga manusia sudah kehilangan kreatifitasnya, seluruh karya akan dibatasi oleh imajinasi saja. Tidak dipungkiri bahwa bioskop selalu ramai ketika film pahlawan super ditayangkan, karena manusia ingin menikmati waktu sebentar untuk enyah dari dunia nyata yang minim akan harapan, dan menyaksikan apa yang terjadi jika harapan itu memang benar benar nyata walaupun bukan dalam ranah dimensi realitas kita.