Konten dari Pengguna

Oversharing vs Kesehatan Mental: Dampak Oversharing terhadap Kesehatan Mentalmu

Sultan Pashya Aprilian
Mahasiswa Politeknik Ketenagakerjaan dengan Program Studi Relasi Industri.
9 April 2022 6:08 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sultan Pashya Aprilian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi: Sharing di Sosial Media (Sumber: Shutterstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi: Sharing di Sosial Media (Sumber: Shutterstock)
ADVERTISEMENT
Hayo, siapa dari kamu yang suka membagikan pengalaman keseharianmu ke media sosial? Tentunya pada era digital seperti sekarang ini, melakukan berbagi kisah atau pengalaman di media sosial merupakan sesuatu yang sudah menjadi kebiasaan. Gatal rasanya jika sehari saja tidak mengunggah cerita keseharian baik dalam bentuk teks, gambar, video maupun audio. Tapi, tahukah kamu tentang oversharing?
ADVERTISEMENT

Pengertian Oversharing

Menurut Webster’s New World Collage Dictionari (2008) (dalam detak-unsyiah.com 2021) mengartikan oversharing sebagai kegiatan mengekspos terlalu banyak informasi baik secara sengaja maupun tidak sengaja. Dari pengertian tersebut dapat kita simpulkan bahwa oversharing merupakan informasi yang dikeluarkan oleh seseorang sifatnya pribadi dan terkesan berlebihan. Sedangkan menurut Ikhsan Bella Persada, M.Psi. oversharing ini diakibatkan oleh beberapa kondisi yaitu keadaan ingin diperhatikan, merasa kesepian, atau bahkan orang yang melakukan oversharing memiliki self-esteem yang rendah. Mengapa bisa demikian?

2 Penyebab Melakukan Oversharing

1. Mencari Perhatian

Ikhsan mengatakan bahwa informasi yang dikeluarkan saat memberikan informasi berlebih merupakan informasi tentang diri pribadi seseorang. Misal, kamu menceritakan keseharianmu saat berlibur ke suatu tempat atau ketika kamu menjelaskan kejadian aneh yang terjadi di sekolahmu. Informasi yang mendetail dan berlebih yang seharusnya tidak kamu ceritakan itulah yang dimaksud oversharing. Ada beberapa pengguna media sosial juga yang menjadikan media sosial sebagai sarana untuk mencari perhatian dengan memamerkan suatu barang tertentu atau pengalaman tertentu. Keinginan untuk dipuji ini yang memantik kamu untuk membagikan informasi yang berlebih. Perhatian yang dilontarkan oleh orang lain terhadap kisah atau pengalaman yang kamu bagikan tidak dapat dikontrol. Bisa saja, kamu malah mendapatkan ujaran kebencian, hinaan atau hal negatif lainnya.
ADVERTISEMENT

2. Self-Esteem Rendah

Self-esteem atau harga diri adalah sebuah pikiran, perasaan, dan pandangan seseorang atas dirinya sendiri. orang yang memiliki self-esteem yang rendah memiliki cirri-ciri sebagai berikut:
1. Pesimis;
2. Tidak puas terhadap dirinya;
3. Ingin menjadi seperti orang lain;
4. Sensitif terhadap kritik orang lain tentang kehidupannya;
5. Memandang negatif terhadap apa yang dimiliki.
Orang-orang yang memiliki self-esteem yang rendah biasanya akan membagikan sesuatu di media sosial yang dapat meningkatkan self-esteem-nya. Informasi yang diberikan bisa saja benar ataupun salah. Jika informasi yang disampaikan benar, maka apa yang dia bagikan merupakan hasil paksaan terhadap dirinya sendiri untuk melakukan lebih dari apa yang dia punya. Misal, kamu merasa iri dengan handphone yang temanmu miliki. Lalu, untuk menutupi rendahnya self-esteem-mu maka kamu memaksakan diri untuk membeli handphone yang sama dan mengunggah informasinya di media sosial.
ADVERTISEMENT
Informasi yang kamu bagikan di media sosial inilah yang merupakan oversharing. Kamu memaksakan dirimu untuk dapat mengunggah informasi yang sebenarnya kamu sendiri tidak dapat mencapainya. Hal ini dapat berdampak buruk bagi kamu.

Dampak Oversharing Terhadap Kesehatan Mental

A. Dampak Negatif

Melakukan oversharing memiliki dampak negatif yang sangat besar terhadap kesehatan mentalmu. Utamanya jika penerima informasi menanggapi kisah atau pengalamanmu secara negatif. Dalam hal penerima informasi merespons negatif terhadap informasi yang kamu berikan, maka hal tersebut akan menyebabkan kecemasan, kekhawatiran, stres, sampai depresi. Tidak semua orang akan menanggapi baik kisah atau pengalamanmu jadi berhati-hatilah saat membagikan informasi.

B. Dampak Positif

Pada dasarnya dampak yang kamu dapatkan dari oversharing terhadap kesehatan mentalmu digantungkan bagaimana penerima informasi menanggapi informasi tersebut. Jika tanggapannya baik maka itu akan mengurangi rasa cemas, khawatir, stres, bahkan stres. Bercerita merupakan salah satu media untuk meredakan penyakit mental. Namun kiranya kamu juga harus menyaring informasi yang ingin kamu bagikan. Jangan keluarkan informasi yang sifatnya pribadi, sensitif, atau dapat menyinggung perasaan penerima informasi.
ADVERTISEMENT
Demikian ulasan dari dampak oversharing terhadap kesehatan mental. Marilah kita melatih diri kita untuk menyaring informasi yang kita sampaikan. Jangan sampai kita melakukan oversharing yang malah berdampak buruk bagi diri kita dan juga kesehatan mental kita.

REFERENSI

Dwiputra, K. O. (2021). Bahaya Oversharing di Media Sosial untuk Kesehatan Mental. Retrieved from klikdokter: https://m.klikdokter.com/amp/3648632/bahaya-oversharing-di-media-sosial-untuk-kesehatan-mental
Talitha, T. (2021). Self Esteem: Arti, Faktor, dan Cara Meningkatkan Self Esteem. Retrieved from Gramedia.com: https//www.gramedia.com/best-seller/self-esteem/amp/