Konten dari Pengguna

Teknologi Mengubah Persepsi Mahasiswa Akuntansi Terhadap Etika Profesi

Abdul Hadi
Senior Accounting and Tax di PT. MOP Indonesia Corp, Mahasiswa Magister Akuntansi Universitas Pamulang
19 September 2024 17:34 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Abdul Hadi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Profesi. Foto : Koleksi Pribadi Penulis Freepik
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Profesi. Foto : Koleksi Pribadi Penulis Freepik
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Profesi akuntan menghadapi berbagai tantangan baru yang berkaitan dengan teknologi dan etika di era digital yang terus berkembang. Sebagai generasi penerus dalam akuntansi, mahasiswa memiliki pemahaman yang sangat baik tentang bagaimana standar profesional akuntansi harus diterapkan dalam dunia modern. Tujuan dari makalah ini adalah untuk mempelajari bagaimana mahasiswa akuntansi melihat etika profesi akuntansi di era digital dan bagaimana mereka melihat pentingnya etika dalam praktik akuntansi sehari-hari.
ADVERTISEMENT
Perkembangan Era Digital
Era digital telah mengubah banyak hal dalam kehidupan sehari-hari, termasuk cara bisnis dijalankan. Perangkat lunak akuntansi, big data, dan artificial intelligence (AI) telah membuat pencatatan dan analisis data keuangan lebih mudah. Namun, kemajuan teknologi ini membawa masalah baru, terutama dalam hal kejujuran, transparansi, dan keamanan data. Di era modern, akuntan tidak hanya perlu memiliki kemampuan teknis, tetapi juga harus memahami dan menerapkan prinsip etika. Hal ini penting karena akuntan menangani informasi keuangan yang sensitif dan dapat memengaruhi keputusan bisnis yang penting.
Pentingnya Etika dalam Profesi Akuntan
Etika adalah aturan dan prinsip yang mengatur bagaimana para akuntan bertindak. Untuk menjaga kepercayaan publik, yang merupakan dasar profesi akuntan, etika ini sangat penting. Etika semakin penting dalam dunia digital karena:
ADVERTISEMENT
1. Keamanan Data: Karena peningkatan teknologi, data sensitif seperti data keuangan lebih rentan tercuri dan disalahgunakan. Akuntan bertanggung jawab untuk melindungi data ini.
2. Transparansi: Akuntan diharapkan untuk tetap jujur dalam laporan keuangan mereka dan menghindari manipulasi data dalam era digital.
3. Keputusan yang Berbasis Data: Akuntan harus dapat melakukan analisis yang objektif dan jujur tanpa terpengaruh oleh kepentingan pribadi atau tekanan dari pihak lain dengan banyak data yang tersedia.
Persepsi Mahasiswa Akuntansi
mahasiswa akuntansi memiliki perspektif yang berbeda tentang etika profesi akuntansi. Beberapa poin penting muncul dari survei dan wawancara yang dilakukan:
1. Kesadaran Etika yang Tinggi: Banyak mahasiswa mengerti betapa pentingnya menjalankan etika dalam pekerjaan akuntan. Mereka menyadari bahwa tindakan yang tidak etis dapat membahayakan reputasi mereka sebagai profesional serta perusahaan.
ADVERTISEMENT
2. Tantangan Teknologi: Mahasiswa mengakui bahwa kemajuan teknologi mungkin menimbulkan masalah moral. Misalnya, penggunaan perangkat lunak untuk mengedit laporan keuangan sangat penting. Mereka percaya bahwa pendidikan etika yang kuat harus menjadi bagian dari kursus akuntansi.
3. Perlu Pelatihan Praktis: Mahasiswa juga menekankan betapa pentingnya mendapatkan instruksi tentang cara menggunakan teknologi dengan benar. Mereka berharap studi kasus dan simulasi dapat membantu mereka memahami praktik etika di dunia nyata.
4. Harapan terhadap Profesi: Mahasiswa berharap akuntan yang lebih senior dapat menjadi teladan dalam menerapkan etika. Mereka juga percaya bahwa guru yang baik dapat membantu mereka memahami tantangan etika di era teknologi.
Rekomendasi untuk Pendidikan Akuntansi
Ini akan membantu siswa memahami etika profesi akuntan di era modern:
ADVERTISEMENT
1. Integrasi Etika dalam Kurikulum: Materi tentang etika dan teknologi harus lebih dimasukkan ke dalam pendidikan akuntansi. Ini mencakup percakapan tentang situasi etis yang mungkin dihadapi akuntan dalam kehidupan nyata.
2. Pelatihan Praktis: Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengambil bagian dalam pelatihan dan simulasi yang berfokus pada etika penggunaan teknologi. Ini dapat membantu mereka memahami kesulitan yang mungkin mereka temui di lapangan.
3. Kolaborasi dengan Praktisi: Mengundang praktisi akuntansi untuk berbagi pengalaman dan kesulitan mereka dalam menerapkan etika di era digital. Ini dapat memberikan wawasan berharga bagi mahasiswa.
4. Membangun Budaya Etika: Universitas harus menumbuhkan budaya etika yang kuat di antara siswanya dengan menekankan pentingnya integritas dan transparansi dalam setiap aspek pendidikan.
ADVERTISEMENT
Sehingga dapat disimpulkan persepsi mahasiswa akuntansi terhadap etika profesi akuntansi di era digital menunjukkan bahwa mereka menyadari pentingnya etika dalam praktik akuntansi. Meskipun mereka menghadapi kesulitan dengan teknologi, mereka percaya bahwa mereka dapat menjadi akuntan yang bertanggung jawab dan etis dengan pendidikan yang tepat dan dukungan dari praktisi. Oleh karena itu, penting bagi lembaga pendidikan untuk meningkatkan pengajaran etika dan memberikan pelatihan praktis kepada siswa untuk mempersiapkan mereka untuk menghadapi tantangan di dunia profesional yang semakin kompleks.