Konten dari Pengguna

Hari Santri Nasional 2024 UIN Bandung: Momentum untuk Bangkit

Abdul Haris Citra Atmaja
Mahasiswa Pascasarjana UIN Sunan Gunung Djati Bandung
21 Oktober 2024 13:20 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Abdul Haris Citra Atmaja tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Keluarga Besar Nahdhalatul Ulama (KBNU) UIN SGD Bandung ikut memeriahkan Hari Santri Nasional (HSN) 2024 yang mengusung tema “Menyambung Juang Merengkuh Masa Depan”. KBNU UIN SGD Bandung menggelar festival HSN dengan rangkaian kegiatan; Debat Publik, Bahtsul Kutub, Diskusi Publik, dan Malam Puncak peringatan Hari Santri Nasional dan Maulid Nabi Muhammad Saw.
ADVERTISEMENT
Pembukaan Seremonial Festival ini diadakan di Auditorium Pendidikan Profesi Guru (PPG), Sabtu (19/10/2024) dihadiri oleh Ketua KBNU UIN SGD Bandung,Prof. Dr. H. Dudang Gojali, M.Ag., Sesepuh KBNU UIN SGD Bandung, Prof. Dr. H. Ajid Thohir, M.Ag., dan beberapa orang dewan juri perlombaan.
Ketua KBNU UIN SGD Bandung,Prof. Dr. H. Dudang Gojali, M.Ag., dalam sambutannya mengungkapkan, “Tujuan kita mengadakan festival HSN ini sebagai momen pengingat kita akan jasa para ulama, Kiai, dan santri dahulu, dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia,” ungkap Dudang Gojali, Sabtu (19/10/2024). Dudang Gojali berharap, momentum ini mampu membentuk karakter santri yang intelektual dan intelektual yang santri.
Selanjutnya, Ketua KBNU sekaligus Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam tersebut juga menjelaskan, perlombaan-perlombaan yang diadakan di festival HSN ini guna menciptakan masa depan pemimpin yang berkualitas dan berwawasan luas serta memiliki kekayaan ide dan gagasan untuk membangun bangsa Indonesia yang lebih maju.
ADVERTISEMENT
“KBNU UIN SGD Bandung ini bukan struktur NU seperti yang kita pahami selama ini, melainkan sebuah wadah untuk menyatukan seluruh kader-kader NU Kultural di UIN Bandung yang memiliki visi dan cita-cita yang sama, yakni mewujudkan Islam Rahmatan Lil ‘Alamin,” tutupnya.
Peran Santri di Era Sekarang
Kemudian, Ketua Pelaksana Festival HSN, Moch. Aldiyansyah Siddiq, M.Ag., dalam sambutannya mengatakan tujuan kegiatan ini membangun kesadaran akan pentingnya makna dari peringatan HSN, menghargai peran kaum santri yang begitu dalam terhadap proses kemerdekaan,dan mewujudkan seluruh elemen masyarakat, mahasiswa dan alumni pondok pesantren yang juga berjiwa sosial juga berpatriot.
“Kita harus bangga menjadi santri, karena santrilah yang sangat dibutuhkan oleh bangsa ini. Di tengah kondisi bangsa yang semrawut saat ini, santri harus ambil bagian dalam mengisi kemerdekaan ini,” tegas Aldi.
ADVERTISEMENT
Menurut Aldiyansyah, santri harus bisa membuktikan dan menjawab stigma tentang santri selama ini. Di mana, jika dulu santri dikatakan hanya bermodalkan kulhu dengan masa depan yang kelam, berbeda dengan sekarang, santri bermodalkan khusnul khuluk yang harus diikuti dan dicontoh oleh banyak orang, demi terwujudnya negara yang baldatun toyyibatun warobbun ghofur.
Seperti yang dijelaskan sebelumnya, dua lomba utama dalam rangkaian Festival HSN ini adalah lomba bahtsul kutub dan lomba debat publik. Penanggungjawab (PJ) dari lomba Bahtsul Kutub, Reza Fauzi Nazar, S.H., M.H mengatakan, lomba ini diadakan untuk memberikan ruang kepada para santri dan mahasiswa dalam menggali dan memahami lebih dalam kitab-kitab kuning (kutub turats) sebagai warisan keilmuan Islam.
ADVERTISEMENT
Kemudian, Haris Atmaja., selaku PJ lomba Bahtsul Kutub juga menambahkan “Tema lomba ‘Kontekstualisasi Pemikiran Klasik dalam Kitab Kuning untuk Menjawab Tantangan Sosial Kontemporer’, yakni bahwa melalui ajang perlombaan ini, harapannya para santri mampu mengoperasionalkan khazanah keislaman klasik dalam menghadapi berbagai tantangan sosial-kontemporer dunia Islam saat ini,” harapnya.
“Seperti yang disampaikan Ketua KBNU dalam sambutan tadi, tentang santri yang intelektual dan intelektual yang santri, implementasi paling kongkrit tentu saja di Bahtsul Kutub ini, karena agenda ini menuntut para santri untuk melakukan penerjemahan mutakhir berbasis nalar akademis terhadap teks-teks keagamaan islam klasik, itu sebabnya kita memakai Bahtsul Kutub, bukan Qira’atul Kutub”. Tambah Haris
“Yaa sekali-kali santri menerjemahkan kitab kuning menggunakan bahasa ilmiah yaa, lebih bagus berbahasa inggris, tidak melulu utawi iku”. tutup dia.
ADVERTISEMENT
Sedangkan untuk lomba Debat Publik, PJ perlombaan, Fauzan Anwar Zunaidi, M.Hum., menjelaskan tema dari lomba debat ialah “Survivalitas dan Adapatasi Santri di Tengah Dinamika Perubahan Zaman”. Fauzan menegaskan, lomba ini untuk mengasah pikiran dan memunculkan ide-ide kontroversial sebagai pemikiran alternatif untuk menyelesaikan problematika sosial Masyarakat.
“Selama ini UIN Bandung redup dalam hal khazanah intelektual, karena itu momentum hari santri ini memiliki maksud untuk menyalakan api semangat intelektualitas di kampus UIN Bandung.” tutupnya.
Festival ini berlangsung Sabtu-Selasa (19-22/10/2024) di Kampus II UIN Sunan Gunung Djati Bandung. Perlombaan debat publik diikuti oleh 15 tim dan lomba bahtsul kutub diikuti oleh 28 orang. Peserta berasal dari berbagai instansi seperti Organisasi Alumni Pesantren, Organisasi Intra dan Ekstra Kampus, ataupun Independen.
ADVERTISEMENT