Konten dari Pengguna

Green Accounting: Apakah Menjadi Sebuah Solusi untuk Kota 'Metropolutan'?

Abdul Latif
Mahasiswa Magister Akuntansi
5 September 2023 13:05 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Abdul Latif tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber: https://www.shutterstock.com/shutterstock/photos/2214835483/display_1500/stock-photo-esg-icon-concept-with-small-tree-for-environmental-social-and-governance-in-sustainable-and-2214835483.jpg
zoom-in-whitePerbesar
Sumber: https://www.shutterstock.com/shutterstock/photos/2214835483/display_1500/stock-photo-esg-icon-concept-with-small-tree-for-environmental-social-and-governance-in-sustainable-and-2214835483.jpg
ADVERTISEMENT
Akuntansi tumbuh dan berkembang di dalam masyarakat yang juga terus berkembang, dan bisnis telah mengetahui bahwa sistem akuntansi konvensional tidak mencukupi dan memadai seiring dengan semakin tingginya kompleksitas bisnis.
ADVERTISEMENT
Perekonomian modern seperti saat ini, telah memunculkan berbagai isu yang berkaitan dengan lingkungan seperti pemanasan global, ekoefisiensi, serta kegiatan industri lain yang memberi dampak langsung terhadap lingkungan sekitarnya.
Isu kerusakan lingkungan, penyebab, dan dampaknya terhadap kehidupan manusia di masa sekarang maupun dampak di masa yang akan datang menyebabkan seluruh masyarakat mulai menyadari pentingnya menjaga kelestarian lingkungan.
Perusahaan sebagai bagian dari kehidupan masyarakat harus turut berpartisipasi dalam menjaga kelestarian lingkungan. Partisipasi ini tentu mengeluarkan biaya, sehingga harus tetap ada pengakuan, pengungkapan, dan penyajiannya dalam pencatatan akuntansi perusahaan, karena perusahaan harus mempertanggungjawabkan seluruh aktivitas operasional dan manajemen kepada seluruh stakeholders dan shareholders. Oleh karena itu, lahir green accounting (akuntansi hijau).
Sumber: https://www.shutterstock.com/shutterstock/photos/2080077079/display_1500/stock-photo-young-man-sitting-using-a-computer-to-analyze-esg-environment-conservation-society-governance-2080077079.jpg
Menurut American Institute of Certified Public Accountants, akuntansi hijau adalah “Identifikasi, pengukuran, dan alokasi biaya lingkungan¸integrasi biaya lingkungan ini ke dalam keputusan bisnis, dan komunikasi selanjutnya dari informasi tersebut kepada pemangku kepentingan suatu perusahaan”.
ADVERTISEMENT
Artinya akuntansi hijau merupakan akuntansi yang di dalamnya terdapat identifikasi, pengukuran, dan alokasi biaya lingkungan hidup, yang mana biaya lingkungan hidup tersebut diintegrasikan dalam pengambilan keputusan bisnis, dan selanjutnya dikomunikasikan kepada pemangku kepentingan.
Dalam praktiknya banyak sekali perusahaan cenderung kurang memperhatikan masalah lingkungannya dan hanya memprioritaskan keuntungan saja tanpa memperhatikan pihak ketiga yakni stakeholders.
Seringkali usaha peningkatan produktivitas dan efisiensi mengakibatkan penurunan kualitas lingkungan, berupa pencemaran udara, air, dan pengurangan fungsi tanah. Memaksimalkan keuntungan dan kekayaan seharusnya tidak lagi menjadi tujuan eksklusif perusahaan.
Karena para pemangku kepentingan yang berwawasan lingkungan semakin sadar akan tanggung jawab mereka yang semakin besar untuk memastikan tidak hanya kesejahteraan manusia namun juga kelestarian lingkungan alam.
Sumber: https://www.shutterstock.com/shutterstock/photos/1826854193/display_1500/stock-photo-a-growing-tree-on-a-pile-of-money-in-the-hands-of-a-businessman-and-a-tree-growing-on-a-stack-of-1826854193.jpg
Tampaknya banyak yang berfokus pada meningkatkan biaya yang dikeluarkan jika menggunakan green accounting yang berdampak pada penurunan profitabilitas. Namun, Green Accounting, apabila ditangani dengan baik dapat memberikan manfaat yang besar bagi individu maupun perusahaan.
ADVERTISEMENT
Manfaat tersebut antara lain meningkatkan nilai perusahaan. Nilai perusahaan yang tinggi akan membuat pasar tidak hanya percaya pada kinerja perusahaan saat ini, namun juga prospek perusahaan di masa depan.
Mengungkapkan informasi lingkungan mungkin berdampak pada bagaimana pemangku kepentingan memandang kinerja keuangan perusahaan, meningkatkan kepercayaan investor, yang mengarah pada penurunan biaya modal, kenaikan harga saham, dan peningkatan minat investor institusi.

Bagaimana Green Accounting Menjadi Solusi untuk Kota “Metropolutan”?

Sumber: https://www.shutterstock.com/shutterstock/photos/2277866999/display_1500/stock-photo-esg-environmental-social-governance-business-strategy-investing-concept-businessman-holding-green-2277866999.jpg
Dalam menerapkan green accounting perusahaan akan mengakui beberapa biaya di antaranya biaya pencegahan lingkungan (environmental prevention costs) yaitu biaya-biaya untuk aktivitas yang dilakukan untuk mencegah diproduksinya limbah dan atau sampah yang menyebabkan kerusakan lingkungan.
Biaya deteksi lingkungan (environmental detection costs) yaitu biaya-biaya untuk aktivitas yang dilakukan untuk menentukan apakah produk, proses, dan aktivitas lainnya di perusahaan telah memenuhi standar lingkungan yang berlaku atau tidak.
ADVERTISEMENT
Biaya kegagalan internal lingkungan (environmental internal failure costs) yaitu biaya-biaya untuk aktivitas yang dilakukan karena diproduksinya limbah dan sampah, tetapi tidak dibuang ke lingkungan luar.
Serta biaya kegagalan eksternal lingkungan (environmental external failure costs) yaitu biaya-biaya untuk aktivitas yang dilakukan setelah melepas limbah atau sampah ke dalam lingkungan. Biaya kegagalan eksternal dapat dibagi lagi menjadi kategori yang direalisasi (realized external failure cost) dan yang tidak direalisasi (unrealized external failure cost)
Sumber: https://www.shutterstock.com/shutterstock/photos/270831464/display_1500/stock-photo-financial-accounting-270831464.jpg
Secara garis besar dengan adanya biaya-biaya tersebut perusahaan memiliki prinsip sustainabilitas atau kelestarian (sustainability principle) yang digunakan untuk menghasilkan laporan akuntansi hijau yang terintegrasi, relevan dan reliabel untuk membantu manajemen dan para pemakai lainnya dalam penilaian dan pertimbangan pengambilan keputusan ekonomi dan nonekonomi, terutama menyangkut risiko dan prospek keberlanjutan dari sebuah perusahaan.
ADVERTISEMENT
Selain itu, perusahaan juga mengakui atas kewajiban (liability recognition) baik kewajiban lingkungan (environment liability) ataupun kewajiban sosial (social liability) untuk menanggung kerugian atau mengganti biaya kerusakan lingkungan dan kerugian masyarakat yang diakibatkan oleh aktivitas operasi dari perusahaan.
Komitmen perusahaan untuk bertanggung jawab mengatasi pencemaran dan polusi, memulihkan kerusakan lingkungan, ikut menghijaukan dan melestarikan alam, serta ikut serta membantu pemerintah dalam upaya peningkatan kualitas hidup dan kesejahteraan ekonomi masyarakat sekitar melalui program-program corporate social responsibility (CSR) juga dapat diakui sebagai kewajiban sosial dan lingkungan.
Sumber: https://www.shutterstock.com/shutterstock/photos/1749630563/display_1500/stock-photo-the-green-tree-that-is-growing-on-coins-increases-in-various-forms-including-the-hands-of-business-1749630563.jpg
Namun, CSR aja tidak cukup untuk mengatasi masalah kota “metropolutan” karena Green accounting akan berhasil menjadi solusi bagi kota “metropolutan” jika perusahaan memiliki komitmen untuk memecahkan dampak penting yang diakibatkan oleh perusahaan dan memiliki upaya yang jelas untuk memitigasi dampak perusahaan yang tercermin dalam kebijakan, struktur organisasi dan keuangan perusahaan.
ADVERTISEMENT
Selain itu perusahaan juga memiliki strategi yang tertulis dan dikomunikasikan kepada pemangku kepentingan untuk mengembangkan penghidupan masyarakat yang berkelanjutan serta perusahaan dapat menunjukkan bahwa dari segi pendanaan, program pengembangan masyarakat lebih besar dibandingkan dengan kegiatan yang bersifat karitatif.
Green Accounting juga dapat dikatakan berhasil jika adanya perencanaan untuk terlibatnya pihak-pihak terkait dalam perencanaan pengembangan masyarakat yang diimplementasikan dalam mencapai tujuan yang ditetapkan. Serta melakukan monitoring dan evaluasi guna tercapainya keberlanjutan, baik dari segi ekonomi, sosial maupun lingkungan.
Oleh karena itu, tujuan akhir dari akuntansi hijau di tingkat organisasi mana pun ditujukan untuk menentukan kebutuhan organisasi untuk memastikan bahwa perekonomian memiliki tingkat efisiensi yang baik untuk kegiatan pelestarian lingkungan dan operasi bisnis perusahaan secara keseluruhan.
ADVERTISEMENT