Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
BRC Apresiasi Frontliners dan Dorong Kepedulian Kesadaran Warga Hadapi COVID-19
12 September 2020 14:44 WIB
Tulisan dari BRORIVAI CENTER tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Kumparan.com - Jakarta - Sebentar lagi Provinsi DKI Jakarta akan menerapkan kembali pembatasan sosial berskala besar (PSBB) ketat pada 14 September 2020 mendatang. Boleh jadi juga akan kembali meluas ke daerah lain. Sejumlah kegiatan usaha akan diperketat dan kita akan kembali lagi bekerja, belajar dan ibadah dari rumah dan aktivitas ekonomi kembali stagnan. "Tentu semua ini adalah kemunduran", ungkap CEO BRORIVAI Center (BRC), Dr. Nindya Ayu, M.S.
ADVERTISEMENT
Lebih menyedihkan lagi korban COVID -19 terus bertambah khususnya bagi para “frontliners” seperti tenaga kesehatan, dokter, perawat dan segenap pendukungnya yang semakin menghadapi tantangan berat dalam pelayanannya.
Berdasarkan data Amnesty International Indonesia mencatat, 181 tenaga kesehatan meninggal dunia akibat COVID-19.
"Untuk itu, mari kita tetap peduli dan membangun kesadaran warga kita! Kepada segenap penyelenggara Pilkada/aparat hukum, di tengah situasi pandemi ini agar dapat lebih tegas dalam mengendalikan keramaian/kerumunan massa untuk mencegah terjadinya klaster baru penularan virus corona dan jatuhnya korban lebih banyak lagi", jelas Dr. Nindya yang juga sebagai pemerhati Kesehatan Publik dan Keselamatan Kerja itu.
Lebih lanjut Dr. Nindya berpesan bahwa saatnya kita menggandakan ketaatan penerapan protokol kesehatan serta membangun kesadaran dan empati warga kepada para tenaga kesehatan kita yang berjuang untuk ikut menyelamatkan kita semua.
ADVERTISEMENT
Sudah cukup banyak tenaga kesehatan yang ikut korban karena kurangnya kesadaran dan kepatuhan. "Tenaga kesehatan yang gugur melawan COVID-19 sesungguhnya bukan hanya sekedar jumlah atau angka-angka, mereka itu pada dasarnya memiliki kisah dan relasi sosial di masa lalu, dan mereka juga punya peran dalam kehidupan kita kini dan kelak", tuturnya. (*)