Konten dari Pengguna

Corona Meluluhlantakkan Dunia!

BRORIVAI CENTER
Institute of Development Research and Social Response
9 April 2020 19:09 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari BRORIVAI CENTER tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Dr. Abdul Rivai Ras, Founder Brorivai Center dan penggagas Strategic Communication & BRC Official Info. (Foto Ist. Italia Maret 2020)
zoom-in-whitePerbesar
Dr. Abdul Rivai Ras, Founder Brorivai Center dan penggagas Strategic Communication & BRC Official Info. (Foto Ist. Italia Maret 2020)
ADVERTISEMENT
Kumparan.com - Jakarta, Jumlah kasus virus korona di dunia semakin menggila. Pemerintahan duniapun terkesan kewalahan apa yang seharusnya dilakukan untuk mengatasi pandemi skala global ini. Berdasarkan data 09/04/2020 – 12.00 WIB yang dirilis CSSE Johns Hopkins University, Corona Virus Global: 1,484,811 kasus, 88,538 meninggal, 329,876 pulih. Amerika tertinggi yang terinfeksi corona mencapai 432,132 kasus, sedangkan Italia peringkat pertama dalam jumlah yang meninggal sebanyak 88,538 orang.
ADVERTISEMENT
Bagaimana dengan kinerja WHO? - badan kesehatan dunia itu nampak ciut dan juga semakin sulit mengatasi serta mencegah wabah yang mematikan itu. WHO sudah menyatakan dunia saat ini dalam situasi darurat atau global emergency dengan tingkat penilaian risiko (risk assessment) ketegori level "very high".
Hasil riset Brorivai Center melalui komunikasi data link yang dikembangkan untuk men-update jumlah manusia dan dunia yang terjangkit virus menjadi unik ditelusuri, karena otoritas yang bertanggung jawab dalam mengatasi wabah ini masih sangat sulit memetakan secara tegas langkah praktis yang efektif dalam menghentikan kematian dari hari ke hari yang terus meningkat akibat virus corona.
Dalam shared link generation yang dikemas untuk memperluas pemetaan pelintasan infeksi global COVID-19 oleh Brorivai Center, ditemukan satu negara hebat yakni Israel, yang selama ini dikenal banyak mengembangkan rekayasa teknologi senjata, teknologi dalam urusan dunia kedokteran, ahli dalam menciptakan vaksin dan juga dikenal sebagai penyedia instrumen kesehatan canggih dunia, juga turut mengalami kesulitan besar menghadapi virus corona.
ADVERTISEMENT
Israel ternyata ikut dirundung duka mendalam karena telah mengalami peningkatan jumlah kasus corona yang hingga mencapai 9.755. Namun yang menarik jumlah kematian di negara tersebut masih tergolong kecil dengan hanya mencapai 79 orang, dibandingkan dengan Indonesia yang kini sudah menelan 280 jiwa.
Menarik untuk dicermati, dimana Indonesia yang terhitung masyarakatnya terjangkit positif corona mencapai 3.293 kasus, lebih kecil dibandingkan dengan Israel, hingga kini masih sulit untuk menekan angka kematian. Upaya pemerintahan dunia maupun Indonesia dalam mengambil langkah untuk meredam wabah ini belum satu suara dalam orkestra penanganan masalah global ini. Bahkan masih berkutat dalam langkah awal memberlakukan pembatasan wilayah atau pembatasan sosial berskala besar untuk mengatur interaksi sosial manusia dan segala perpindahan - sirkulasi penduduk dari suatu wilayah/kota ke tempat lain.
ADVERTISEMENT
Dari news update BRC Official Info tentang laporan Kementerian Kesehatan Israel (08/04/2020) yang diakses dari situs resmi negara itu, terdapat delapan orang meninggal dan 351 lainnya dinyatakan positif COVID-19 selama 24 jam terakhir. Digambarkan 171 dari hampir 10.000 pasien dalam kondisi kritis, sementara sejauh ini baru 864 yang telah pulih. Israel saat ini melakukan lockdown hingga Jumat mendatang, termasuk melarang adanya liburan Paskah Yahudi dan menutup semua tempat ibadah.
Israel ikut mengalami kesulitan akibat wabah COVID-19 hingga mendekati 10.000 kasus, meskipun negara itu terus berusaha bekerja menciptakan vaksin dalam mengatasi virus asal Wuhan itu, Tiongkok. (Foto Ilustrasi BRC.)
Belajar dari Israel, pemerintah negara itu telah mengambil beberapa langkah untuk membendung penyebaran virus, termasuk menutup semua lembaga pendidikan dan melarang pertemuan lebih dari 10 orang di tempat umum terbuka atau tertutup. Semua bisnis kecuali supermarket, apotek, pompa bensin, dan bank juga telah ditutup sejak 15 Maret. Demikian halnya pemerintah pusat di Tel Aviv juga melarang masuknya warga asing ke negara itu, kecuali mereka yang tinggal di Israel.
ADVERTISEMENT
Seperti diketahui, munculnya virus corona di Tiongkok mulai berkembang sejak Desember lalu. Virus yang telah menyebar ke setidaknya 184 negara dan wilayah telah meluluhlantakkan dunia. Menurut angka yang dikumpulkan oleh Universitas Johns Hopkins, yang menjadi salah satu sumber data riset rujukan Brorivai Center, mencatat sudah hampir 1,5 juta kasus yang dilaporkan di seluruh dunia cenderung terus meningkat, entah kapan berakhirnya.
Bahkan bagi negara adikuasa sekelas Amerikapun dan sejumlah negara Eropa Barat ikut tertimpa masalah ekonomi, sosial dan keamanan pada tingkat kritis yang paling tinggi dan sekaligus meletakkan negara-negara besar dan kuat itu berada pada titik nadir kedaruratan yang sangat menyengsarakan.(*)