Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.98.1
Konten dari Pengguna
#KaburAjaDulu, Bondo Nekad dan Culture Shock harus Diperhitungkan
21 Februari 2025 16:33 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Abdul Wahid Azar tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT

Untuk Anda yang penasaran dengan #KaburAjaDulu dan ingin mencoba peruntungan di luar negeri dengan cara bondo nekat, ada beberapa hal yang harus diperhitungkan agar tidak mengalami kesulitan. Tidak cukup hanya dengan keberanian, Anda harus memiliki strategi yang matang, baik dari segi modal, keterampilan, maupun kesiapan menghadapi budaya baru di negara tujuan.
ADVERTISEMENT
Bondo Nekad? Jangan Asal, Harus Punya Rencana!
Jika hanya mengandalkan keberanian tanpa perencanaan yang jelas, Anda bisa menghadapi berbagai kendala di negeri orang.
Banyak fresh graduate di berbagai negara memiliki kesempatan langsung bekerja dengan gaji yang cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka.
Dengan perencanaan yang matang, mereka bisa mengelola penghasilan untuk tempat tinggal yang layak, menabung, atau bahkan mengembangkan keterampilan tambahan guna meningkatkan daya saing di dunia kerja internasional. Transportasi umum yang memadai di banyak negara tujuan juga mendukung mobilitas tenaga kerja migran dengan lebih efisien.
Hindari Culture Shock, Adaptasi Itu Kunci!
Fenomena #KaburAjaDulu sering dianggap sebagai sekadar keinginan untuk meninggalkan negeri sendiri. Padahal, bagi profesional muda, merantau ke luar negeri merupakan pengalaman berharga yang dapat meningkatkan kompetensi dan daya saing. Namun, culture shock bisa menjadi tantangan besar jika tidak dipersiapkan dengan baik. Perbedaan budaya kerja, pola hidup, hingga tantangan sosial harus diantisipasi sejak awal.
ADVERTISEMENT
Kuncinya? Persiapan dan fleksibilitas! Jangan hanya berpikir tentang gaji besar, tetapi juga pahami budaya kerja dan kehidupan sosial di negara tujuan. Dengan mental yang siap, kita dapat belajar banyak dan membawa pengalaman berharga untuk masa depan.
Untuk Bonek Lulusan SMA/MA Sederajat
Bagi lulusan SMA/MA sederajat yang ingin bekerja di luar negeri, gunakan agen resmi sebagai perantara. Jika tidak memiliki modal cukup, carilah agen resmi yang menyediakan dana talangan untuk biaya pengurusan. Pastikan skema cicilannya tidak memberatkan dan tidak memiliki bunga tinggi.
Selain menggunakan agen resmi, bagi Anda yang ingin memiliki keahlian tambahan, pertimbangkan untuk mengikuti pelatihan keterampilan seperti las dan welder. Lembaga seperti Kampuh Surabaya sering kali memiliki kerja sama dengan perusahaan di Korea dan Jepang, yang membuka peluang lebih besar bagi tenaga kerja terampil.
ADVERTISEMENT
Cara lain adalah dengan memanfaatkan pinjaman dari bank. Demi bisa #KaburAjaDulu, pertimbangkan pinjaman berbunga ringan atau program kredit khusus pekerja migran yang lebih aman. Jika benar-benar mendesak dan terpaksa menggunakan pinjaman online (pinjol), pastikan kontrak kerja dari perusahaan tujuan sudah diterbitkan, sehingga keberangkatan benar-benar pasti. Jangan mengambil risiko finansial tanpa kepastian!
Untuk Fresh Graduate dan Profesional Berpengalaman
Bagi lulusan S1 fresh graduate atau yang sudah memiliki pengalaman kerja, peluang di luar negeri jauh lebih besar. Dunia kerja global lebih menghargai profesional dengan keahlian spesifik, tetapi ada syarat utama yang harus dipenuhi: bahasa Inggris yang baik dan kemampuan komunikasi yang lancar.
Cara terbaik untuk mencari peluang adalah dengan memasukkan biodata ke job portal internasional seperti LinkedIn, JobStreet, Glassdoor, dan sejenisnya. Tugas utama adalah rajin memeriksa email dan selalu mencari informasi mengenai perusahaan tujuan, termasuk ulasan dan testimoni dari alumni yang telah bekerja di sana.
ADVERTISEMENT
Jika diterima bekerja di perusahaan global, Anda akan diperlakukan sebagai profesional dunia dengan fasilitas lengkap. Tiket, visa, dan akomodasi di hotel selama sebulan pertama biasanya ditanggung oleh perusahaan sebelum Anda mencari apartemen sendiri. Namun, penting untuk selalu membaca kontrak kerja dengan saksama, termasuk aturan mengenai durasi kerja dan kebijakan perusahaan agar tidak mengalami kendala di kemudian hari.
Mimpi Kuliah dan Kerja di Jerman dengan Ausbildung
Bagi Anda yang ingin merasakan pengalaman kuliah sambil bekerja di luar negeri dengan biaya lebih hemat, program Ausbildung di Jerman bisa menjadi pilihan yang tepat. Program ini memungkinkan Anda untuk belajar sambil mendapatkan pengalaman kerja profesional, bahkan dengan gaji bulanan yang cukup untuk biaya hidup selama di Jerman.
ADVERTISEMENT
Namun, tantangan terbesar dalam mengikuti program ini adalah kemampuan bahasa Jerman. Untuk bisa lolos seleksi, Anda harus memiliki sertifikat bahasa Jerman sesuai standar Goethe-Institut, karena hampir semua perusahaan dan sekolah vokasi di Jerman mengharuskan peserta memiliki kemampuan bahasa minimal level B1 atau B2.
Jika Anda memiliki mental petarung dan siap menghadapi tantangan, Ausbildung bisa menjadi jalan menuju karier profesional di Eropa dengan kesempatan menetap lebih lama setelah menyelesaikan kontrak kerja.
Fenomena #KaburAjaDulu bukan sekadar tren, tetapi mencerminkan minimnya kesempatan kerja di dalam negeri serta rendahnya standar gaji yang tidak sesuai dengan biaya hidup. Ketika lapangan pekerjaan semakin terbatas dan kompensasi yang diterima tidak mencukupi, mencari peluang di luar negeri menjadi pilihan yang rasional, bukan sekadar keputusan impulsif.
ADVERTISEMENT
Banyak generasi muda, baik lulusan SMA/SMK, fresh graduate, maupun tenaga profesional, memilih bekerja di luar negeri demi mendapatkan penghasilan yang lebih layak, pengalaman kerja internasional, serta masa depan yang lebih menjanjikan.
Pemerintah seharusnya melihat fenomena ini sebagai peringatan serius bahwa ekosistem ketenagakerjaan dalam negeri memerlukan perbaikan mendasar, bukan hanya menganggapnya sebagai sekadar tren tanpa solusi konkret.
Jika pemerintah tidak segera mengambil langkah nyata dalam menciptakan lapangan kerja yang lebih kompetitif dengan standar upah layak, maka generasi muda akan terus memilih jalannya sendiri untuk mencari masa depan yang lebih baik di luar negeri.