Konten dari Pengguna

Kota Bekasi Membutuhkan Pemimpin Inovatif untuk Mengatasi Masalah Krusial

Abdul Wahid Azar
Pengurus Pusat Ikatan persaudaraan Haji Indonesia (PP-IPHI), CEO Multiartha Group.
20 September 2024 18:00 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Abdul Wahid Azar tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Ilustrasi Area Pintu Keluar Tol Bekasi dipadati Apartemen dan Mall (Foto Kumparan).
Kota Bekasi menghadapi tantangan besar seperti pengangguran, kemacetan, urbanisasi yang tidak terkendali, banjir, masalah sampah, dan penurunan sektor industri. Di tengah berbagai masalah ini, solusi inovatif diperlukan untuk meningkatkan kualitas hidup warganya. Salah satu solusi penting yang bisa ditawarkan oleh pemimpin inovatif adalah menciptakan peluang kerja baru, termasuk melalui pelatihan keterampilan bagi tenaga kerja profesional yang ingin bekerja di luar negeri, serta memberikan kredit lunak bagi pekerja migran untuk mendukung keberangkatan mereka.
ADVERTISEMENT
1. Pengangguran, Pelatihan untuk Bekerja di Luar Negeri
Salah satu cara efektif untuk mengatasi pengangguran di Kota Bekasi adalah dengan menyediakan fasilitas keterampilan bagi lulusan SMA/SMK yang ingin bekerja di luar negeri. Program ini bisa memanfaatkan jalur Specified Skilled Worker (SSW) yang membuka peluang bagi tenaga kerja profesional di berbagai sektor seperti kesehatan, konstruksi, dan perhotelan di negara-negara seperti Jepang dan Korea Selatan.
Pemerintah kota dapat berperan dengan mendirikan pusat pelatihan kerja yang terintegrasi dengan sertifikasi keterampilan yang diakui internasional. Fasilitas ini bisa memberikan pelatihan bahasa asing, pelatihan teknis, dan bimbingan karir untuk mempersiapkan calon pekerja agar siap bersaing di pasar kerja global. Dengan menyediakan jalur yang jelas dan dukungan bagi tenaga kerja profesional, Kota Bekasi dapat membantu mengurangi angka pengangguran dan membuka peluang ekonomi yang lebih luas.
ADVERTISEMENT
Selain pelatihan, pemerintah juga bisa memberikan kredit lunak bagi pekerja migran untuk mendukung biaya keberangkatan mereka, sebagai alternatif yang lebih sehat dibandingkan pinjaman online (pinjol) yang sering kali memberikan beban bunga tinggi dan risiko jeratan utang. Kredit lunak yang disubsidi pemerintah dapat membantu pekerja migran tanpa menimbulkan risiko finansial yang besar bagi mereka.
2. Urbanisasi, Merancang Pembangunan Kota yang Berkelanjutan
Urbanisasi yang tidak terkendali menambah tekanan pada infrastruktur kota, seperti jalan, air bersih, dan fasilitas umum lainnya. Seorang pemimpin inovatif harus merancang tata ruang yang lebih merata dan memastikan bahwa pembangunan tidak hanya terpusat di satu wilayah saja.
Desentralisasi pembangunan bisa dilakukan dengan memprioritaskan pengembangan di area-area yang masih kurang berkembang. Pemerintah juga harus mempromosikan pembangunan berbasis teknologi, seperti smart city, yang memanfaatkan teknologi digital untuk memantau dan mengelola infrastruktur secara lebih efisien.
ADVERTISEMENT
3. Kemacetan Lalu Lintas, Pengembangan Transportasi Publik Terintegrasi
Kemacetan adalah salah satu masalah paling krusial di Bekasi. Pengembangan transportasi publik yang terintegrasi seperti Light Rail Transit (LRT), Mass Rapid Transit (MRT), dan bus rapid transit (BRT) harus diprioritaskan untuk mengurangi kemacetan di jalan tol dan jalan-jalan utama kota. Mengurangi ketergantungan warga pada kendaraan pribadi dapat membantu memperlancar mobilitas sehari-hari.
Selain itu, penerapan manajemen lalu lintas berbasis teknologi seperti sensor cerdas dan aplikasi real-time untuk memantau arus kendaraan bisa membantu mengurai kemacetan di titik-titik padat. Pemerintah juga bisa mendorong penggunaan transportasi ramah lingkungan seperti sepeda dengan membangun jalur sepeda yang aman dan nyaman.
4. Desentralisasi Perizinan Apartemen: Menyeimbangkan Pembangunan Wilayah
ADVERTISEMENT
Konsentrasi pembangunan apartemen di satu titik di sekitar tol Bekasi Barat dan Timur memperburuk kemacetan dan menambah beban pada infrastruktur. Desentralisasi perizinan perlu dilakukan dengan memprioritaskan pembangunan apartemen di wilayah-wilayah yang kurang padat, dan yang sudah dilengkapi dengan infrastruktur memadai.
Pemerintah kota harus mendorong pembangunan hunian vertikal di dekat pusat-pusat transportasi umum untuk memudahkan mobilitas dan mengurangi tekanan pada infrastruktur jalan. Kebijakan ini akan menciptakan keseimbangan dalam distribusi pertumbuhan penduduk dan ekonomi di berbagai wilayah Bekasi.
5. Penurunan Industri: Mendorong Inovasi dan Industri
Sektor industri di Bekasi mengalami penurunan, dengan banyak perusahaan yang memilih pindah ke wilayah dengan biaya operasional lebih rendah. Untuk mengatasi hal ini, pemerintah harus mendorong inovasi dalam industri dan menciptakan kawasan industri yang lebih modern dan berkelanjutan.
ADVERTISEMENT
Kawasan industri berbasis teknologi dan ramah lingkungan dapat menarik kembali investasi dan menciptakan lapangan kerja baru. Selain itu, pemerintah bisa menjalin kerja sama dengan universitas dan pusat riset untuk mengembangkan industri berbasis teknologi dan inovasi.
6. Banjir, Pembangunan Sistem Drainase Modern dan Ruang Terbuka Hijau
Banjir yang terjadi setiap tahun di Bekasi belum mendapatkan solusi yang efektif. Pemerintah kota harus fokus pada pembangunan sistem drainase yang lebih modern dan memastikan bahwa sungai dan saluran air terus dibersihkan secara berkala. Selain itu, penambahan ruang terbuka hijau (RTH) dan area resapan air sangat penting untuk mengatasi banjir di musim hujan.
Teknologi modern seperti waste-to-energy juga bisa digunakan untuk memanfaatkan sampah kota dan mengurangi polusi yang menyumbat saluran air. Dengan manajemen sampah yang lebih baik, saluran air di Bekasi bisa berfungsi dengan baik dan mencegah banjir.
Macet diperparah dengan Banjir, (Foto Kumparan)
7. Pengelolaan Sampah: Solusi Berkelanjutan untuk Kebersihan Kota
ADVERTISEMENT
Masalah sampah yang belum terselesaikan juga memengaruhi kualitas hidup warga Bekasi. Sampah yang menumpuk di saluran air sering kali menyebabkan banjir dan pencemaran lingkungan. Untuk mengatasi masalah ini, pemerintah harus menyediakan sistem pengelolaan sampah berbasis teknologi yang lebih efisien, seperti sistem daur ulang dan fasilitas waste-to-energy.
Pemerintah kota juga harus terus meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga kebersihan lingkungan. Program-program edukasi tentang pemilahan sampah dan partisipasi aktif dalam menjaga kebersihan kota perlu didorong.
Kota Bekasi membutuhkan pemimpin inovatif yang mampu mengatasi masalah-masalah krusial seperti pengangguran, urbanisasi, kemacetan, banjir, sampah, dan penurunan industri. Solusi kreatif seperti memberikan pelatihan keterampilan bagi tenaga kerja profesional yang ingin bekerja di luar negeri, kredit lunak bagi pekerja migran, desentralisasi perizinan apartemen, serta pengelolaan infrastruktur dan sumber daya yang lebih efisien, merupakan langkah-langkah yang dapat membawa Bekasi menjadi kota yang lebih sejahtera, ramah lingkungan, dan berkelanjutan.
ADVERTISEMENT
Pemimpin yang mampu memanfaatkan teknologi, memberdayakan masyarakat, dan merencanakan pembangunan yang merata akan membantu Bekasi menjadi kota yang lebih maju dan layak huni bagi semua warganya.