Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Koin Setan?
Tukang Follow!
bisa disurati di [email protected].
bisa di intip di siapakahsidul.wordpress.com
14 September 2017 19:38 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:15 WIB
Tulisan dari Abdulah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Saya masih ingat pengalaman yang bisa dibilang mengerikan itu. Waktu itu saya masih duduk di bangku kelas 4 sekolah dasar. Rumah saya bersebelahan dengan bangunan sekolah yang sudah lama tidak digunakan untuk aktivitas sekolah, kalau tidak salah sekolah itu sudah tidak buka karena setiap tahun jumlah siswa yang mendaftar semakin sedikit. Semua siswa yang ada disitu entah pindah kemana setelah sekolah itu tutup.
ADVERTISEMENT
Kebetulan halaman yang dimiliki sekolah itu luas. Saya dan teman-teman sekampung biasa bermain bola sepak disitu. Hampir setiap sore kami bermain disitu.
Suatu hari ada seorang teman yang mengajak memainkan sebuah permainan yang belum pernah saya coba. bermain Jailangkung. Saya awalnya tidak mau, ya karena takut terjadi sesuatu. Tapi karena gengsi dengan teman-teman yang lainnya, akhirnya ikut juga.
Permainan jailangkung yang teman saya tawarkan itu tidak menggunakan boneka batok kelapa. Tapi menggunakan uang koin pecahan 1000 rupiah yang satu sisinya bergambar gunungan wayang, saya masih ingat itu. Dengan alas kertas seadanya yang sudah diberi keterangan huruf dan angka yang digambar dalam bentuk lingkaran kecil-kecil, serta lingkaran yang agak besar bertuliskan 'home/rumah' kita memulai memainkan permainan 'mistis' itu.
ADVERTISEMENT
Permulaaan, koin diletakan di lingkaran yang bertuliskan 'home/rumah' . Kemudian sekitar empat orang anak jari telunjuknya diletakan diatas koin tersebut. Setelah semuanya siap, teman saya menginstruksikan untuk membaca mantera khas jailangkung.
"jailangkung-jailangkung, datang tak dijemput, pulang tak diantar"
Sampai beberapa kali kami mengulang mantera itu. tanpa disadari koin yang kami pegangi itu mulai menunjukan reaksi, bergerak-gerak. langsung saja teman saya mengeluarkan pertanyaan yang ditujukan kepada koin yang bergerak itu ''namamu siapa?'
Koin itu perlahan langsung mengarahkan jari telunjuk kami menuju kumpulan lingkaran huruf-huruf yang ada. Saya merinding bukan main pada saat itu.
Pertanyaan-pertanyaan selanjutnya pun selalu dijawab oleh koin yang seolah digerakan oleh sosok tak terlihat yang kami panggil.
ADVERTISEMENT
Permainanpun usai. saya pulang kerumah dan masih terbayang-bayang dengan permainan jailangkung sore itu, terbayang dengan koin yang begerak menjawab pertanyaan teman saya.
Seandainya permainan itu dilakukan saat ini, pasti saya alan bertanya?
"Siapakah yang menggerakan koin itu?"....
Berani mencoba?
sumber gambar : merdeka.com