Konten dari Pengguna

Arti Pertanian dan Petani di Hari Nasional UMKM

Abdullah Al-Fasuruani
Economic Empowerment Department Head Rumah Zakat I Pendamping PPH UIN Sunan Gunung Djati Bandung I Pendamping UMKM (BNSP) I Budidaya Ikan Lele (BNSP)
12 Agustus 2020 5:50 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Abdullah Al-Fasuruani tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Dahulu Indonesia dikenal sebagai negeri agraris, karena sektor pertanian kala itu menjadi primadona usaha di negeri ini, bahkan sebagian besar penduduk Indonesia hidup dari sektor pertanian, alam yang hijau menjadi gambaran suburnya negeri yang kita cintai ini. Maka tidak heran jika ada salah seorang ulama asal Suriah yang sempat singgah di Indonesia mengatakan “Jika ada surga di dunia, maka Indonesia lah tempatnya” kurang lebih seperti itu yang pernah disampaikan oleh Syeikh Khalid Tantowi saat menyaksikan negeri agraris nan indah kala itu.
ADVERTISEMENT
Kini setelah lebih dari lima bulan negeri kita merasakan pandemi covid-19, pertanian menjadi sektor usaha yang diandalkan kembali, seolah ingin bernostalgia dengan peran sentral pertanian di masa lampau. Data yang disajikan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa lapangan usaha pertanian menjadi penyumbang terbesar pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia pada triwulan II tahun 2020 yang mengalami kontraksi sebesar -5,32 persen secara year on year (yoy). Pertumbuhan PDB menurut lapangan usahanya pada triwulan II 2020 sektor pertanian berada diangka 16,24 persen, diikuti oleh sektor informasi dan komunikasi sebesar 3,44 persen dan pengadaan air sebesar 1,28 persen.
Disaat sektor usaha lain mengalami penurunan justru sektor pertanian mengalami peningkatan, karena sebagaimana kita ketahui bersama bahwa pangan merupakan kebutuhan dasar manusia yang tidak dapat digantikan dengan yang lain. Hari-hari ini kita mengetahui betapa pentingnya sektor pertanian dan petani bagi negeri ini, terlebih pada saat wabah pandemi covid-19. Sedikit mengutip apa yang sempat dituliskan oleh Hadratus syeikh K.H Hasyim Asyari pendiri Nahdhatul Ulama yaitu “Pa’ Tani itoelah penolong Negeri apabila keperloean menghendakinja dan diwaktoe orang pentjari-tjari pertolongan”.
ADVERTISEMENT
Pertumbuhan pada sektor pertanian yang dirasa cukup menjanjikan masih tidak diimbangi oleh SDM pengelola pertanian itu sendiri. Hal yang tampak secara kasat mata saja jika kita berkunjung atau berada di lokasi persawahan, perkebunan maka akan mudah kita dapati mereka yang berumur 50 tahun ke atas. Lantas dimana para milenial itu? Hal ini menjadi suatu yang ironi, jika primadona usaha di negeri ini, tidak memiliki generasi penerus. BPS juga mencatat dalam 10 tahun terakhir terdapat penurunan jumlah petani sejumlah 5 juta orang. Angka yang fantastik bukan? Padahal sektor pertanian akan menjadi sektor usaha yang menjanjikan jika aktivitas atau budidaya pertanian dikelola lebih baik.
1. Regenerasi Petani
Minimnya minat generasi muda dalam bertani menjadi tantangan tersendiri bagi pemegang estafet pertanian Indonesia di masa datang, untuk itulah diperlukan terobosan – terobosan baru agar menarik minat dari generasi muda tersebut. Di antaranya dapat kita lakukan adalah dengan mendekatkan kembali generasi muda ke alam, dimulai dari aktivitas yang menyenangkan bersama alam. Di samping itu perlu memperlihatkan kepada mereka dengan inovasi – inovasi pertanian juga dirasa unik dan menumbuhkan kecintaan mereka terhadap dunia pertanian, seperti pada saat ini yang sedang marak budikdamber (budidaya ikan dalam ember) memadukan antara budidaya pertanian (tanaman kangkung) dengan sektor perikanan yaitu budidaya ikan lele
ADVERTISEMENT
2. Penerapan teknologi tepat guna
Teknologi tepat guna merupakan istilah yang hari-hari ini relatif familiar di telinga kita dibandingkan dua atau tiga tahun kebelakang. Penerapannya teknologi menjembatani antara teknologi tradisional dan teknologi maju yang berdampak pada peningkatan pendapatan petani dan juga peningkatan nilai dari produk pertanian itu sendiri. Contoh penerapan teknologi tepat guna yang sering kita jumpai seperti mesin perontok padi, penebar pupuk dll
Di Hari Nasional UMKM ini setidaknya kita semakin lebih mengerti arti penting sektor usaha pertanian yang menjadi bagian dari UMKM di negeri ini dan petani itu sendiri bagi bangsa kita. Selamat Hari Nasional UMKM 2020, UMKM Kuat Bangsa Berdaulat.
Abdullah, S. Pt
Manager Centre of Excellence Tani Berdaya Rumah Zakat
Kegiatan Panen Padi di Desa Berdaya Cisande - Sukabumi