Konten dari Pengguna

Semangat Jimpitan, untuk Kebangkitan UMKM

Abdullah Al-Fasuruani
Economic Empowerment Department Head Rumah Zakat I Pendamping PPH UIN Sunan Gunung Djati Bandung I Pendamping UMKM (BNSP) I Budidaya Ikan Lele (BNSP)
12 Agustus 2021 11:33 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Abdullah Al-Fasuruani tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Badan Pusat Statis baru - baru ini telah merilis terkait Pertumbuhan Ekonomi Indonesia pada Triwulan II-2021.Rilis yang dikeluarkan oleh BPS menyatakan bahwa Ekonomi Indonesia pada triwulan II-2021 terhadap triwulan II-2020 mengalami pertumbuhan sebesar 7,07 persen (y-on-y). Kemudian jika triwulan II-2021 ini dibandingkan dengan triwulan sebelumnya mengalami pertumbuhan sebesar 3,31 persen (q-to-q). Data tersebut setidaknya menjadi asa bagi bangsa kita, bahwa kita akan mampu keluar dari krisis akibat pandemi covid-19. Ditengah pertumbuhan ekonomi bangsa Indonesia yang semakin membaik, seolah hal tersebut tidak dirasakan oleh pedagang kecil. Pemberlakuan PPKM saat ini, pada akhirnya memberikan dampak yang besar terhadap para pelaku UMKM, tidak sedikit para pelaku UMKM yang mengeluh penghasilannya yang terus menurun, bahkan tidak jarang ada yang harus menutup usaha di tengah pandemi ini, karena kehabisan modal usaha. Walupun sebenarnya pemerintah sendiri sudah menurunkan beberapa bantuan selama PPKM Level 4 hingga 2 Agustus 2021 kemarin.
ADVERTISEMENT
Hasil survei yang dilakukan Bank Indonesia (BI) pada Maret 2021, sebanyak 87,5 persen UMKM terdampak pandemi Covid-19, dengan kata lain masih ada 12,5 persen yang tidak terdampak. Setiap usaha dari pelaku UMKM memiliki ceritanya masing - masing. Disaat seperti ini tentunya kita sebagai anak bangsa harus saling menguatkan satu sama lain dan terus mengedepankan semangat gotong royong dan kebersamaan. Berbicara tentang semangat gotong royong saya seolah diingatkan dengan kegiatan yang bernama “jimpitan” atau “beas perelek”, dimana kegiatan ini merupakan kearifan lokal di desa dimana penduduk desa menaruh beras di bambu, yang kemudian setiap periode tertentu akan ditarik atau dikumpulkan oleh petugas yang ditunjuk. Dari beras yang dikumpulkan tersebutlah digunakan untuk keperluan masyarakat desa, ada yang digunakan untuk membantu masyarakat yang kesulitan pangan, yang sedang terkena musibah, ada yang digunakan untuk membiayai aktivitas ronda, ada yang digunakan untuk menyambut kegiatan – kegiatan keagamaan dan seterusnya.
ADVERTISEMENT
Kegiatan Jimpitan mengajarkan kami pelaku UMKM untuk terus Bangkit dan Kuat di tengah pandemi covid-19 yang belum usai ini.
1. Jimpitan mengajarkan kita bahwa membantu membutuhkan proses
Dari beras yang hanya satu genggam, kemudian dikumpulkan dari beberapa rumah, dengan rentan waktu tertentu, maka pada akhir dapat terkumpulkan menjadi satu dua karung bahkan lebih, dari hasil tersebutlah dapat dirasakan kebermanfaatannya bagi yang membutuhkan. Bisa dibayangkan jika para pelaku UMKM yang tidak terdampak dari adanya pandemi, mau mengkolektifkan sebagian keuntungannya untuk disatukan dan diberikan bagi pelaku UMKM yang terdampak, setidaknya akan mengurangi kesulitan yang dirasakan oleh pelaku UMKM yang terdampak tersebut. Akan indah rasanya jika nanti ada pemberitaan bantuan modal bagi pelaku UMKM dari komunitas UMKM A, B, C dan seterusnya.
Bantuan Modal Usaha
2. Jimpitan mengajarkan kita memberi dan membagikan
ADVERTISEMENT
Bagi mereka yang memiliki kelapangan rezeki dan tidak terdampak tentunya dapat melakukan amal kebaikan di masa pandemi covid-19 ini, dengan membeli produk atau barang dari pelaku UMKM di sekitaran kita dan membagikannya Kembali bagi mereka yang membutuhkan. Seperti kita membeli sembako dari tetangga kita kemudian kita bagikan Kembali bagi tetangga kita yang sedang isoman.
3. Jimpitan mengajarkan kita merencanakan menghadapi musim paceklik
Tidak sedikit beras jimpitan yang dikumpulkan untuk menghadapi masa paceklik, dimana ada saatnya masyarakat desa menghadapi tanamannya terserang hama, hama penyakit, rusak dimakan tikus,atau musim kemarau yang Panjang.
Bagi para pelaku UMKM tentunya memiliki cara dan strategi sendiri untuk terus bertahan di tengah pandemi. Salah satu cara yang bisa dilakukan yaitu menjual produk baru/pivot bisnis dalam rangka menangkap pasar. Sebagai contoh pelaku UMKM dibidang kerajinan tangan pembuat rajutan tas beralih membuat masker dalam rangka memenuhi kebutuhan akan masker di tengah pandemi covid-19 ini.
ADVERTISEMENT
UMKM sendiri dapat kita ibaratkan sebagai pohon ekonomi kerakyatan, untuk itu pupuklah ia dengan semangat jimpitan, untuk terus bangkit dan menjadi kuat, sehingga kedaulatan bangsa menjadi keniscayaan. Di Hari Nasional UMKM mari kita bersama terus perkuat UMKM kita. Salam Hormat untuk seluruh pelaku UMKM, Selamat Hari UMKM Nasional. UMKM Kuat Bangsa Berdaulat.