Konten dari Pengguna

Dampak Uji Coba Nuklir Bagi Masyarakat Lokal dan Ekosistem Kepulauan Marshall

Abdullah Akbar Rafsanjani
Mahasiswa Hubungan Internasional dari Universitas Kristen Indonesia
13 Desember 2024 17:02 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Abdullah Akbar Rafsanjani tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber: Freepik.com
zoom-in-whitePerbesar
Sumber: Freepik.com
ADVERTISEMENT
Profil Singkat Kepulauan Marshall
Kepulauan Marshall merupakan salah satu negara di tengah Samudera Pasifik. Kepulauan Marshall terdiri dari 1.200 pulau dan pulau kecil dalam dua rantai atol karang, dan terletak di utara khatulistiwa, antara Hawaii dan Australia. Setelah Jepang dikalahkan pada PD II, AS menjadikan Marshall Island bagian dari Wilayah Pendudukannya di Kepulauan Pasifik sejak tahun 1946. Kepulauan ini diduduki oleh AS selama beberapa dekade. Sekarang, Kepulauan Marshall menjadi negara berdaulat berdasarkan Compact of Free Association dengan AS yang mulai berlaku pada tahun 1986.
ADVERTISEMENT
Uji Coba Nuklir
Selama periode pasca-Perang Dunia II, AS menjadikan Marshall Island sebagai tempat penelitian dan pengembangan nuklir mereka yang dipantau Pemerintah AS melalui Atomic Energy Commission (AEC). Warisan pendudukan AS terlihat jelas saat AS menguji coba senjata nuklirnya, Operasi Crossroads di Bikini Atoll menjadi salah satu dari 67 uji coba nuklir yang dilakukan oleh Amerika Serikat di Kepulauan Marshall dari tahun 1946 hingga 1958. Uji coba ini untuk menyelidiki dampak senjata nuklir terhadap kapal perang di laut. Rangkaian tersebut terdiri dari dua peledakan, satu uji coba ketinggian rendah, dan satu uji coba air dangkal. Alat peledak yang masing-masing berdaya ledak 21 kiloton itu diberi nama ABLE dan BAKER. Hasilnya, pada uji coba ABLE meskipun bom meleset dari targetnya hampir setengah mil, radiasi nuklir yang dihasilkan oleh bola api tersebut berdampak signifikan pada banyak babi, kambing, dan tikus yang ditempatkan di kapal-kapal di sekitarnya. Sementara uji coba BAKER, semprotan yang dihasilkan oleh ledakan tersebut melapisi kapal-kapal di sekitarnya dengan radioaktivitas dan armada sasaran tetap terkontaminasi radiologis selama beberapa minggu untuk aktivitas singkat di atas kapal. Semua babi dan sebagian besar tikus yang digunakan selama uji BAKER terbunuh oleh ledakan awal atau mati tak lama kemudian akibat paparan radiologis.
ADVERTISEMENT
Dampak Uji Coba
Sejak pengujian nuklir AS dimulai, ada kekhawatiran atas risiko kesehatan yang terjadi sebagai akibat dari kejatuhan dan radiasi. Banyak warga Marshall Island menderita relokasi paksa, luka bakar, cacat lahir, dan kanker. Pada tahun 2010 The National Cancer Institute melaporkan, "Sebanyak 1,6% dari semua kanker di antara penduduk Kepulauan Marshall yang hidup antara tahun 1948 dan 1970 mungkin disebabkan oleh paparan radiasi yang diakibatkan oleh kejatuhan pengujian nuklir." Kanker terkait radiasi dan cacat lahir merupakan masalah utama yang dihadapi oleh penduduk Marshall Island hingga saat ini ditambah sebagian wilayah Bikini Atoll belum bisa dihuni kembali akibat kontaminasi nuklir. Lalu, ledakan nuklir yang terjadi dibawah laut merusak terumbu karang dan kehidupan laut sehingga merusak kehidupan laut secara signifikan. Radiasi dari uji coba ini juga mempengaruhi populasi ikan, mengkontaminasi sumber air, dan merusak kualitas udara akibat debu radioaktif.
ADVERTISEMENT
Kesimpulan
Kepulauan Marshall, meski kini merupakan negara berdaulat, memiliki sejarah panjang sebagai wilayah uji coba nuklir yang dilakukan oleh Amerika Serikat selama masa Perang Dingin. Sebagai bagian dari Wilayah Perwalian Kepulauan Pasifik, Kepulauan Marshall menjadi lokasi 67 uji coba nuklir, terutama di Bikini Atoll. Uji coba tersebut meninggalkan dampak lingkungan yang serius dan mengancam kesehatan penduduk lokal. Akibat paparan radiasi, banyak warga Marshall yang mengalami relokasi paksa serta menderita luka bakar, cacat lahir, dan berbagai jenis kanker. Hingga kini, wilayah Bikini Atoll masih belum aman untuk dihuni karena tingkat kontaminasi radiasi yang tinggi. Warisan uji coba nuklir ini membawa dampak jangka panjang yang kompleks, baik dari segi kesehatan, lingkungan , maupun kehidupan sosial masyarakat Kepulauan Marshall.
ADVERTISEMENT