Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.94.0
Konten dari Pengguna
Sifat Reaktif Sebagai Salah Satu Faktor Tersebarnya Hoax Dengan Cepat
30 November 2024 13:49 WIB
ยท
waktu baca 3 menitTulisan dari Abdullah Akbar Rafsanjani tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Di era digital ini arus informasi sudah berkembang pesat, tak seperti dulu dimana kita harus membaca di koran, mendengarkan lewat radio, atau menonton di televisi. Sekarang lewat Smartphone, Anda sudah mengakses banyak sekali informasi mulai dari informasi di situs berita hingga media sosial. Hal ini berdampak positif karena informasi bisa tersebar dengan cepat dan juga orang bisa mengakses informasi dimanapun dan kapanpun. Lalu dengan hadirnya media sosial kita bisa tau kejadian atau fenomena yang sedang terjadi di dalam negeri maupun di luar negeri.
ADVERTISEMENT
Tetapi perkembangan digital ini memiliki dampak negatif salah satunya adalah hoax atau berita bohong yang sengaja disebarkan untuk memberikan pemahaman yang tentu saja salah. Ditambah jika kita memiliki sifat reaktif terhadap suatu informasi maka akan semakin mempercepat penyebaran hoax. Jadi apa maksudnya?
Sifat Reaktif Terhadap Suatu Informasi
Mayoritas masyrakat masih bersifat reaktif saat menerima informasi. Maksud dalam sifat reaktif disini adalah banyak masyarakat yang langsung merespon dengan cepat atau menerima informasi itu tanpa proses analisisa atau verifikasi mendalam dalam membaca atau menerima informasi. Ketika menerima informasi hoaks, seseorang dengan sifat reaktif cenderung menunjukkan beberapa sikap, seperti panik atau ingin terlihat serba tahu. Akibatnya, kemudahan menyebarkan informasi di zaman sekarang seperti menggunakan tombol share di media sosial menjadi sarana paling cepat dalam menyebarkan hoaks. Dampaknya, penyebaran hoaks pun berlangsung dengan sangat cepat.
ADVERTISEMENT
Penelitian USC Marshall School dan USC Dornsife College menemukan bahwa hoaks menyebar cepat karena kebiasaan pengguna media sosial berbagi informasi tanpa memeriksa kebenarannya. Algoritma platform yang memprioritaskan keterlibatan juga memperparah penyebaran yang akhirnya membuat seseorang lebih fokus ke seberapa populernya suatu informasi, bukan seberapa akuratnya suatu informasi. (USC News, 2020).
Apa Yang Harusnya Dilakukan Saat Menerima Informasi?
Kita harus memiliki sikap skeptis dalam membaca suatu informasi, hal ini dimaksud agar kita jangan menerima informasi secara mentah-mentah sehingga kita tidak termakan berita hoax. Selain itu kita harus memverifikasi lebih lanjut akan suatu informasi apalagi jika informasi itu berasal dari media sosial, dengan begitu kita bisa terhindar dari hoax. Lalu gunakan rasionalitas dibanding emosi saat menerima informasi, jangan karena informasi hoax itu membuat kita senang atau sesuai dengan pandangan kita, informasi itu kita anggap sebuah kebenaran. Dan kita harus pandai mengontrol diri dalam menyebarkan sesuatu, banyak orang memiliki kebiasaan berbagi informasi tanpa membaca secara mendalam membuat hoax lebih cepat menyebar. Tetapi yang paling penting adalah bagaimana diri kita tidak cepat terpancing jika mengkonsumsi suatu informasi.
ADVERTISEMENT
Teknologi informasi zaman sekarang memang membawa dampak positif yang besar ke aspek kehidupan manusia tapi tetap saja ada dampak negatifnya seperti manipulasi informasi atau hoax yang bisa berdampak buruk ke kita atau masyarakat. Tetapi jika kita memiliki pemikiran kritis dalam menanggapi suatu informasi, maka sudah pasti kita akan terhindar dari pengaruh negatif seperti hoax yang akhirnya bisa berdampak ke diri sendiri dan bahkan berdampak ke masyarakat luas.