Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.96.1
Konten dari Pengguna
Kelangkaan Gas LPG 3 Kg: Tantangan Kebijakan Ekonomi Makro
9 Februari 2025 10:11 WIB
ยท
waktu baca 2 menitTulisan dari ABDURAHMAN AL FATHIR tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
![Distribusi Gas LPG 3 Kg Bersubsidi (Foto: Dok. Pemprov Jabar)](https://blue.kumparan.com/image/upload/fl_progressive,fl_lossy,c_fill,q_auto:best,w_640/v1634025439/01jkkxd2rjpwq4g774d7nrjmdc.jpg)
ADVERTISEMENT
Kelangkaan gas LPG 3 kg kembali menjadi permasalahan yang meresahkan masyarakat. Antrean panjang dan harga yang melambung tinggi menjadi pemandangan sehari-hari di berbagai daerah. Fenomena ini tidak hanya berdampak pada rumah tangga, tetapi juga pada pelaku usaha mikro yang sangat bergantung pada gas bersubsidi ini. Dalam konteks ekonomi makro, kelangkaan ini menimbulkan pertanyaan penting mengenai efektivitas kebijakan pemerintah dalam menstabilkan perekonomian.
ADVERTISEMENT
Kebijakan Aktif vs. Kebijakan Pasif
Dalam menghadapi kelangkaan gas 3 kg, pemerintah memiliki dua pilihan kebijakan: kebijakan aktif dan kebijakan pasif. Kebijakan aktif melibatkan intervensi langsung pemerintah untuk mengatasi masalah, seperti meningkatkan pasokan gas, melakukan operasi pasar, dan memperketat pengawasan distribusi. Sebaliknya, kebijakan pasif lebih mengandalkan mekanisme pasar untuk menyeimbangkan permintaan dan penawaran tanpa intervensi langsung.
Menurut Gregory Mankiw dalam bukunya Principles of Economics, kebijakan aktif sering kali lebih efektif dalam jangka pendek untuk mengatasi ketidakseimbangan pasar yang mendesak. Namun, kebijakan ini juga memiliki risiko, seperti ketergantungan yang berlebihan pada intervensi pemerintah dan potensi distorsi pasar. Di sisi lain, kebijakan pasif dianggap lebih berkelanjutan dalam jangka panjang karena mendorong efisiensi pasar dan mengurangi beban fiskal pemerintah.
ADVERTISEMENT
Kritik Lucas dan Ekspektasi Rasional
Namun, merancang kebijakan ekonomi yang efektif tidaklah mudah. Robert Lucas, seorang ekonom peraih Nobel, mengkritik pendekatan tradisional dalam peramalan ekonomi yang tidak memperhitungkan ekspektasi rasional dari pelaku ekonomi. Menurut Lucas, kebijakan ekonomi yang tidak mempertimbangkan bagaimana pelaku ekonomi membentuk ekspektasi masa depan cenderung gagal mencapai tujuan stabilisasi yang diinginkan.
Ekspektasi rasional mengacu pada asumsi bahwa pelaku ekonomi menggunakan semua informasi yang tersedia untuk membuat keputusan yang optimal. Dalam konteks kelangkaan gas 3 kg, masyarakat mungkin mengantisipasi kebijakan pemerintah dan bertindak sesuai dengan ekspektasi mereka, seperti melakukan panic buying atau menimbun gas. Hal ini membuat peramalan ekonomi menjadi lebih kompleks dan menantang.
Kelangkaan gas 3 kg adalah masalah kompleks yang memerlukan pendekatan kebijakan yang hati-hati. Kebijakan aktif dapat memberikan solusi cepat, tetapi harus diimbangi dengan kebijakan pasif untuk memastikan keberlanjutan jangka panjang. Selain itu, penting bagi pemerintah untuk mempertimbangkan ekspektasi rasional dalam merancang kebijakan agar lebih efektif dan tepat sasaran. (Fathir)
ADVERTISEMENT