Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.100.3
19 Ramadhan 1446 HRabu, 19 Maret 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Konten dari Pengguna
Ramadhan Sebuah Momentum Pensucian Jiwa
19 Maret 2025 13:23 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Abdurrahman Al Rasyid Hasibuan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Ramadhan merupakan bulan yang sangat mulia, kehadirannya dinantikan oleh orang-orang beriman. Bahkan, Rasulullah menyiapkan diri secara khusus untuk beribadah secara intens di bulan yang mulia ini. Beragam julukan diberikan untuk bulan Ramadhan, misalnya dikenal sebagai syahr al-mubarak yaitu bulan yang penuh kebaikan atau keberkahan. Ramadhan dikenal pula dengam sebutan syahr al-maghfirah yaitu bulan yang penuh ampunan. Selain itu, Ramadhan dikenal pula dengan syahr al-tazkiyyah, yaitu bulan pensucian diri/ jiwa.
ADVERTISEMENT
Dalam Al-Qur’an setidaknya ada dua kata yang merujuk pada makna pembersihan/ pensucian jiwa. Yang pertama ialah kata thaharah, yang artinya mensucikan diri secara lahiriah. Yang kedua ialah kata tazkiyyah yang artinya mensucikan diri secara batiniah. Ada juga nazhafah yang memiliki arti membersihkan diri secara lahiriah. Disni kita dapat mengambil hikmah bahwa apabila diri yang kotor secara lahiriah perlu dibersihkan, apalah lagi jiwa kita secara batiniah sangat penting untuk dibersihkan. Firman Allah Swt dalam QS. Al-Taubah:9/103 menyebutkan secara berurutan kata thaharah dan tazkiyyah .
Artinya : Ambillah zakat dari harta mereka (guna) menyucikan dan membersihkan mereka, dan doakanlah mereka karena sesungguhnya doamu adalah ketenteraman bagi mereka. Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.
ADVERTISEMENT
Lalu mengapa orang beriman perlu mentazkiyyah diri? Allah Swt berfirman bahwasannya jiwa manusia selalu mendorong kepada keburukan. Kecenderungan inilah hingga muncul istilah ‘hawa nafsu’. Firman Allah Swt dalam QS. Yusuf:12/53
Artinya : Dan aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan), karena sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun lagi Maha Penyanyang.
Ayat di atas dijelaskan bahwa dalam tidak setiap jiwa mendorong keburukan, kecuali jiwa yang diberi rahmat oleh Allah Swt. Bagaimana cara mendapatkan rahmat Allah Swt? Tentunya dengan menjalankan ketaatan kepada Allah Swt.
Syekh Said Hawwa dalam bukunya tazkiyyah al-nafs menjelaskan bahwa pada dasarnya segala syariat dan ibadah yang dilakukan seorang hamba adalah bagian dari tazkiyyah al-nafs. Sebagai manusia, tentu menyadari setiap hari tak ada yang luput dari kesalahan dan dosa, itulah mengapa shalat diwajibkan lima kali sehari agar orang beriman selalu mengingat dan mentazkiyyah diri. Paling tidak seminggu, sebulan, atau minimal setahun pasti sebagai manusia tak luput dari melakukan khilaf dan dosa.
ADVERTISEMENT
Lalu apa kaitan Ramadhan dengan tazkiyyah al-nafs? Ramadhan ialah momentum yang sangat pas untuk mentazkiyyah diri. Di bulan Ramadhan, umat Islam ditempa oleh Allah sebulan penuh agar menjadi pribadi yang bertakwa. Andai selama setahun jiwa itu sangat kotor, maka Ramadhan lah pembersihnya. Di Ramadhan ini, ada dua ibadah utama yang menjadi latihan nafs (riyadhah al-nafs) yaitu puasa dan zakat.
Di bulan Ramadhan, seharian umat Islam diwajibkan untuk berpuasa mulai terbit fajar hingga terbenamnya matahari. Menahan diri dari makan dan minum, serta hal-hal yang membatalkan puasa. Di sinilah letak peranan penting puasa dalam mengendalikan hawa nafsu. Setelah seharian diwajibkan menahan diri, di malam hari dianjurkan mendirikan qiyamul lail. Sungguh Umat Islam ditempa siang-malam dalam kebaikan. Melalui puasa, Allah Swt mengajarkan untuk mengikis habis sifat-sifat buruk seperti tamak, rakus, dan serakah. Semua itu dilakukan tak lain ialah untuk mengikis kotoran-kotoran di dalam jiwa, agar jiwa bersih. Firman Allah Swt dalam QS. Al-Syams 91/9-10
ADVERTISEMENT
Artinya : sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu. dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya
Begitu juga zakat memiliki keutamaan dalam membersikan jiwa. Di dalam QS. Al-Taubah:9/103 dijelaskan zakat memiliki dua fungsi, pertama, membersihkan harta. Dalam artian, ada hak orang lain dari harta yang diperoleh yang wajib dikeluarkan. Kedua, yaitu mensucikan jiwa. Dengan berderma, jiwa menjadi lebih tenang. Sebab dengan berzakat, Allah Swt mengajarkan kepada umatnya untuk mengikis habis sifat-sifat buruk seperti kikir, pelit, tamak dan sebagainya. Melalui puasa dan zakat ini Allah Swt tidak hanya menjadikan umatNya pribadi yang shalih secara personal, tetapi juga menjadikan shalih secara sosial. Semoga di bulan suci ini Allah Swt memberikan taufikn kepada umatNya agar mampu mensucikan diri sebersih-bersihnya.
ADVERTISEMENT