Melihat Penanganan COVID-19 dari Kasus Seorang Ibu yang Nekat Curi Tabung Gas

Abdurrahman
Saya adalah mahasiswa semester 5 Ilmu Administrasi Negara Universitas Indoenesia
Konten dari Pengguna
6 Februari 2021 19:11 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Abdurrahman tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Tersangka pencurian gas elpiji 3 kilogram di wilatah Polsek Ngaglik (Foto: Dok Polsek/Tagar/Evi Nur Afiah).
zoom-in-whitePerbesar
Tersangka pencurian gas elpiji 3 kilogram di wilatah Polsek Ngaglik (Foto: Dok Polsek/Tagar/Evi Nur Afiah).
ADVERTISEMENT
Pandemi COVID-19 telah membuat perekonomian masyarakat semakin melemah. Secara tidak langsung, himpitan ekonomi berpotensi menjadikan seseorang semakin berani melakukan tindak kejahatan.
ADVERTISEMENT
Hal inilah yang dialami seorang ibu rumah tangga di Sleman yang nekat mencuri tabung gas LPJ ukuran tiga kilogram. Sang ibu nekat melakukan tindak pencurian akibat terhimpit masalah ekonomi dan membutuhkan paket internet untuk anaknya bersekolah.
Peristiwa itu terjadi malam hari di toko kelontong milik Marsudi di Kapanewon Ngaglik, Sleman. Dari pengakuan pelaku, polisi mendapat keterangan bahwa uang hasil penjualan tabung gas akan digunakan untuk membeli paket internet anaknya. Saat ini pelaku telah berhasil diamankan oleh pihak kepolisian untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut.
Dari kasus tersebut, kita mengetahui bahwa penanganan COVID-19 di bidang pendidikan masih belum maksimal. Terlepas benar atau tidaknya pengakuan sang ibu nanti, setidaknya kejadian ini telah menggambarkan kondisi pendidikan kita di daerah tersebut.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya memang pemerintah telah memberikan bantuan berupa kuota internet gratis ke para pelajar yang terdampak pandemi COVID-19 untuk meringankan pelaksanaan pembelajaran jarak jauh secara daring. Namun, entah mengapa, ibu tersebut masih melakukan tindak pencurian. Apakah ada motif lain atau mereka tidak mendapat bantuan kuota internet dari pemerintah?
Dengan kejadian itu, diharapkan pemerintah dapat turun langsung ke lapangan melihat kondisi yang sebenarnya terjadi. Jika memang terdapat indikasi masalah pemberian subsidi kuota yang belum merata, maka pemerintah harus lebih sigap dalam menyalurkan bantuan tersebut kepada mereka yang lebih membutuhkan.
Semoga melalui kasus ini, semua pihak dapat segera saling berbenah diri melihat segala kekurangan yang terjadi. Serta berupaya memaksimalkan bantuan yang diberikan agar lebih tepat sasaran.
ADVERTISEMENT