Konten dari Pengguna

Tak Kunjung Usai, Afrika Terus Berada dalam Lingkaran Kemiskinan

Abelina Michelle
Mahasiswa Hubungan Internasional - Universitas Kristen Indonesia
27 Oktober 2024 2:17 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Abelina Michelle tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber : Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Sumber : Pixabay
ADVERTISEMENT
Masalah kemiskinan di Afrika sudah tidak terdengar asing lagi di telinga kita. Masalah ini sangatlah kompleks dan mempengaruhi jutaan jiwa setiap harinya. Meskipun pertumbuhan ekonomi rata-rata diproyeksikan stabil pada 4,0 persen, naik dari 3,1 persen menurut African Development Bank Group, kawasan ini ternyata terus berjuang dengan pembiayaannya yang terbatas dikarenakan suku bunga Amerika Serikat yang tinggi dan masalah utang yang sangat banyak. Tak hanya itu, ketidakstabilan politik, ketidakstabilan ekonomi, distribusi sumber daya alam yang tidak merata, serta perubahan iklim juga menjadi faktor mengapa kawasan ini terus terpuruk dalam masalah kemiskinan. Dan lagi-lagi, mereka yang tinggal di daerah pedesaan dan tertinggal adalah orang-orang yang sering merasakan dampaknya.
ADVERTISEMENT
Ketidakstablian ekonomi menjadi salah satu faktor utama mengapa kemiskinan di Afrika tidak kunjung usai. Berbagai macam masalah seperti ketimpangan pendapatan, tingkat pengangguran yang cukup tinggi, dan kebijakan ekonomi yang kurang memperhatikan kebutuhan warga negara Afrika menjadi alasan mengapa ketidakstabilan itu terus ada. Banyak sekali kaum muda yang sulit mendapatkan pekerjaan, yang akhirnya berdampak pada kehidupan mereka dan pada akhirnya pun tidak bisa memenuhi kebutuhan hidup. Tidak cuma anak muda, keluarga perorangan juga terkena dampak karena distribusi kekayaan yang masih tidak merata disana.
Masalah kesehatan dan akses terhadap layanan kesehatan juga menjadi salah satu masalah yang cukup sering terjadi di kawasan Afrika. Walau kesehatan merupakan hal yang sangat penting bagi kesejahteraan masyarakat, namun sangat disayangkan layanan kesehatan di kawasan ternyata tidak memiliki akses yang memadai. Masalah ini membawa masyarakat kepada tingginya resiko terkena penyakit, kualitas hidup yang lebih rendah, dan kurangnya perawatan cedera. Apabila tidak segera diselesaikan, hal ini membuat kawasan Afrika terjebak dalam siklus kemiskinan kronis yang tidak ada ujungnya.
ADVERTISEMENT
Selain masalah kesehatan, masalah pendidikan pun ternyata belum dapat diatasi sampai sekarang ini. Anak-anak di kawasan Afrika masih sangat sulit untuk mengakses pendidikan yang berkualitas. Tantangan yang mereka hadapi adalah jarak dari tempat tinggal ke sekolah yang layak terlalu jauh. Sumber daya yang dimiliki rata-rata sekolah disana juga kurang memuaskan. Selain itu, anak-anak yang berasal dari keluarga miskin sering kali harus banting tulang membantu orang tua nya demi memenuhi kebutuhan hidup mereka. Hal-hal seperti inilah yang menguras waktu anak-anak untuk bersekolah. Jika hal ini tetap menjadi budaya, kemiskinan di kawasan Afrika tidak akan pernah selesai.
Tidak hanya anak-anak saja yang perlu mendapatkan pendidikan, orang dewasa pun harus diberikan pelatihan keterampilan kerja, literasi, dan kompetensi proyek. Mereka harus dibekali dengan keterampilan dan pengetahuan untuk meningkatkan hidup mereka. Namun sayangnya, kesempatan pendidikan di daerah terpencil ternyata tidak sebesar di daerah kota yang pada akhirnya berpengaruh pada kemajuan kualitas perorangan.
ADVERTISEMENT
Kemiskinan di Afrika bukan hanya sebuah tantangan ekonomi saja, tetapi juga masalah kemanusiaan yang mendesak untuk diselesaikan. Mengatasi kemiskinan di kawasan ini memerlukan komitmen yang kuat, baik dari pemerintah lokal, masyarakat, maupun komunitas internasional. Peningkatan kualitas pendidikan, kesehatan, serta pembangunan infrastruktur yang lebih baik menjadi kunci untuk membuka potensi Afrika yang begitu kaya akan sumber daya. Langkah-langkah kolektif dan strategi dapat membangun masa depan yang lebih sejahtera dan adil, di mana setiap individu memiliki kesempatan yang setara untuk berkembang.