Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Serangan Siber dan Esports: Kasus DDoS pada LCK, Korea Selatan
11 Maret 2024 16:40 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Abel Josafat M tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Drama Korea dan musik K-pop. Kedua hal itu adalah beberapa hal yang orang-orang kerap asosiasikan dengan Korea Selatan/Korsel . Hal tersebut tidaklah mengejutkan mengingat gencarnya upaya diplomasi publik negeri Ginseng yang dikenal dengan Hallyu Wave. Akan tetapi, selain kedua hal tadi, Korea Selatan juga dikenal dengan industri atau ekosistem esports -nya. Hal itu bisa dilihat dari bagaimana Korea Selatan merupakan salah satu negara pertama yang menaruh perhatian serius pada esports.
ADVERTISEMENT
Salah satu game dimana Korea Selatan memiliki reputasi yang megah adalah League of Legends. Berbagai prestasi telah dibangun oleh pemain serta tim dari Korea Selatan di berbagai kesempatan seperti gelaran Worlds hingga Asian Games. Ranah esports dari permainan ini telah memiliki pijakan kaki yang kuat dengan keberadaan liga esports-nya yang bernama LCK (League of Legends Champions Korea).
Namun, baru-baru ini, jalannya liga esports untuk League of Legends tersebut dihadapkan dengan sebuah masalah. Masalah tersebut berupa serangan siber yang memiliki dampak negatif terhadap jalannya liga tersebut.
Serangan DDoS pada LCK
Pada pertandingan Dplus vs DRX, 25 Februari 2024, terjadi serangan DDoS (Distributed denial of service) yang mengakibatkan gangguan pada berjalannya permainan. Gangguan tersebut membuat terjadinya banyak jeda masalah akibat gangguan koneksi internet yang terkadang bisa memutus koneksi pemain dalam game. Pada akhirnya, pertandingan tersebut selesai setelah memakan waktu lebih dari enam jam.
ADVERTISEMENT
Kesulitan yang disebabkan oleh DDoS tersebut kemudian membuat pelaksanaan pertandingan yang berlangsung tidak bisa sesuai jadwal. Tidak hanya itu, penyelenggara juga terpaksa membuat beberapa penyesuain untuk pertandingan mendatang, seperti laga T1 vs FearX. Penyesuain yang dilakukan adalah dengan tidak ditayangkan secara langsung dengan menayangkan rekaman pertandingannya.
Dari kasus yang menimpa LCK, dampak dari serangan DDoS tersebut bukanlah sesuatu yang bisa dihiraukan. Perubahan jadwal, sebagai salah satu dampaknya, dapat mengganggu penayangan pertandingan yang disajikan, baik secara daring maupun luring.
Secara luring, penyelenggara LCK memutuskan untuk mengembalikan tiket para penonton pertandingan yang ditunda. Tidak hanya itu, saat permainan dihentikan selama berjam-jam pada pertandingan antara DK vs DRX, para penonton yang hadir juga terpaksa menunggu hingga masalah ditangani bersama para pemain.
ADVERTISEMENT
Untuk yang daring, LCK terpaksa menggeser waktu penayangan hingga keadaan menjadi lebih kondusif. Hal ini bisa mengganggu tingkat penayangan penonton, baik penonton domestik Korea Selatan maupun internasional, karena mereka terpaksa menonton pada waktu di luar jadwal.
Secara keseluruhan, dampak yang dibawakan serangan DDoS itu sangat merugikan bagi pemain, penonton, hingga penyelenggara liga. Mengingat bahwa peristiwa ini telah terjadi lebih dari sekali pada spring split dari LCK, tidak mengejutkan jika perkara ini memperoleh berbagai tanggapan. Salah satu tanggapan bisa berupa kekhawatiran akan kelancaran dari berjalannya LCK di tengah serangan siber tersebut.
Apa itu Distributed Denial of Service?
Distributed denial of service atau DDoS adalah salah satu contoh dari serangan siber. DDoS sendiri dapat dipahami sebagai ancaman siber yang dilakukan dengan membanjiri traffic sebuah server dengan berbagai permintaan. Hal tersebut membuat server sulit hingga tidak bisa melayani permintaan dari pengguna lainnya.
ADVERTISEMENT
Serangan siber seperti ini dijalankan dengan beberapa sistem ketimbang satu saja. Para peretas bisa memanfaatkan bot berupa sistem atau komputer yang telah dikontrol dengan malware atau phising. Banyaknya sistem tersebut kemudian dimanfaatkan untuk menyerang server atau layanan yang dituju dengan membanjirinya dengan permintaan layanan.
DDoS sendiri bukanlah sebuah masalah yang hanya ditemui di ranah esports, tetapi juga kerap muncul dalam dimensi digital dari sektor-sektor lain, seperti e-commerce hingga koran atau media massa daring.
Gangguan yang disebabkan serangan DDoS pada ranah esports bisa berupa gangguan pada berjalannya permainan dengan membanjiri server permainannya. Serangan yang ditujukan pada server tertentu dari permainan tersebut bisa menyebabkan gangguan sinyal seperti lag dan terputusnya koneksi dari game.
ADVERTISEMENT
Perkembangan teknologi telah membawakan berbagai kemajuan dan inovasi dalam berbagai wujud, salah satunya adalah berkembangnya esports sebagai sebuah sektor yang membuka berbagai peluang baru. Sayangnya, perkembangan itu turut membuka pintu bagi ancaman siber seperti DDoS yang tadi dibahas.
Contoh kasus yang menimpa LCK di Korea Selatan patut menjadi pengingat bagi penyelenggara serta pihak-pihak bersangkutan untuk mengupayakan keamanan siber yang mumpuni. Terlebih mengingat bagaimana ekosistem esports yang baik tidak hanya didikte oleh tingkat kompetisi yang disajikan, tetapi juga oleh kelancaran dan keamanan sibernya. Memang benar bahwa serangan siber serupa sulit atau bahkan tidak bisa dideteksi, tetapi dengan persiapan serta inovasi, tantangan tersebut tentu bisa dihadapi.