Konten dari Pengguna

Menapak Harapan di Atas Ubin: Guiding Block dan Wajah Inklusivitas Surabaya

Abhitah Hayu B
Saya adalah mahasiswa ilmu politik, semester 5 yang berkuliah di Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya
21 November 2024 16:07 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Abhitah Hayu B tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber : Abhitah Hayu B
zoom-in-whitePerbesar
Sumber : Abhitah Hayu B
ADVERTISEMENT
Kota Surabaya, dikenal dengan kota metropolitan terbesar di Indonesia, yang kedepannya akan terus bertransformasi menjadi kota modern dan juga kota maju.Tetapi, kemajuan itu tidak sepenuhnya inklusif untuk semua warganya, terkhusus para penyandang disabilitas. Dalam upaya menciptakan Surabaya yang lebih ramah, aksesibilitas infrastruktur kemudian menjadi elemen kunci yang sangat perlu untuk mendapatkan perhatian. Perbincangan mengenai para penyandang masih menjadi topik yang krusial untuk dipersoalkan. Penyandang disabilitas terutama tuna netra yang ada di Surabaya seringkali memiliki akses berbeda terhadap infrastruktur publik, terutama pada jalanan di Surabaya.
ADVERTISEMENT
Peran Penting Guiding Block Dalam Infrastruktur Kota
Salah satu hal yang menjadi sorotan di sini dalam aksesibilitas ruang publik di Surabaya adalah guiding block. Beberapa jalan atau pun tempat umum yang ada di Surabaya sudah menggunakan guilding block. Guiding block sendiri adalah pola berbentuk titik ataupun berbentuk garis lurus yang digunakan untuk pemamdu jalan agar para tunanetra bisa bergerak di tempat umum secara aman. Tetapi adanya guiding block ini tidak hanya mengalami keterbatasan pada aspek fasilitas fisik. Pemasangan guiding block dan perawatan secara berkala tentu akan memberikan rasa nyaman kepada para tunanetra untuk mengakses ruang publik secara mandiri.
Jalan Tenggilis Mejoyo Sumber : Abhitah Hayu B
Tantangan yang Timbul
Meskipun terdapat peraturan yang mendukung hak-hak penyandang disabilitas seperti Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 30/PRT/M/2006 yang membahas mengenai pengunaan guiding block, sayangnya masih banyak tempat publik yang tidak ramah terhadap penyandang disabilitas. Trotoar yang sangat sempit, guiding block yang masih tidak teratur, dan tidak adanya rambu yang jelas tentu menjadi sangat membatasi mobilitas penyandang disabilitas. Hal tersebut tidak hanya berdampak pada kemampuan berpartisipasi dalam kehidupan sosial dan ekonomi, tetapi juga mempertegas prasangka dan marginalisasi yang ada. Aksesibilitas yang terbatas tersebut tentunya menciptakan kesenjangan yang telah bertentangan dengan tujuan pembangunan yang ingin dicapai yakni: masyarakat yang inklusif dan berkualitas tinggi.
ADVERTISEMENT
Solusi yang Dapat Digunakan
Oleh sebab itu, ini menjadi hal yang penting untuk pemerintah dapat mengembangkan kebijakan yang di dalamnya mendukung pembangunan infrastruktur jalan aksesibel bagi penyandang disabilitas di Surabaya. Pemerintah Surabaya harus bisa melakukan audit secara menyeluruh untuk guiding block yang sudah tersebar di surabaya. Evaluasi tersebut menyangkut ditinjau ulang lokasi pemasangan, pola pemasangan yang harus tepat, lalu guiding block yang terputus ataupun rusak harus dipastikan untuk diperbaiki. Tujuan peningkatan aksesibilitas adalah agar penyandang disabilitas dapat menggunakan haknya sebagai warga negara, berpartisipasi aktif dalam kehidupan sosial, dan meningkatkan kualitas hidupnya.