Konten dari Pengguna

'Diplomasi Kopi', Cara Hangat Seorang Pemimpin Membangun Relasi

20 Desember 2017 18:29 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:13 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Abhotneo Naibaho tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Oleh: Abhotneo Naibaho
Ilustrasi kopi (Foto: Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi kopi (Foto: Pixabay)
Untuk menjadi seorang Pemimpin, memang tidak mudah, bahkan pemimpin atas kelompok terkecil sekalipun.
ADVERTISEMENT
Mengapa? Karena memang, untuk menjadi seorang Pemimpin selain dibutuhkan kecakapan memimpin, ia juga dituntut untuk tahu bagaimana menjiwai orang yang akan dipimpinnya terlebih dahulu.
Kemistri antara pemimpin dengan orang yang dipimpin harus ada. Dengan demikian akan lebih mudah nantinya tercipta sinergitas dalam menjalankan roda kepemimpinan tersebut. Tidak hanya berlaku bagi pemimpin publik saja, tetapi juga, bagi pemimpin di segala lini, baik pemerintah maupun swasta.
Panglima TNI yang baru dilantik oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) misalnya, Marsekal Hadi Tjahjanto hanya berselang beberapa hari saja pasca dirinya dilantik di Istana Negara (8/12) yang lalu, ia melakukan sebuah langkah unik dengan cara mengajak beberapa para Pemred media arus utama guna melakukan sebuah ‘diplomasi kopi’ dari ketinggian 15.000 kaki terbang dengan pesawat jenis hercules milik TNI.
ADVERTISEMENT
Contoh di atas juga bisa digambarkan bahwa, diperlukan sebuah silaturahmi antara pemimpin dengan pihak-pihak yang akan dipimpinnya. Istilah ‘tak kenal maka tak sayang’ kerap kali menjadi problema yang tanpa sadar kita terlalu dini untuk bereaksi atas sikap seorang Pemimpin, padahal kita belum mengenalnya secara dekat dan tahu lebih banyak tentang kepribadiannya.
Di zaman penjajahan dulu, langkah perundingan kerap terjadi antara pemimpin bangsa kita dengan bangsa asing. Bahkan, hal yang sama juga, masih tetap diperlukan oleh bagsa kita, khusunya soal hubungan luar negeri bangsa kita dengan bangsa-bangsa lain.
Mengapa harus kopi? Komoditi hasil bumi yang lagi tren ini tidak hanya di Indonesia saja, tetapi juga hingga ke mancanegara, kopi menurut banyak orang menjadi media untuk menjembatani sebuah hubungan tanpa sekat ataupun jarak yang jauh. ‘Diplomasi Kopi’ bisa dikatakan sebuah pilihan yang pas, walau terkesan ringan, namun impactnya lebih nendang dan lebih terasa.
ADVERTISEMENT
Tidak ada salahnya apa yang dilakukan oleh seorang Panglima TNI yang baru, diadopsi oleh pemimpin-pemimpin lain hingga ke tingkat pemimpin di daerah. Tentu, dengan kemasan yang berbeda, tanpa harus mengadopsinya secara copy paste. Dengan demikian, untuk saling mengenal lebih jauh lewat ajang silaturahmi berupa ‘diplomasi kopi’ nantinya akan tercipta sebuah hubungan yang harmoni dan saling menguntungkan tanpa harus kehilangan esensi dan makna.