Kopi Luwak: dari Eksploitasi Manusia, Eskploitasi Hewan, Hingga Potensi Bahaya

abid raihan
Mahasiswa Jurnalistik Fikom Unpad
Konten dari Pengguna
5 Januari 2023 14:59 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari abid raihan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Poster edukasi selamatkan luwak (dokumentasi pribadi)
zoom-in-whitePerbesar
Poster edukasi selamatkan luwak (dokumentasi pribadi)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Indonesia menjadi Negara penghasil kopi terbesar nomor 4 di dunia. Menurut data dari Badan Pusat Statistik, Indonesia mengekspor biji kopi sebesar 384.510 ton dengan nilai FOB (free on board) sebesar USD 849.373.200.
ADVERTISEMENT
Indonesia memang kalah dari tiga Negara lainnya dalam penghasilan biji kopi, namun Indonesia merupakan Negara penghasil kopi termahal di dunia, kopi luwak, nomor satu di dunia. Kopi luwak merupakan kopi yang asli berasal dari Indonesia. Jenis kopi ini pun menjadi salah satu kebanggaan bangsa karena menjadi produk yang diakui dalam skala internasional.
Kopi luwak dikenal sebagai kopi termahal di dunia. Kopi ini mulai dikenal di dunia karena kenikmatannya, hingga permintaan akan kopi luwak melunjak tinggi dan membuat harganya naik. Tak sedikit juga yang merasa kopi ini menjijikan karena kopi luwak merupakan kopi yang tercipta dari hasil pencernaan luwak.
Tak banyak yang mengetahui dari mana awal kopi luwak ditemukan hingga menjadi jenis kopi yang diperjual belikan sampai di kancah internasional. Kopi yang asli berasal dari Indonesia ini pertama kali muncul di zaman kolonial Belanda.
ADVERTISEMENT
Saat itu, semua aspek ekonomi dari produksi hingga distribusi dan konsumsi dipegang oleh pemerintah kolonial. Banyak perkebunan yang dikuasai oleh pemerintah Belanda dan mengeksploitasi pribumi untuk menjadi pekerjanya. Mereka dilarang untuk mengatur tanahnya sendiri, bahkan menikmati hasil dari tanah yang mereka miliki.
Pada abad ke-19 sekitar tahun 1830-1890, kolonial Belanda menerapkan sistem tanam paksa atau kerja rodi yang disebut cultuurstelsel. Sistem ini diterapkan di kebun-kebun milik pribumi, salah satunya adalah kebun kopi. Saat itu, pemerintah menerapkan aturan yang melarang pekerja paksanya untuk mengonsumsi biji kopi yang dihasilkan kebunnya.
Para pekerja yang merupakan pribumi ini sangat ingin untuk menikmati hasil dari perkebunan tempat mereka dieksploitasi. Mereka sangat tidak bisa untuk melakukannya sampai mereka menemukan sejenis hewan musang yang gemar memakan biji kopi di perkebunan. Hewan tersebut adalah Luwak.
ADVERTISEMENT
Sistem pencernaan luwak hanya dapat mencerna daging buah kopi. Pencernaan luwak menyisakan kulit ari dan biji dari buah kopi. Biji yang tersisa dari kotoran hewan luwak ini pun dipungut oleh para pekerja dan diolah. Biji kopi itu dicuci, disangrai, ditumbuk, lalu diseduh dengan air panas. Ketika dicicipi, ternyata rasa kopi tersebut masih normal, bahkan lebih nikmat. Tercipta lah kopi luwak.
Kopi luwak dinilai sangat nikmat oleh para pekerja. Kenikmatan jenis kopi ini pun sampai ke telinga para pemerintah kolonial. Mereka pun mencoba untuk mencicipinya juga sampai mengakui kenikmatannya. Kopi ini pun menjadi kopi yang digemari para kaum borjuis Belanda saat itu. Kenikmatan dan proses pembuatannya yang unik membuat harga kopi ini sangat tinggi, bahkan sampai saat ini.
ADVERTISEMENT
Melihat kembali sejarah dari kopi ini menjadi tamparan ironi untuk saat ini. Kopi ini ditemukan saat manusia dieksploitasi oleh manusia juga. Saat itu manusia merasakan bagaimana tidak enaknya dipaksa untuk bekerja tanpa merasakan kebebasan. Kini, industri kopi luwak juga mengeksploitasi untuk mendapatkan keuntungan. Bukan manusia yang menjadi pekerjanya, tapi hewan luwak yang menjadi penghasil kopi ini.
Kopi luwak sempat kehilangan eksistensinya. Semenjak ditemukan oleh para petani di zaman Belanda, kopi luwak hilang bagai ditelan bumi. Kehadiran kopi luwak mulai terasa kembali semenjak Oprah Winfrey, seorang pembawa acara terkenal dari Amerika Serikat, kembali mengangkat nama kopi luwak.
Oprah Winfrey Show Special, show milik Oprah pernah membahas tentang kopi luwak ini dengan mengangkat keunikan dan kenikmatannya, serta juga mengangkat harganya yang fantastis saat itu, sampai menyentuh 70 USD untuk secangkir kopi luwak. Oleh karena itu, kopi luwak kembali menjadi perbincangan di seluruh dunia. Muncul juga sebuah istilah, yaitu Kopi Luwak Oprah. Banyak media yang ikut membahas tentang kopi ini, contohnya seperti CNN.
ADVERTISEMENT
Dari situ, seluruh dunia mulai mengenal kopi yang sudah ada sejak lama ini. Semua manusia penasaran dengan cita rasanya. Permintaan kopi luwak pun meningkat, pesanan datang dari seluruh dunia. Oleh karena itu, harga kopi luwak melesat lebih tinggi lagi dan menjadi kopi termahal di dunia.
Dari kembali viralnya kopi luwak juga, jumlah petani kopi luwak ikut meningkat. Hal ini mengakibatkan banyaknya eksploitasi luwak di seluruh Indonesia. Terdapat dua jenis produksi yang dilakukan oleh petani kopi luwak ini. Ada yang menerapkan kopi luwak liar dengan membiarkan luwak berkeliaran dan memakan kopi yang ada di kebun. Ada juga yang menerapkan kopi luwak kandang, di mana luwak-luwak yang memproses biji kopi disimpan di dalam kandang. Hal ini menjadi berbahaya karena luwak merupakan hewan liar.
ADVERTISEMENT
Hewan liar yang dipaksa di dalam kandang bisa menjadi stres. Hewan yang stres bisa sakit dan menularkan penyakitnya. Seperti luwak yang dibiarkan dikandang bisa saja menjadi stres dan sakit. Luwak bisa saja menularkan penyakit dari biji kopi yang mereka hasilkan akibat dari eksploitasi yang mereka alami.
Kopi Luwak harus dikurangi tingkat produksinya. Cara untuk mengurangi tingkat produksi adalah mengurangi permintaan dan konsumsi kopi luwak. Masyarakat harus paham kalau kopi luwak mengeksploitasi luwak itu sendiri. Luwak-luwak yang dieksploitasi ini bisa menjadi sumber penyakit untuk manusia karena stres yang mereka alami. Dengan kata lain, kopi luwak bisa menjadi sumber penyakit di tengah masyarakat.
Luwak yang seharusnya menjadi hewan liar yang hidup di alam bebas, dipaksa untuk hidup di kandang yang sempit untuk memproduksi kopi yang digadang-gadang menjadi kopi termahal di dunia. Dari awal ditemukannya, sampai kini menjadi kopi yang diindustrialisasi, kopi luwak tidak jauh dari eksploitasi.
ADVERTISEMENT