Konten dari Pengguna

Tahun Ini, Berkah Ramadhan Tak Menghampiri Warkop ADD

abid raihan
Mahasiswa Jurnalistik Fikom Unpad
22 Mei 2022 7:18 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari abid raihan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Berpuasa di rantauan tentunya lebih susah untuk dijalankan ketimbang menjalankan puasa di rumah bersama keluarga. Tinggal sendiri di kos terpaksa harus memikirkan makanan sahur dan buka sendiri. Berbeda dengan di rumah yang semua menu sudah disiapkan mamah.
ADVERTISEMENT
Di Jatinangor, terdapat banyak pilihan tempat makan untuk sahur. Salah satunya adalah Warkop ADD yang terletak di Jalan Sayang, Desa Cikeruh. Tempat makan ini sangat dapat dijadikan pilihan untuk sahur, apalagi ketika anda sedang kekurangan uang atau sedang berhemat.
Warkop ADD, Jalan Sayang, Desa Cikeruh, Kecamatan Jatinangor, Kabupaten Sumedang.
zoom-in-whitePerbesar
Warkop ADD, Jalan Sayang, Desa Cikeruh, Kecamatan Jatinangor, Kabupaten Sumedang.
Di ADD, terdapat banyak pilihan menu yang bisa anda pilih dan tentunya murah-murah membuat kantong anda dapat bernafas lega untuk lebih lama. ADD juga dapat dijadikan pilihan untuk sahur karena tidak akan tutup selama 24 jam. Tapi, hati-hati, jika anda terlambat datang, bisa-bisa anda terlewat sahur karena banyaknya pesanan yang datang.
Menu Warkop ADD.
Menurut Abdul, salah satu penjaga warkop ADD, di pukul setengah 4 pagi setiap harinya, ADD sudah mulai ramai mahasiswa menyantap sahur. “Alhamdulillah, kemarin masih ramai yang sahur di sini, biasanya di jam setengah 4 ramai-ramainya, tapi kalau sekarang sudah mulai sepi lagi karena banyak yang pulang (ke kota asal),” ujar Abdul.
Kang Abdul, Penjaga Warkop ADD.
Walau menurut Abdul Warkop ADD terhitung ramai yang datang untuk sahur, ternyata omzet yang didapatkan perharinya malah menurun. Ia bercerita bahwa ketika seharian orang-orang berpuasa, sepi sekali yang makan di ADD. “Ya, sahur, sih ramai, tapi pas siang dan malam sedikit yang ke sini. Yang sahur juga tidak seramai itu. Masih lebih ramai jam makan siang/malam di bulan-bulan biasa,” Abdul lanjut bercerita.
ADVERTISEMENT
Abdul mengatakan, penghasilan Warkop ADD tak sebesar bulan-bulan biasanya di bulan Ramadhan ini. Salah satu imbasnya adalah sedikitnya mahasiswa yang masih menetap di Jatinangor. Menurutnya, beberapa pelanggan setianya sudah pulang ke kampung halaman. “Sudah banyak yang pulang juga, beberapa kemarin ngomong kalo ini sahur terakhir di Jatinangor, katanya sudah disuruh keluarga untuk pulang,” lanjut Abdul bercerita.
Ramadhan biasanya menjadi berkah untuk segelintir orang. Pendapatan bertambah, datang juga THR menjadi sumber penghasilan tambahan di bulan ini. Namun, berbeda dengan Warkop ADD yang malah mengalami penurunan pendapatan. Abdul pun menceritakan kesedihannya, walau dengan canda tawa agar tetap terlihat senang.
“Sebenarnya, penghasilan lebih besar bulan-bulan biasa. Di bulan puasa ini malah terus menurun setiap harinya,” Abdul mencurahkan kesedihannya. “Tapi, tetap saja berkah Ramadhan mah Alhamdulillah masih cukup lah, tidak sampai merugi,” sambung Abdul.
ADVERTISEMENT
Lucunya, Abdul juga tetap mensyukuri satu hal. Ia bersyukur, ADD di siang hari masih menjadi pilihan untuk orang-orang yang tidak berpuasa untuk makan siang. Menurutnya, di siang hari, masih ada yang datang, entah itu non-muslim atau muslim yang sedang godin (istilah Sunda untuk orang yang batal puasa di siang hari secara diam-diam), walau memang tak seramai bulan biasa.
“Yang godin juga Alhamdulillah masih ada saja di sini. Kalau siang-siang ini kita tutupi tirai agar tidak terlihat dari luar. Tiba-tiba, ada saja yang masuk mengaku godin, tapi tetap saja nggak seramai bulan-bulan biasa,” Abdul lanjut bercerita.
Untuk waktu berbuka, jarang ada mahasiswa yang datang untuk berbuka di sana. Menurut Abdul, biasanya yang datang di menjelang waktu berbuka hanya membeli gorengan saja, lalu pulang. Namun, jumlahnya juga tidak banyak. “Kalau di waktu berbuka biasanya ada yang datang untuk bungkus gorengan, untuk takjil mungkin. Tapi, sedikit dan jarang juga,” ujar Abdul.
ADVERTISEMENT
Abdul kini hanya berharap Warkop ADD bisa bertahan di bulan Ramadhan ini, setidaknya sampai menjelang lebaran. Ia mengaku ingin mudik juga. Kini, ia berharap dirinya dan pegawai lainnya di Warkop ADD bisa mendapatkan uang yang cukup untuk pulang ke kampong halaman. “Sekarang saya hanya berharap semoga uang penghasilan ADD cukup untuk kita pulang kampung,” kata Abdul.
Mari kita doakan semoga Abdul dan kawan-kawan bisa mewujudkan impian sederhananya untuk pulang kampung bertemu keluarga. Kita doakan juga semoga berkah Ramadhan dapat menghampiri Warkop ADD.