Konten dari Pengguna

Apakah Salah Menjadi Pengamen?

Abiem Muta Ali
Seorang Mahasiswa S1 Antropologi Univeritas Brawijaya yang suka rebahan dan menikmati segelas susu coklat di malam hari.
2 November 2020 18:19 WIB
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Abiem Muta Ali tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber: https://megapolitan.kompas.com/image/2015/07/30/22252431/Meski.Pengamen.Jalanan.Dodo.Tak.Minder.Kuliah.di.UI?page=1
zoom-in-whitePerbesar
Sumber: https://megapolitan.kompas.com/image/2015/07/30/22252431/Meski.Pengamen.Jalanan.Dodo.Tak.Minder.Kuliah.di.UI?page=1
ADVERTISEMENT
Salah satu permasalahan yang banyak muncul di perkotaan adalah fenomena pengamen. Pengamaen yang semakin meningkat, dilihat dari kuantitas tersebut dapat menimbulkan suatu bentuk permasalahan baik pada pengamen maupun permasalahan di masyarakat. Hal ini terlihat dari beberapa tahun terakhir banyak orang yang berprofesi sebagai pengamen berkeliling kota untuk mencari nafkah. Seperti yang dilansir dalam berita kompas Menteri Sosial Agus Gumiwang memperkirakan sekitar 77.500 gelandangan dan pengemis tersebar di kota-kota besar di Indonesia di tahun 2019 ini.
ADVERTISEMENT
Saat ini pengamen jalanan menjadi hal yang mudah ditemukan. Kita bisa menemukannya di banyak tempat, terutama di keramaian kota. Tak sedikit Penyanyi merupakan anak jalanan yang kehilangan sanak saudara. Mereka berkeliaran di mana-mana, dari rumah ke rumah, alun-alun, bahkan hingga area stasiun kereta. Tak jarang mereka menjadi incaran Satuan Polisi Pamong Paraja yang selalu berkeliling kota untuk mencari mereka. Persimpangan jalan, pasar dan objek wisata mungkin sudah tidak asing lagi bagi sebagian besar masyarakat jika masih banyak anak mengamen di bawah umur. Apakah mereka mengamen karena mereka menginginkannya? Para pengamen ini sepertinya pasrah dengan nasib hidup mereka.
Pengamen jalanan dianggap sebagai pengganggu bagi sebagian orang. Jadi, apa yang dipermaslahkan oleh beberapa orang? Apakah mereka melakukan kejahatan? atau mungkin melakukan pelecehan seksual? Faktanya, hingga saat ini kita belum menemukan konsensus tentang apa yang dipermasalahkan. Kita terlalu sering tidak peduli saat pengamen hadir di depan hadapan. Beri dia uang untuk segera menyingkir, seolah-olah itu adalah virus yang harus disingkirkan.
Sumber: https://youtu.be/1n5WxQn5aH4
Fenomena pengamen jalanan ini harus segera diatasi oleh pejabat negara. Hingga saat ini, pengamen jalanan belum mendapatkan perlindungan yang layak. Apakah negara hanya peduli pada politik-ekonomi negara? Bagaimana dengan kondisi masyarakat saat ini, dimana kelangsungan hidup sebagian masyarakatnya berasal dari bekerja sebagai pengamen? Tentu kurangnya perhatian ini memungkinkan diskriminasi dialami oleh pengamen di tanah air.
ADVERTISEMENT
Dalam kondisi seperti ini, tindakan pemerintah yang kerap melakukan razia terhadap para pengamen tentunya akan kontraproduktif. Mereka akan terus bermunculan selama mereka belum menemukan pekerjaan yang lebih layak. Tugas negara dalam hal ini pemegang kekuasaan yaitu pemerintah daerah harus mampu menjadi fasilitator agar para pengamen lebih terampil dalam menghibur masyarakat, oleh karena itu perlu juga disiapkan tempat-tempat yang layak agar para pengamen dapat mengasah keterampilan artistik mereka, sekaligus memberikan bidang mata pencaharian mereka dengan cara yang lebih terhormat.