Konten Media Partner

Hana Nining Kurnia: Bhinneka Tunggal Ika Terpancar dari Gebyar 10.001 Merah Putih

6 Agustus 2018 21:40 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:07 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Hana Nining Kurnia: Bhinneka Tunggal Ika Terpancar dari Gebyar 10.001 Merah Putih
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
AboutCirebon.id ,- Dilahirkan dari darah pejuang kemerdekaan Republik Indonesia, menjadikan Hana Nining Kurnia sangat menghargai betul makna merah putih dan juga sejarahnya. Kegigihan serta semangatnya membuat perubahan di Kuningan dengan menciptakan "Gebyar 10.001 Merah Putih" di Taman Gedung Naskah Perundingan Linggarjati Kabupaten Kuningan.
ADVERTISEMENT
Bukan serta merta ribuan bendera tertancap di Taman Gedung Naskah sepanjang bulan Agustus tersebut, namun wanita pecinta seni ini mengaku ide awalnya berasal dari suatu perjalanan yang dia alami, dan terpikir ingin memasang bendera yang sangat banyak.
"Waktu bulan Juli 2016, saya main ke lereng Gunung Ciremai, disana ada anak-anak gunung dan pemandangan bukit gundul. Kemudian saya berpikir kayanya bukit gundul itu bagus untuk ditanami bendera yang banyak," ungkap Hana sembari membayangkannya.
Terbayang olehnya saat itu bahwa lahan gundul tersebut akan nampak indah dan berkesan ketika ditanami atau dipasang bendera yang sangat banyak. Akhirnya sepulang dari lereng Gunung Ciremai, membuatnya tak bisa tidur. Terbayang akan mimpi dan keinginannya itu.
ADVERTISEMENT
"Yang jadi pertimbangan saya, mungkin gak semua orang bisa melihat keindahan bendera yang banyak secara langsung ke lereng Gunung Ciremai, karena jaraknya yang jauh," simpul wanita kelahiran Kuningan, 18 November 1964.
Namun, kemudian terpikir untuk mewujudkan keinginannya tersebut di Gedung Naskah Perundingan Linggarjati, mengingat nilai sejarah tak terlupakan pernah terjadi di sana, dan juga dirasa pas dengan penanaman bendera di tempat yang bersejarah. Maka tercetuslah ide "Gebyar 10.001 Merah Putih".
Tidak sampai disitu, pada pertengahan Juli 2016, Hana melakukan perijinan kepada pengelola Gedung Naskah Linggarjati, membuat surat-surat bantuan sumbangan bendera dan lainnya. Karena memang saat itu Hana hanya memiliki modal bendera 1 buah yang selalu dibawanya di dalam dompet, kemanapun dia pergi.
ADVERTISEMENT
Sampai akhirnya awal bulan Agustus tiba, Hana sempat kebingungan mencari tambahan bendera. Saat itu baru terkumpul beberapa ratus bendera, masih sangat kurang. Dia pun gencar melakukan promosi di media sosialnya.
"Ada kejadian haru yang saya alami. Waktu itu ada anak kecil yang membobrok celengannya, dan memberikan uang itu ke saya untuk dibelikan bendera. Gak banyak cuma Rp50 ribu, tapi itu sangat berarti bagi saya, karena perjuangan seorang anak kecil yang rela memberikan hasil tabungannya untuk beli bendera," ucapnya.
Seorang nenek pun tak kalah semangatnya. Dia memiliki satu bendera yang sudah sedikit lusuh. Tapi dia ingin bendera miliknya ini terpasang di Gedung Naskah, menyumbangkannya untuk Gebyar 10.001 Merah Putih.
Rejeki tak terduga pun datang dari Facebook Hana. Ada relawan yang menyumbangkan bahan merah putih, dan dikirim ke alamat Hana. Dia sangat senang karena kain yang disumbangkan dalam jumlah yang sangat banyak. Hana beserta tim langsung menjahitnya dan memasang bendera tersebut.
ADVERTISEMENT
"Tahun pertama memang butuh perjuangan. Saya pernah dicibir oleh orang-orang dengan ide gila saya ini. Tapi saya tetap berjuang, bagaimanapun 10.001 merah putih ini harus terealisasi," tegasnya.
Dukungan serta relawan dari ormas atau warga sekitar menjadikannya lebih bersemangat. Hingga kini menginjak di tahun ke-3 Gebyar 10.001 Merah Putih. meski tetap ada saja rintangan dan hambatan, Hana mengaku senang dan menjalaninya dengan enjoy.
Dia berharap, pergerakannya akan diikuti oleh daerah lainnya di Indonesia. Dia ingin hari kemerdekaan ini tiap daerah bisa memerahputihkan lingkungannya masing-masing. Sebagai salah satu upaya mengenang jasa pahlawan.