Ksiti Hinggil di Keraton Kanoman Cirebon, Tempat Penobatan Raja hingga Penyebaran Agama

Konten Media Partner
20 September 2018 15:26 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ksiti Hinggil di Keraton Kanoman Cirebon, Tempat Penobatan Raja hingga Penyebaran Agama
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
AboutCirebon.id - Kesultanan Kanonam Cirebon memiliki banyak sekali peninggalan bangunan-bangunan sejarah yang kini masih terjaga, salah satunya Ksiti Hinggil.
ADVERTISEMENT
Ksiti Hingil merupakan bangunan yang berada di depan Keraton Kanoman yang dilengkapi dengan ornamen-ornamen keramik kuno bercorak Tiongkok di setiap dindingnya.
Bangunan Ksiti Hinggil letaknya lebih tinggi dibanding dengan bangunan-bangunan lainnya yang ada di Keraton Kanoman Cirebon.
Juru bicara Kesultanan Kanoman Cirebon, Ratu Raja Arimbi Nurtina mengatakan Ksiti Hinggil berarti tanah tinggi, sesuai dengan namanya.
“Komplek Ksiti Hinggil mempunyai ketinggian tanah yang berbeda dengan tanah lainnya di Keraton Kanoman,” ujarnya kepada About Cirebon, Rabu (19/9/2018).
Lanjut Ratu Arimbi, bila memasuki komplek Ksiti Hinggil pengunjung akan menempuk lima titian dan terdapat tiga buah pintu masuk kedalam komplek Ksiti Hinggil.
“Tiga pintu masuk tersebut mempunyai nama yang berbeda yaitu Pintu Syahadatein menghadap utara, pintu kiblat menghadap ke barat, dan pintu solawat pintu menghadap selatan,” bebernya.
ADVERTISEMENT
“Komplek Ksiti Hinggil juga mempunyai makna filosofi yang sangat tinggi,” imbuhnya.
Ia menjelasakan, filosofi tersebut apabila seseorang ingin mencapai derajat yang tinggi, maka kita harus membaca syahadat sebagai syarat muslim, menghadap kiblat dengan melakukan salat sebagai salah satu kewajiban seorang Muslim.
“Dan, senantiasa bersholawat atas Nabi Muhammad Rasulullah SAW sebagai junjungan dan panutan umat Islam,” jelasnya.
Didalam komplek Ksiti Hinggil, kata Ratu Arimbi, mempunyai dua bangunan yaitu Mande Manguntur dan Bangsal Sekaten, yang memiliki fungsi yang berbeda.
Mande Manguntur adalah tempat Sultan menyampaikan wejangan, berita, hukum, atau ajaran agama kepada masayarakat, serta berfungsi sebagai tempat pelinggihan Sultan ketika menghadiri berbagai macam upacara.
“Tempat Mande Mangantur juga tempat penobatan dari calon raja menjadi raja,” katanya.
ADVERTISEMENT
Kemudian, Bangsal Sekaten yang berbentuk persegi panjang sebagai tempat pementasan Gamelan Sekaten peninggalan Sunan Kalijga, biasa dilaksanakan setiap tanggal 8 sampai 12 bulan Mulud.
“Di era Kaprabonan Caruban, Ksiti Hinggil adalah tempat penobatan raja, salah satunya penobatan Walangsungsang (Pangeran Cakrabuana) menjadi Sri Mangana,” tutupnya.