Tidak Ada Müller Baru Malam Ini

Konten dari Pengguna
16 Desember 2018 0:49 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Abraham Sitompul tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Bayern juara lagi musim ini? (Foto: Lintao Zhang/Getty Images)
zoom-in-whitePerbesar
Bayern juara lagi musim ini? (Foto: Lintao Zhang/Getty Images)
ADVERTISEMENT
Entah apa yang ada di pikiran Thomas Müller malam itu. Mungkin gugup, mungkin excited, mungkin juga sedikit gentar. Ia berdiri di pinggir lapangan, bersiap untuk masuk menggantikan Miroslav Klose. Meskipun tidak bermain terlalu lama, tapi laga kontra Hamburg pada awal musim 2008/09 tersebut tercatat sebagai debut Müller di Bundesliga.
ADVERTISEMENT
Jürgen Klinsmann memberikan kesempatan pada talenta muda yang usianya ketika itu belum sampai 19 tahun. Namun, secara keseluruhan pada musim itu, Thomas Müller masih lebih banyak bermain untuk tim kedua Bayern Muenchen.
Baru pada masa kepemimpinan Louis van Gaal, anak muda asal Pähl tersebut mendapatkan jam terbang lebih banyak di Bundesliga. Dan pertandingan kontra Hannover pada tanggal 15 Desember 2018 menjadi penanda penampilannya yang ke-300 untuk Bayern di Bundesliga. Ia menjadi satu dari sedikit pemain besar yang masih setia hanya membela satu klub pada masa kini.
Müller sudah bergabung dengan Bayern pada tahun 2000 ketika usianya masih sepuluh tahun. Ia berhasil menembus tim senior dan menjadi andalan hingga saat ini.
ADVERTISEMENT
Pertanyaannya, apa yang membuat Müller bisa melakukan hal tersebut?
Pertama, keunikan talentanya. Ia bukanlah pemain dengan skill aduhai ala Lionel Messi atau Cristiano Ronaldo. Jan Pienta, sang pemandu bakat yang mengendus potensi Müller berkata, "Pada suatu pertandingan, Müller kecil mencetak tujuh atau delapan gol. Skill-nya biasa saja. Namun determinasinya luar biasa, ia berlari terus ke setiap jengkal lapangan."
Dan pengamatan Pienta tidak salah. Müller terus berkembang sebagai pemain, bukan hanya determinasinya, tapi juga kemampuannya menafsirkan ruang alias raumdeuter. Ia sepertinya selalu berada dalam waktu dan tempat yang tepat. Tak banyak pemain depan yang punya kemampuan seperti dirinya.
Kedua, ia berada pada masa yang kondusif bagi perkembangan pemain junior Bayern. Pelatih Louis van Gaal bukan pelatih yang tidak berani memainkan para pemain muda. Müller termasuk salah satunya, selain Diego Contento, Holger Badstuber, dan yang lainnya.
ADVERTISEMENT
Kebetulan pada masa-masa itu, pembelian pemain Bayern, maaf kata, kurang bagus. Pemain-pemain ala kadarnya seperti Edson Braafheid dan Alexander Baumjohann dibeli van Gaal. Mungkin niatnya memang hanya akan menjadikan mereka sebagai pemain pelapis. Namun ternyata, pemain-pemain dari tim junior Bayern jauh lebih jago daripada mereka.
Paling tidak dengan dua alasan itu, Müller dan pemain-pemain muda lain seangkatannya bisa menerobos tim senior. Sesuatu yang kini menjadi langka di Bayern.
Para pemain Bayern Muenchen merayakan gol. (Foto:  REUTERS/Fabian Bimmer)
zoom-in-whitePerbesar
Para pemain Bayern Muenchen merayakan gol. (Foto: REUTERS/Fabian Bimmer)
Pada era Pep Guardiola, sejumlah pemain muda seperti Gianluca Gaudino, Lucas Scholl, Pierre Emile Højbjerg sempat diberi kesempatan, tapi semuanya tak sanggup bertahan di tim senior Bayern. Højbjerg kini merumput bersama Southampton. Scholl hanya mampu bermain untuk Wacker Nordhausen. Dan yang paling mengenaskan adalah Gaudino, yang kabarnya sekarang tidak terikat kontrak dengan tim manapun.
ADVERTISEMENT
Dan ketiga nama tersebut hanya segelintir dari banyak talenta muda Bayern yang harus terdepak sebelum mampu bersinar di tim utama. Sinan Kurt, Niklas Dorsch, Julian Green, Felix Götze adalah sebagian contoh lainnya. Pertanyaan sederhana mencuat, mengapa pemain-pemain potensial ini gagal? Sebuah pertanyaan sederhana dengan jawaban yang tidak sederhana.
Apakah karena manajemen Bayern tidak mau ambil risiko dan cari gampang dengan membeli pemain jadi dari klub lain? Tapi jika benar begitu, untuk apa juga Bayern menggelontorkan banyak uang demi membangun dan mengembangkan fasilitas akademinya?
Apakah karena pelatih-pelatih Bayern mau main aman dengan memainkan pemain-pemain senior saja? Rasanya kok juga tidak sepenuhnya demikian. Paling tidak sampai saat ini, meskipun sudah berganti pelatih beberapa kali, Joshua Kimmich tetap menjadi andalan di sisi kanan pertahanan Bayern.
ADVERTISEMENT
Atau jangan-jangan, memang talenta pemain junior Bayern belum ada lagi yang benar-benar luar biasa? Entahlah. Namun apapun alasannya, fans masih harus bersabar menanti munculnya "Müller-Müller" baru dari akademi Bayern Muenchen. Ya, tidak ada Müller baru malam ini.