Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten dari Pengguna
Kecerdasan Spiritual dan Peralihan Kepemimpinan 2024
24 September 2024 9:55 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Abrar M Dawud Faza tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Gejolak peralihan kepemimpinan nasional di tahun 2024 menjadi berita utama berbagai media di Indonesia. Ada yang sudah memprediksi bagaimana arah perjalanan bangsa ini ke depannya, dan ada yang masih abu-abu. Peralihan kepemimpinan tentu sedikit banyak akan mengubah sistem, dan menjadi tanda tanya apakah ide dan gagasan kepemimpinan bangsa Indonesia yang baru bisa diwujudkan ?
ADVERTISEMENT
Hal ini tidak bisa semata-mata bisa berjalan maksimal, jika orang-orang yang memimpin nantinya tidak memiliki kecerdasan spiritual. mengapa demikian ? kecerdasan spiritual berasal dari yang amat terdalam dalam jati diri manusia itu sendiri, itu artinya kecerdasan spiritual merupakan sesuatu yang penting yang menjadi bagian yang tidak terpisahkan oleh perbuatan yang bakal dilakukan setiap manusia. Inilah pentingnya kecerdasan spiritual bagi setiap pemangku kepentingan yang akan memimpin bangsa Indonesia ke depannya.
Orang-orang yang memiliki kompetensi, integritas dan kualitas harus ditempatkan pada posisi yang terbaik di bangsa ini. Jadi bukan hanya sekadar kekuasaan perpolitikan. Hal ini didasari dari sebuah makna "Jika suatu urusan diserahkan kepada orang yang bukan ahlinya maka siaplah menunggu kehancuran" (al-Hadis). Begitu juga dengan makna "bertanyalah kepada ahli ilmu, jika kamu tidak mengetahuinya" (Al Quran). Dari dua ayat ini mengindikasikan dan mengajarkan manusia untuk bisa menggunakan akalnya sebaik-baiknya. Oleh karenanya kecerdasan spiritual bisa melihat suatu persoalan menjadi semakin objektif.
ADVERTISEMENT
Kecerdasan spiritual membawa manusia kepada dua hal: pertama, kecerdasan dari internal diri. Kedua, hasil keluaran dari dalam itu sendiri. Kecerdasan internal akan menjadikan manusia yang memimpin nantinya memiliki pertimbangan yang matang, baik dari aspek teologi, kemanusiaan dan kemashlahatan. Sedangkan keluaran dari dalam diri manusia akan memunculkan akhlakul karimah.
Peralihan kepemimpinan di tahun 2024 ini tidak bisa dipandang sebelah mata, haruslah ada prinsip-prinsip yang dijalankan. Terutama dalam aspek teologi, dari sana sumber tuntunan manusia menjalankan peranannya di muka bumi ini. Kecerdasan spiritual akan membawa kepada kemaslahatan dan bukan mendatangkan malapetaka. Sebuah kaidah berbunyi "daf'ul mafasid muqoddamun 'ala jalbi masholih" (menolak mafsadah diutamakan dari pada mendatangkan kemaslahatan). Hal ini dikarenakan menolah mafsadah juga merupakan sebuah inti dari kemashlahatan manusia itu sendiri.
ADVERTISEMENT
Melihat situasi yang penuh dengan gejolak permasalahan yang berbagai aspek seperti ekonomi, demokrasi, politik, sosial budaya, pendidikan dan lain sebagainya. Jika para pemimpin bangsa ini di tahun yang menentukan ini tidak bisa memaksimalkan apa yang mereka janjikan dahulu akan membawa bangsa ini menuju jurang kehancuran. Oleh karena itu diperlukan pikiran yang bersih, hati yang bersih dan perbuatan yang bersih. Inilah pentingnya kecerdasan spiritual itu.
Kita tidak ingin melihat bangsa ini hancur, dan berantakan. Negara ini harus dibangun oleh orang-orang yang memiliki keimanan, ketakwaan, dan bukan semata-mata untuk memperkaya diri. Pemimpin-pemimpin yang jauh dari prinsip illahiah akan membawa Negara ini menjadi tersungkur dan tidak mendatangkan kemashlahatan.
Maka dari itu bijaklah untuk berpikir, Al Quran sudah mengingatkan manusia untuk menggunakan akalnya (afala ta'qilun). Pemimpin bangsa ini harus memiliki kecerdasan spiritual. Bukan hanya cerdas dalam menjalankan birokrasi.
ADVERTISEMENT