Konten dari Pengguna

3 Hal yang Populer saat Era Pemburuan Penyihir di Eropa

Absal Bachtiar
Pencinta Cerita dan Asal-usul Kata
12 Agustus 2020 11:42 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Absal Bachtiar tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Periode perburuan penyihir (Witch Hunt), yang berlangsung sekitar tahun 1450 hingga 1750, mulanya diperkirakan telah merenggut korban sekitar 35.000 hingga 100.000. Tetapi dugaan terbaru menyebutkan jumlah yang lebih spesifik, yaitu sekitar 45.000 orang telah dieksekusi selama masa itu, sebagaimana dilansir BBC International.
ADVERTISEMENT
Dari semua tertuduh yang dieksekusi sebagai penyihir itu, kebanyakan di antaranya adalah perempuan. Mereka dihukum dengan beragam cara yang keji, seperti dengan dibakar hidup-hidup.
Ada beberapa hal aneh yang begitu populer pada Era Pemburuan Penyihir di Eropa, berikut ini adalah tiga di antaranya.

Buku panduan berburu penyihir

Wikimedia Commons
Malleus Maleficarum dinobatkan sebagai risalah paling terkenal dan paling berpengaruh tentang penyihir. Karya ini diterbitkan pada tahun 1487 oleh seorang biarawan Jerman yang bernama Heinrich Kramer. Ia berpendapat bahwa penyihir benar-benar ada; ia pun memberikan petunjuk praktis tentang cara mengenali dan memusnahkan penyihir.
Dalam hal penjualan, Malleus Maleficarum bahkan pernah bersaing dengan Alkitab.

Raja menulis buku tentang sihir

Wikimedia Commons
James I, seorang raja di Britania raya, pernah menulis buku yang disebut Daemonologie. Ia menguraikan bukti bahwa penyihir itu ada; memberikan rincian tentang proses hukum; dan menjabarkan hukuman apa yang harus digunakan untuk menangani sihir.
ADVERTISEMENT
Daemonologie membagi pembahasan tentang sihir menjadi tiga bagian: 1) sihir dan necromansi; 2) ilmu sihir dan guna-guna; dan 3) roh dan hantu.

Cara Menguji Penyihir

Unsplash/Racheal Lomas
Ada banyak cara untuk menguji "apakah seseorang adalah penyihir?". Salah satu yang paling umum ialah dengan mencari "tanda penyihir", yang bisa berupa apa saja, seperti tahi lalat, tanda lahir, hingga jari kaki ekstra.
Metode lainnya adalah dengan mengikat ibu jari (ke jari kaki) seseorang yang diduga penyihir, lalu menenggelamkannya ke dalam air. Jika mereka mengapung, ini berarti mereka telah ditolak oleh air dan bersalah sebagain penyihir. Namun, jika mereka tenggelam, mereka tidak bersalah. Sebuah cara yang amat konyol tentunya.
Setelah puluhan ribu manusia dibunuh, dalam rentang waktu sekitar tiga abad, wanita terakhir yang menerima hukuman sebagai penyihir di Eropa ialah Anna Göldi. Ia dipenggal di Glarus, Swiss pada tahun 1782, dan seperti banyak tertuduh lainnya, ia mengalami beragam penyiksaan saat proses interogasi.
ADVERTISEMENT